37. Skandal.

7.3K 607 10
                                    

Vote dan Komen
Terimakasih

Sudah tiga bulan Serla bekerja di kediaman Baron, nyatanya ia sudah menerima gaji yang ke tiga kalinya. Berdasarkan hutang yang akan ia bayar kepada Baron sudah di potong melalui gajinya. Kini hutangnya tinggal 14 juta. Gaji satu bulan cukup besar, jadi bagi kalian yang sedang menganggur ayo daftarkan diri bekerja jadi ART di kediaman Levanca.

"Huaa!!! Mama di mana?!" teriak Axelle menggema di dalam massion mewah itu.

Serla meringis mendengar teriakan dari Axelle, segera ia menghampiri Axelle, supaya acara keluarga yang sedang berlangsung di sana berlangsung dengan hikmad. Bocah itu  berada di anak tangga terakhir di lantai satu. Serla terpaksa melewati tamu yang sedang duduk santai di ruang tamu yang berdekatan dengan tangga di mana Axelle duduk.

Baron menyeringai melihat kebingungan dari keluarga Reon. Baron sengaja membuat pertemuan antara keluarganya dengan keluarga Vanesha di rumahnya, yang jelas ada Serla di sini. Dengan tujuan untuk membatalkan perjodohan yang di lakukan oleh kedua pria paruh baya yang tidak lain Crist dan Refan.

"Ekhem!" Baron berdehem sejenak, guna mengambil alih perhatian semua orang yang ada di sana termaksud Refan.

Refan menatap Baron dengan bingung dengan kerutan keningnya yang terekspos cukup jelas. Baron sudah bisa menebak apa yang ada di pikiran Refan. "Siapa perempuan itu?" tanya Refan penuh penekanan.

"Dialah yang akan saya nikahi. Calon istri saya," jawab Baron tanpa beban.

Crist mendesah pelan. Ia sudah bisa menerka apa yang akan di katakan putranya itu. Kemarin dirinya sempat berdebat dengan Baron perihal masalah tempat pertemuan kedua pihak keluarga. Putranya itu mengatakan sebaiknya pertemuan di adakan di rumah. Namun di sisi lain putranya itu malah mengambil keuntungan.  "Maafkan keluarga kami Refan, terutama untuk putraku." Crist merasa sangat bersalah dengan ini. Di suatu keadaan ia juga memikirkan bagaimana nasib cucunya jika menikah dengan Vanesha. Di lihat dari gaya serba mewah dan kebebasan yang Vanesha lakukan membuat ia ragu untuk membiarkan Vanesha menjadi menantunya.

"Sepertinya putrimu tidak berjodoh dengan putraku." Crist sesekali melirik kepada Baron.

Duren itu sedari tadi tersenyum tipis. Sepertinya Baron sudah lama menantikan Crist untuk buka suara dan menjelaskan dengan ditel kepada keluarga Refan dan membatalkan perjodohan.

Refan menatap perihatin kepada putri bungsunya_Vanesha. Vanesha gadis itu mengedikkan bahunya acuh. "Saya juga bosan sama anak Om, dia tidak pernah melirik saya." ungkap Vanesha dan gadis itu beranjak dari sana menuju pintu keluar. Gadis itu sempat menatap sinis kearah Serla dan Axelle yang sedang bermain.

Baron yang tidak menanggapi perkataan dari Vanesha. Ia lebih menyibukkan diri dengan melirik sesekali ke arah Serla dan Axelle. Ingin sekali rasanya menyudahi pertemuan ini dan  bergabung dengan kedua orang yang paling ia sayangi itu.

                          🍁🍁🍁

Serla mengeluarkan motor matic yang biasa ia kendarai. Hari ini ia akan kumpul bersama tiga sahabatnya, kebetulan juga Baron dan Axelle tidak di rumah. Serla berencana hari ini akan membolos sehari saja. Ia dan teman-temannya sudah janjian pukul 12 siang. Awalnya Dian meminta jam 1 siang, namun Serla menolak. Ia tak mau datang terlalu lama, bisa-bisanya nanti ia cepat pulang dan hanya sedikit waktu untuk berkumpul dengan sahabatnya.

Keningnya mengernyit menatap sekumpulan orang yang berbondong-bondong lari ke arahnya. Serla memukul jidatnya gemas saat ia mengetahui siapa sekelompok itu setelah satu menit mengamati. Para wartawan sekitar 12 orang berlari kearahnya. Serla dengan sigap langsung menyalakan motornya dan pergi meninggalkan sekelompok wartawan tersebut.

My Sweet Duda [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang