CHAPTER 11 : CUPCAKE STRAWBERRY

9.1K 777 510
                                    

***

"Kak Andrian, kenapa ekspresi lo kayak gitu?" tanya Kennan.

Andrian yang biasanya penuh senyuman dan ramah terlihat gelap. Ia menatap sebatang nikotin yang ditawari oleh adiknya.

Andrian mengambil dan menghisabnya nikmat, "Lo tahu gue ngeliat Aksa. Dia di sini dan dia nemuin Princess. Gue denger ucapan mereka yang ambigu, sekarang gue marah tapi kalau gue terlalu emosi yang ada semua kacau."

Andrian mengertakkan giginya saat mendengar suara-suara alter egonya yang marah.

"Arion menyebalkan, cowok itu udah cukup bikin semuanya kacau. Sifatnya yang membabi buta kadang nyebelin, belum lagi omelan-omelannya." keluh Andrian.

Kennan meragukan keluhan kakaknya karena ia sendiri paling tahu. Kak Andrian pun gak sebaik itu.

Setiap orang punya sisi gelapnya sendiri begitupun sebaliknya.

Andrian Bima Prasaja, jika kalian menganggap kebaikan Andrian cuma sekedar pemanis dalam cerita ini kalian salah.

Andrian memang sebaik itu. Sering melakukan perbuatan baik yang kadang cukup buat geleng-geleng kepala. Minus sifat licik dan alter ego Andrian yang mengerikan. "Gue kira, kak Andrian suka sama hal-hal gila yang Arion sering lakuin."

Andrian mengusap wajahnya mengingat sesuatu, senyuman miring tercetak jelas disudut bibirnya. "Sedikit menyenangkan memang tapi sesuatu hal emang gak boleh terlalu berlebihan,"

Tapi sayangnya, ia ataupun Arion mungkin selalu berlebihan jika menyangkut Princess. "Gue gak pernah denger tentang Aksa sejak rumor Alda meninggal. Rumor yang cuma terdengar simpang siur karena ditekan sama kakeknya Alda tapi untuk keluarga kita dan beberapa keluarga kelas atas bisa mengetahui hal itu. Kematian kedua pewaris Atmaja akan membuat saham Aldari group terguncang."

Andrian tidak menanggapi, ia memilih menatap foto tidur Alda yang terlihat manis. Andrian tersenyum. "Lucunya mirip kucing."

"Kalau bukan karena perusahaan itu diambang kehancuran, lo kira gue bisa nikah sama Princess. Gak akan bisa, gue orangnya gak suka terlalu memaksa." Mendengar ucapan itu Darrel tertawa mengejek.

"Iya lo emang gak suka maksa tapi semua perilaku dan rencana lo buat seorang Adinda Kayana Aldari nurutin kehendak lo. Dasar cowok licik!" 

"Kayak lo gak licik aja, sesama cowok licik gak usah ngatain." balas Andrian.

"Okey lanjut ke topik Alda, jadi apa yang akan lo lakuin sama Alda?" pertanyaan itu berhasil membuat Andrian jadi pusat perhatian.

"Tergantung jawaban dan sikap gadis itu. Ya nanti gue ceritain kalau berhasil nanyain Princess. Sekarang tuan putri masih pingsan gimana bisa gue interogasi dia. Cari tahu soal Aksa, kenapa cowok gila itu bisa ada di sini?" Andrian berdiri dan pergi.

Suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja. Ia membuang nikotin itu dan menginjaknya.

***

Andrian memandangi Alda yang tertidur nyenyak. Hari ini minggu pagi, Andrian sengaja tidak pergi kemanapun karena ia ingin menanyai Alda. Apapun alasannya Andrian akan berusaha menerimanya walaupun Sebenarnya itu sangat sulit.

Ego Andrian sendiri melarangnya.

Getaran ponsel berhasil mengalihkan pikiran Andrian.

Dangerous My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang