8. Lady's PLAN

6.7K 1.2K 711
                                    


Kesehatan Lisa berangsur memulih hari demi hari, suaranya mulai kembali keluar walau masih sangat kecil dan berbisik. Harin menjaganya setiap hari, tidur diruangan yang sama dengannya walau disofa panjang. Tidak mungkin juga tidur seranjang, huh!

Penglihatannya yang memburam juga mulai membaik walau sekarang matanya jadi sering berair karena penggunaan obat mata. Jungkook juga tidak memunculkan diri, Lisa merasa lega dan bersyukur. Yah, tidak tahu saja kalau pria itu kadang-kadang mengintipnya dari jendela untuk sekedar memastikan.

Lisa kurang tahu pastinya berapa banyak hari yang sudah ia lalui dengan penjagaan ketat, ada pelayan lain bertugas membawakan makanan, pakaian ganti bersih, dan menyiapkan segala keperluan Lisa tiap harinya. Jadi, pekerjaan Harin diringankan.

Lisa juga merasa aman karena Alysa jadi tidak bisa ke sini, Alysa sudah tidak memiliki celah untuk melakukan hal tidak senonoh dan Lisa jadi membelokkan niatnya untuk mati. Selama berbaring dan tak melakukan apa-apa, Lisa memutar otak rebahannya, memikirkan rencana apa saja untuk membalas Alysa tapi jangan sampai gadis itu mati. Bisa-bisa kepalanya dipertaruhkan apabila Alysa mati, Alysa tidak mati saja kepalanya sudah pernah terpisah dari tubuh.

"Harin.."

Harin memiringkan kepala, sedang duduk disofa dan melipat baju yang diletakkan bertumpuk diatas meja. Mendengar panggilan dari Lisa, Harin menumpuk lipatan pakaian baru menyahut. "Ya, nona? Saya datang!"

Lisa mengulum senyum, melirik gelas diatas nakas dan sepeka itu Harin langsung menuangkan air, mengganjal kepala Lisa dengan bantal dan meminumkannya sedikit demi sedikit sedangkan Lisa meneguknya banyak sekaligus.

"Pelan-pelan.."

"Nanti nona tersedak!"

"Tidak akan!" Jawab Lisa dalam hati dan menyengir pada Harin setelah cukup puas menegak air dan tenggorokkannya kembali basah.

Harin menaruh gelas. "Saya ambil pakaian yang sudah kering dulu, nona bisa ditinggal? Saya kasihan pada Pelayan Yuri, dia demam." Kekeh Harin diakhir ucapannya.

Lisa mengangguk sambil tersenyum, "Pergilah dan hati-hati!" Pesannya dalam hati juga dan mustahil didengar oleh Harin.

Suaranya yang hilang membuat Lisa mulai terbiasa menahan kata-katanya didalam hati, jika komentar buruk pun ia maki dengan membatin, tidak seperti ia yang dulunya meledak-ledak dan mengutarakan ketidaksukaannya secara blak-blakkan tanpa memikirkan apakah yang mendengar akan sakit hati atau tidak.

"Anak haram itu.. aku masih membencinya, semakin jijik malah. Bisa-bisanya dia berpikir kotor tentangku. Kenapa tidak ke yang lain saja? Ada banyak gadis dan wanita didunia ini, bahkan tetangga sebelah juga cantik. Kenapa aku!?"

"Ouh.. dan kalau dia penyuka sesama jenis, kenapa menikah dengan laki-laki? Dengan pimpinan mafia pula. Yang benar saja!"

Lisa meremas jarinya sendiri, membawanya mengetuk-ngetuk dahi. "Ini baru rancangan, tapi kurasa bagus untuk diterapkan. Daripada mati.. aku lari saja, lagian tidak ada yang peduli. Aku tinggal bawa Harin, selesai!"

"HIDUP BEBAS AKU DATANG~"

Lisa menyeringai, menatap bingkai foto berisi lukisan pantai. Otak culasnya mulai bekerja, sebelum lari ia harus membalas penghinaan Alysa terhadap tangan sucinya. Lisa memikirkan matang dalam sekejap, memaparkan rencana yang dibagi dalam 3 Plan dikepala. Kira-kira begini ;

PLAN A : Balas dendam pada Alysa lalu bawa kabur Harin saat malam hari.

PLAN B :  Mati.

PLAN C : Jika rencana Plan A gagal, lakukan rencana Plan B.


"Hehehe.." Lisa terkekeh dalam hati, tanpa sadar sudah meremas selimutnya sendiri dengan ekspresi menyeringai bak tokoh utama dalam film Joker. "Tamat kau Alysa, kubuat kau jadi lurus nanti.."

the lady wants to die Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang