18. Drugs

5.8K 1K 358
                                    


Selamat datang di chapter terbaru tlwtd,
jangan lupa streaming, ya! ^^




























"Nona!"

"Bangun!"

"Nona bodoh!"

"Nona kolot!"

"Nona!" Pekik pelayan muda itu berkali-kali, mengguncang paksa tubuh sang majikan yang masih terbaring setengah sadar tanpa rasa kasihan, malahan semakin menggila dalam mengguncang.

Lalu merasa tidak bisa lebih sabar lagi, ia mengambil teko kaca berisi air yang masih penuh dan menyiramkannya pada wajah cantik seorang gadis yang disebut sebagai nonanya, majikannya. Air yang basah belum mengusik tidur gadis itu, pelayan setianya mengguncang lebih kuat, mengguncangnya habis-habisan sampai memaksa gadis itu duduk dengan kondisi setengah tidur-setengah linglung dan memegangi kepalanya yang berdenyut.

"Apa.. apa yang terjadi?" Gadis berponi itu merespon seadanya, meremat sisi rambutnya dan sebagian kepalanya terasa sangat berat setelah semalam. "Ugh! K-kepala.."

"Saya, kan sudah bilang!" Pelayan muda itu menaikkan suaranya, matanya melotot seperti nyaris keluar. "Saya sudah bilang jangan mencoba drugs!"

"Drugs?" Gadis itu mengerjap linglung, tatapannya separuh kosong kala menyusuri setiap sisi kamarnya dan berbeda dengan kamar yang ia ketahui. "Harin, apa yang kulakukan?"

Pelayan muda bernama Harin itu menangis, memegang bahu Lisa. "Saya sudah bilang, kenapa nona masih nekat memakai obat itu!? Nona Lisa bisa saja mati, bisa kecanduan, dan nona tidak bangun selama dua hari karena efek drugsnya!"

Lisa sekali lagi mengerjap, menyingkap selimutnya dan menemukan kedua kakinya baik-baik saja. Ia beralih pada sebuah cermin diatas meja sebelah kasurnya, segera diambil dan diperiksa mengenai bekas jahitan di lehernya, tetapi tidak ada kemudian terakhir kedua tangannya yang baik-baik saja, tidak terkelupas berdarah-darah.

"A-alysa?" Lisa terbata, ia teringat pada adik tirinya. "Tanggal berapa sekarang, dan.. sebenarnya aku kenapa?"

"Harusnya saya yang tanya!" Harin mengamuk, memukuli bantal di dekatnya sambil meraung lalu meredam suaranya dan menjelaskan sesaat setelah sudah lebih tenang. "Dua hari lalu, seperti yang nona minta. Saya menyiapkan peti kemas pelabuhan untuk memasukkan nona Alysa ke dalam lalu membuangnya ke Jeju, tetapi setelah nona Alysa berhasil di tipu dan masuk ke peti kemas--ketika saya pulang untuk memberitahukan rencana nona berhasil--saya menemukan nona sudah mengonsumsi drugs! narkoba! obat terlarang!"

"Nona membelinya dari situs online minggu lalu, saya kira nona bercanda saat mengatakan ingin mencoba efek halusinasi dari drugs tersebut! Tapi-saya-tidak-menyangka-nona-benaran-mencoba!" Dada Harin kembang kempis menjelaskan, langsung mengguncang kedua bahu Lisa kencang seolah dendam pada gadis itu.

"Bagaimana, hah? sudah puas halusinasi selama 2 hari 2 malam, hah!?" Tukas Harin galak sampai Lisa bergidik. "Saya khawatir! Kami semua khawatir!"

"Alysa.. alysa pulang bersama seorang pria, kan?" Lisa balik bertanya masih linglung.

"Mana ada! nona Alysa sekarang di jeju, dan sekarang sudah berada di rumah panti sesuai rencana nona!" Harin meraih segelas susu, memaksa Lisa meneguknya supaya cepat normal.

Lisa diam, masih mencoba mencerna situasi di sekitar setelah banyaknya rentetan kejadian yang ia alami bahkan mencoba bunuh diri yang terasa begitu nyata,  terhubung dengan masa lalu dan masa kini, Lisa bertobat menjadi orang baik, bertemu pria tampan kembar, berusaha menyelamatkan Harin dan akhirnya mati, dan fakta kalau Alysa merupakan gadis baik-baik juga sirna, karena dalam kesadaran penuh sekarang--jelas-jelas Lisa ingat kalau Alysa menjulurkan lidah ke arahnya setelah meludahi makam sang ibu. Lisa berhalusinasi akibat mengonsumsi drugs.

the lady wants to die Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang