11. Jalan-jalan.

17.5K 1.3K 5
                                    

Vote and Comment.

Sekarang kedua gadis itu berada di sebuah cafe yang baru saja di buka. Otomatis para pengunjung cafe banyak karena di beri diskon yang sesuai dengan isi dompet mereka. Rata-rata para mahasiswa pengunjung cafe saat ini, di karenakan banyak dari antara mereka yang membawa laptop dan mestinya sedang menumpang wifi.  Dian menggandeng tangan Serla menghampiri dua gadis yang asik mengobrol dan tidak menyadari kedatangan mereka.

Dian langsung duduk di samping satu gadis cantik yang memunggunginya. Karena kehadiran Dian kedua perempuan itu tersentak. Serla menggaruk pipinya yang tiba-tiba gatal, ia malu karena temannya Dian langsung saja duduk tanpa minta izin atau sebagainya. Tapi Dian terlihat tidak mau tau.

"Anjir kaget gue woii!" ucap salah satu gadis yang duduk di sana.

"Serla? Lo," keduanya kembali kaget saat melihat seorang gadis yang berdiri di belakang Dian.

Serla mengerjap bingung. Kenapa mereka tahu namanya.  "Ayo duduk Ser," Dian menyedot minuman yang tersaji di atas meja.

"Gila lo yah, pake nyelonong minuman gue segala, pesan sana," ucap satu gadis dengan memberi pelototan kepada Dian.

"Dasar pelit," ucap Dian dengan memberi tatapan sinis.

Serla akhirnya duduk di samping satu perempuan yang terlihat lebih tinggi dari mereka. "Tenang Ser. Dian udah cerita kok masalah lo, kita paham," ucap perempuan yang duduk di sampingnya.

Serla mengangguk kaku. "Maaf, saya lupa sama kalian," ucap Serla merasa bersalah.

"Aneh banget deh lo, pake bahasa gitu. Gak usah pake bahasa formal Ser," ujar perempuan yang duduk di sebelah Dian, dan di angguki oleh yang lain.

Serla terkekeh, memang tidak terbiasa menggunakan kata 'lo gue'."Susah kalau ngesesuainnya," balas Serla.

"Jadi kita ini sahabat lo Ser, gue Cika dan anak ini namanya-..." ucapan Cika terpotong karena suara cempreng dari Firly.

"Gue Firly. Cewek yang super duper cuantik," ucap Firly dengan senyuman lebarnya. Dian yang berhadapan langsung dengan Firly langsung menoyor kepala gadis itu.

"Jijik gue," ucap Dian. Serla tertawa anggun saat melihat kelakuan sahabatnya?

"Daebak! Iri gue lihat lo Ser, serius. Lo kok ketawa cantik banget, lha gue malah aneh gitu," ucap Cika lebay.

"Iyalah aneh, orangnya aja rada sinting gitu," timpal Firly.

"Firly gue cekek lo yah!" seru Cika tidak terima dengan ucapan Firly.

"Wlee."

"Lebay lo." timpal Dian dengan malas.

"Kalian bisa aja," balas Serla malu-malu.

                              🍁🍁🍁

Seorang gadis, dengan tampang berlagak seorang pencuri berjalan memasuki pekarangan luas itu. Serla menyalakan senter handphonenya. Dalam benaknya ia bertanya-tanya kenapa lampunya tidak di nyalakan. Ia teringat adegan film horor yang pernah ia tonton. Membuat suasana sekitarnya mencengkam. Serla memeluk rapat kedua lengannya, di sini suasananya cukup dingin pas.

Serla berteriak histeris saat seekor kucing dengan bulu hitam dan mata kuning meloncat ke arahnya. Gadis itu terkejut dan langsung berlari secepat mungkin meninggalkan tempat itu dan juga masih dengan teriakan. Gadis itu berhenti saat ada seseorang yang menarik ujung jaketnya.

Masih dalam pose mengatur nafas, Serla membuka kelopak matanya dan ia sedikit mendongkak untuk melihat siapa yang menahannya.
Serla mundur dua langkah saat mengetahui siapa orang yang menahannya.

My Sweet Duda [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang