6. Alysa's secret

6.8K 1.2K 912
                                    


"Entah keberuntungan apa yang didapatkannya secara berturut-turut, tusukkannya tidak melukai pembuluh darah utama jadi masih bisa diselamatkan dan kabar baik lainnya tidak melukai pita suara."

Suara ini lagi...

"Tetapi sampai beberapa hari ke depan, normal kalau dia tidak bisa bicara karena syok."

"Nona bisu?"

"Tidak, bukan bisu. Semacam trauma pasca cidera. Lukanya mendapat 6 jahitan dan kategori cukup parah, jika lebih dalam lagi mungkin dia.. mati."

"Aku hidup? Lagi? Keparat!"  Lisa menghela nafas sudah jengah, menggerakkan ujung jarinya yang langsung membuat Harin memekik setelah kepergian Dr. Jaehyun. Seperti dugaannya tadi, ia masih hidup dan sekarang semakin menyebalkan karena tidak bisa bersuara.

"Apa sebaiknya dokter itu kubunuh agar tidak bisa menyelamatkanku lagi?"

Lehernya panas, perih, dan nyeri. Lisa membuka kedua matanya, pandangan buramnya perlahan fokus setelah mengerjap lambat beberapa kali. Lisa tidak bisa merasakan lehernya akibat efek biusnya masih ada, tetapi ia cukup menderita akibat panas ditenggorokkannya.

"Nona haus?" Tawar Harin menuangkan segelas air, "Dokternya bilang nona harus berpuasa sampai 3 hari ke depan, tidak boleh menelan makanan tapi masih boleh menelan air."

"Dimana aku? Tempat macam apa ini?" Lisa tak bisa mengatakannya, maniknya bergulir ke sana-kemari berusaha mengenali ruangan serba putih yang asing ini. Tanpa jendela, ventilasi pun sangat kecil dan tertutup bahkan pintunya juga berwarna putih tetapi cukup banyak peralatan medis disini.

Rumah sakit?

"Nona diruang isolasi," Jelas Harin menangkap maksud pandangan Lisa. "Nona Alysa mengosongkan gudang dan merenovasinya mencari kamar rawat nona sampai sembuh total."

"Sialan!" Maki Lisa dalam hati, ingin beranjak bangun tetapi sesuatu menghalanginya agar tak bisa bangkit dari posisi berbaring diranjang.  Rupanya Lisa diikat, kedua lengannya juga ditahan agar tetap menempel pada ranjang sebagai antisipasi takut kalau Lisa nekat macam-macam lagi.

Harin memandang sedih, membungkuk penuh sesal akan keputusan dari Alysa yang mau tak mau Harin setujui karena apabila ditinjau ke pemikiran yang lebih luas, Alysa benar—potensi Lisa untuk melukai diri semakin menyempit jika ruang geraknya dibatasi.

"Maafkan saya, saya ingin nona berhenti melakukan hal bodoh yang malah semakin menambah derita nona." Harin melirih. "Suara nona akan kembali, jangan khawatir.."

"Dasar gadis naif!"

Tidak tahan tetap berada disana, Harin memutuskan berpamitan. Membungkuk dua kali pada Lisa, "S-saya.. saya permisi!" Pekiknya serak menahan isakkan lalu berlari meninggalkan ruangan.

"Masa?" Lisa bergidik dalam hati, seingatnya orang-orang tidak sebegini peduli padanya. Apakah skenario matinya berubah? Entah. "Sampai sekarang aku saja tak tahu niat anak haram itu, tapi.. kenapa dia menekan usaha bunuh diriku? Karena aku hanya boleh mati atas keinginannya?"

"Sial!" Umpatnya.

Tak ada harapan, semakin banyak berpikir hanya rasa sakit yang Lisa rasakan. Kaki, tangan, punggung, sekarang tenggorokkan juga. Apa malaikat maut tidak mau diajak bekerjasama? atau para iblis dineraka tidak mau mengambil Lisa sebagai pengikutnya? Kenapa mereka seolah menolak Lisa yang ingin mati dengan susah payah? Apa sebegitu menjijikkannya Lisa sampai tidak diterima dimana-mana?

Dilihat darimanapun Lisa tak memiliki kelebihan selain bermalas-malasan, tetapi agaknya jauh lebih baik daripada gadis yang hobi menarik perhatian orang lain supaya menaruh belas kasihan padanya. Selain merebahkan diri dikasur, menyusun rencana untuk menyingkitkan saudara tirinya sambil mengunyah camilan, tak ada lagi yang bisa Lisa lakukan.

the lady wants to die Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang