the lady wants to die

14. Dark life, is there still light left?

Seseorang pernah ada mengatakan tentang sebuah qoute yang berbunyi; tidak semua yang terlihat baik benar-benar lugu, ada yang bisa menipu, membuat orang lain jadi merasa keliru.

Sama halnya seperti quote tersebut, Alysa tidak mengerti mengenai apa yang sedang dilakukan oleh ayahnya. Alysa merasa tidak tahu, ia terlalu kecil untuk mengerti bahwa sentuhan-sentuhan sampai kelamin pria yang dimasukan dalam kelaminnya merupakan sebuah bentuk pelecehan seksual.

Alysa tidak paham, ayahnya selalu bilang bahwa itu agar Alysa tidak sakit-sakitan seperti Lisa. Supaya Alysa tidak terkena penyakit kronis seperti Lisa, yang jelas-jelas Tuan Ahn berbohong tentang itu, tetapi Alysa tidak tahu. Alysa dilarang mendekati Lisa, Alysa kerap kali melihat gadis yang lebih tinggi darinya itu bermain sendirian, Alysa juga ingin main, tetapi ayah melarang dan mengatakan penyakit Lisa menular.

Sejak kematian ibu kandungnya yang tidak Alysa mengerti kenapa wanita yang sayang sekali padanya tiba-tiba mati dikamar bersama ayah, Alysa sempat mendengar ibunya seperti mendesah dalam kesakitan. Alysa memutuskan lari karena takut dituduh mengintip, tapi esoknya ibunya dinyatakan mati dan ayahnya mengajak pulang ke rumah.

"Sayang.." Tuan Ahn berkata waktu itu, waktu pertama kali menunjukkan putrinya bersama wanita lain pada Louisa yang masih berstatus istri sahnya walau sudah lama tidak tinggal bersama.

Louisa tertegun, vas yang dipegangnya saat menyusun bunga segera pecah dan jatuh ke lantai. "J-jiyong?" Tangan wanita itu gemetaran, Alysa takut dan sembunyi dibalik ayahnya.

"Anak jalang mana lagi ini, hah?" Louisa tidak membentak, tetapi nada bicaranya jelas membuat Alysa semakin ketakutan dibelakang ayahnya.

"Dia ketakutan, pelankan suaramu, Loui.." Tuan Ahn berbicara lembut, tetapi wanita yang masih terlihat muda dan cantik itu meludah jijik ke lantai.

"Aku tidak peduli!" Louisa meninggkan suara, "Pergilah sebelum Lisa kembali dari sekolah, jangan coba buat masalah. Akan kutandatangangi dokumen perceraiannya."

"Loui.." Tuan Ahn melunak, meraih tangan Louisa tetapi wanita itu mendorong Tuan Ahn kuat.

Tuan Ahn yang tak siap terhuyung, menubruk Alysa yang ikut jatuh dan bibirnya mencium sudut meja. Berdarah, bengkak, Alysa menahannya dengan ditutupi kedua tangan. Tuan Ahn sudah bangkit, membawa Louisa berbincang dikamar dan tak ada yang tau kalau Alysa terluka.

Karena luka itu bibir Alysa membengkak, liurnya terproduksi lebih banyak seperti bayi yang terus-terusan mengeluarkan air liur. Alysa menahannya dengan menelannya, berharap dengan tidur dan bangun diesok pagi ia akan sembuh, tapi rupanya sampai hari ketiga keluar banyak sampai kemudian berita Louisa meninggal sampai ke telinga Alysa.

Alysa diajak ayah ke pemakaman, ia tak tahan dan meludah. Alysa tidak tahu jika ketidaksengajaanya disalah artikan oleh Lisa yang terus menatapnya tajam dan lekat daa diam sampai bulu kuduk Alysa merinding.

Kebejatan Tuan Ahn tak berhenti disitu, Tuan Ahn sengaja tidak memasukkan Alysa ke sekolah, supaya gadis kecil itu tidak curiga, supaya gadis itu tidak mendapat pengetahuan kalau selama ini yang dilakukan oleh Tuan Ahn merupakan sebuah kejahatan, sebuah pelecehan terhadap anak dibawah umur. Tetapi karena desakan Alysa, seorang guru les privat dihadiahkan padanya,  dua minggu setelah Louisa dimakamkan.

Guru tersebut kesulitan berinteraksi dengan Alysa, melihat raut ragu-ragu gadis itu, akhirnya Alysa penasaran dan menceritakan segalanya tentang yang selalu dilakukan  oleh Tuan Ahn tiap malam. Si guru wanita terkejut, Alysa mengerutkan kening bingung lalu si guru menjelaskan kalau yang dilakukan Tuan Ahn merupakan hal buruk.

Alysa terdiam, Alysa jadi sering melamun dan mulai memandangi Lisa dengan tatapan curiga seolah mengira kalau gadis yang 2 tahun lebih tua darinya tahu tentang kebejatan yang dilakukan oleh ayahnya sendiri. Alysa mulai memupuk rasa benci, Alysa yang hanya bocah tak kuasa melawan Tuan Ahn yang tidak berubah dan terus melakukan pelecehan.