31. Akting.

7.4K 650 17
                                    

Vote dan Komen
Terimakasih ❤

Sudah sekitar kurang lebih dua jam Serla menunggu di depan ruang inap. Ia menantikan kedatangan gadis yang bernama Vanesha itu keluar dari dalam ruangan. Tapi belum ada juga sama sekali tanda-tanda akan kedatangan gadis itu. Bukan hanya berdiri saja yang pegal, duduk pun tidak jauh beda sama-sama pegal. Serla sudah bosan menunggu di luar, sebaiknya ia masuk dan membereskan barang majikannya itu. Ia juga sedikit penasaran akan apa yang terjadi di dalam sana. Mengobrol selama itu? Apakah mulutnya tidak lelah berbicara.

Pagi tadi, Dokter datang untuk memeriksa kondisi Baron. Dan yah, Dokter mengatakan bahwa pria itu sudah di izinkan untuk pulang. Entah karena apa, Baron bisa menabrak trotoar jalan. Syukur, pria itu tidak terluka parah. Namun mobil mahalnya rusak cukup parah. Sekarang mobil seharga 1M itu sedang di perbaiki di bengkel.

"Permisi," ucap Serla ketika memasuki ruangan.

Baron dan juga Vanesha langsung menatapnya. Serla dengan kikuk berjalan mendekat kepada barang-barang Baron yang terletak di sofa. Gadis itu tidak memperdulikan tatapan dari dua orang di belakangnya, tetapi telinganya ia pasang agar dapat mendengar percakapan dari kedua sejoli yang berada di sana.

"Pak Arsen pacar lo yah?" Vanesha membuka suara. Vanesha tentu mengenal Arsen. Arsen adalah seorang Dosen di Fakultasnya. Vanesha sedikit terkejut saat mengetahui bahwa Dosennya itu dekat dengan seorang perempuan yang ternyata pekerja di rumah Baron. Dengan tampang dan kepribadian Arsen yang datar dan dingin ternyata menyembunyikan sesuatu yang istimewa untuk di publikasikan.

Serla tak mengindahkan pertanyaan dari Vanesha, ia tetap melanjutkan pekerjaannya.
"Menurut gue yah, lo emang cocok sama pak Arsen. Udah lo langsung nikah aja sama pak Arsen. Pak Arsen udah cukup umur buat nikah, lo juga kan? Gimana kalau kita sama nikahnya? Lo nikah sama pak Arsen, gue sama Baron. Apa iya Lo gak mampu bayarin uang jalan bokap nyokap Lo?" Vanesha berucap sangat meremehkan. Serla mengepalkan tangannya, ingin sekali merobek mulut Vanesha. Hal yang paling ia benci adalah saat seseorang membawa atau mengatas namakan orang tuanya. 

"Diam!" bentak Baron membuat kedua gadis yang ada di sana terkejut. Entah kenapa pagi ini Baron terus marah dan ngamuk gak jelas.

Vanesha tak terpengaruh sama sekali, gadis itu malah tersenyum. Serla kembali melanjutkan pekerjaannya. Baron melepas paksa infus yang ada di tangannya. "Jangan pernah menjodohkan Serla kepada siapa pun. Serla bukan pacar pria itu, dia punya saya." Ujar Baron membuat Serla diam-diam terbahak. Sejak kapan pria itu mengklaim dirinya milik pria itu? Dasar gila. Tapi ia tidak mau memperpanjang drama untuk hari ini. Ia sangat lelah, energinya sudah terkuras mulai dari kemarin.

                           🍁🍁🍁

Kini Serla sudah berada di pekarangan luas massion Baron. Gadis itu memapah tubuh Baron yang lebih besar darinya. Gadis itu dengan sedikit kesusahan memapah Baron menaiki anak tangga yang ada di depan pintu masuk utama. Serla sedikit bingung, kenapa di basement ada sebuah mobil mewah.

Baron sedari tadi tidak buka suara, pria itu terlihat dingin semenjak kejadian pagi. Sepertinya mantannya itu cemburu karena kedekatan dirinya kepada Arsen. Dan soal pertanyaan dan saran dari Vanesha membuat pria itu marah dan geram. Serla sekarang hanya pura-pura lugu dan tidak mengenal Baron.

"Papa! Mama!" suara teriakan dari Axelle pertama kali menyambut saat mereka memasuki massion itu.

Dari belakang Axelle seorang wanita paruh baya datang menemui mereka. Serla terkejut dalam diam. Serla bisa melihat jika wanita paruh baya itu tampak terkejut dengan kehadiran Serla di ruangan ini. Tidak berbeda dengan Baron, Duda beranak satu itu terkejut melihat keberadaan Dewi di ruangan ini secara tiba-tiba dan tanpa kabar. Pria itu melirik sebentar ke arah Serla.

My Sweet Duda [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang