36. Menerima Kembali.

8K 618 11
                                    

Vote dan Komen.
Terimakasih ❤

Kini taman kanak-kanak yang mereka datangi tidak lagi seramai sebelumnya. Anak-anak sudah pulang ke rumah dan permainan yang sempat heboh dan berlangsung cukup lama itu pun berakhir juga. Terdapat dua pria tampan yang tak lain Baron dan Arsen saling menatap tajam satu sama lain. Keadaan seperti ini menandakan bahwa sebentar lagi akan terjadi perdebatan di antara keduanya. "Saya tahu kalau anda menyukai Serla. Tapi anda harus tahu, Serla hanya milik saya!" tekan Baron. Pria itu bersedekap dada menatap menantang kepada Arsen.

Arsen tersenyum tipis menanggapi perkataan Baron yang sangat percaya diri. "Oh begitu yah? Em, bagaimana dengan Serla? Apakah dia menyukai anda?" Arsen memberi tatapan mengejek kepada Baron.

Baron ingin sekali melayangkan bogeman mentah kepada pria yang terlihat sangat menyebalkan di matanya_Arsen. Pria ini mengundang emosinya. Ingin juga ingin menghantam pria itu untuk melampiaskan segala kekesalannya yang menumpuk mulai kemarin. "Pak!" teriak Serla, perempuan itu berlari menghampiri mereka.

Baik Baron dan Arsen langsung menoleh dan menatap lurus kepada seorang gadis yang berlari sambil menenteng sebuah plastik. Senyuman lebar dari gadis itu membuat hati kedua pria tampan yang sedang menatapnya menghangat.

"Ini saya beli ice cream," Serla duduk di rerumputan.

Dengan mata yang berbinar, Serla mengambil dua cup ice cream. Serla menarik tangan Baron dan juga Arsen supaya ikut duduk di sisinya. "Nah, ini untuk Pak Baron," Serla meletakkan satu cup ice cream rasa coklat ke tangan Baron.

"Satu untuk Mas Arsen," sama seperti Baron. Serla meletakkan ice cream tersebut ke tangan Arsen.

"Saya tidak suka yang manis." Baron memasukkan kembali ice cream tersebut ke dalam kantongan.

Serla mengangguk saja, gadis itu dengan antusias membuka penutup cup ice cream dan mulai menyendokkan ice cream tersebut ke dalam mulutnya. Arsen tersenyum manis dan ikut memakan ice cream yang di beri Serla kepadanya. Sekalipun ia tidak terlalu menyukai makanan yang manis sama halnya dengan Baron, tapi ia akan memakan pemberian dari gadis itu.

"Harusnya Pak Baron itu makan ice cream yang sudah saya beli. Saya capek lho Pak lari-lari sambil nenteng ice cream ini," sindir Serla.

Baron mengerutkan alisnya, ia tak pernah menyuruh gadis itu untuk repot-repot membelikan ice cream kepadanya. "Kamunya saja yang pake acara beli ice cream. Kamu kan tahu saya tidak suka yang manis," ucap Baron sambil melirik sekilas ke arah Arsen. Pria ini tersenyum sinis kearah Baron. Baiklah dalam hal ini bahwa pria itu di nyatakan sebagai pemenang.

Serla tersenyum kecut. "Mas Arsen is good boy." puji Serla sambil menunjukkan jari jempolnya.

Baron berdecak kesal melihat Serla memuji Arsen di depannya. Apakah gadis itu tidak menjaga perasaannya. Hanya untuk memakan ice cream yang di berikan gadis itu kepada Arsen membuat dirinya tersudutkan.

"Saya boleh gak minta sedikit ice cream punya Mas?" tanya Serla menatap Arsen dengan pupy eyesnya. Ice cream yang ia beli tadi sengaja berbeda rasa, ia juga ingin merasakan semua rasa yang sudah ia beli tadi, dengan cara mengambil sebagian jatah ice cream punya Arsen dan Baron. Baron saja tidak memakan ice cream pembeliannya, jadilah ia akan meminta jatah ice cream punya Arsen.

Baron membelalakan matanya saat Serla langsung menyendokan ice punya Arsen dan memakannya tanpa beban. Baron yang tidak tahan melihat momen romatis dari kedua orang yang di sebelahnya. Jika ia tahu akan seperti ini kelanjutannya lebih baik ia tadi memakan ice cream tadi. Baron itu melonggarkan dasinya, kenapa hawanya sangat panas, pada hal angin sepoi-sepoi menghembus.

"Serla ayo pulang!" Baron berucap dengan nada yang terdengar sangat dingin. Baron bangkit berdiri dan tak lupa menatap penuh itimidasi kepada Serla.

Serla memuntahkan ice cream yang baru saja ia masukkan ke dalam mulutnya, terlalu kaget mendengar ucapan yang terdengar tidak bersahabat dari Baron. Arsen menepuk pelan punggung Serla supaya gadis itu membaik. Baron yang melihat tangan lancang dari Arsen yang menyentuh miliknya, langsung menepis tangan Arsen dengan kasar.

Baron bangkit berdiri dan menggendong Serla tak lupa ice cream yang tadi Serla beli Baron bawa juga. Jika berlama-lamaan melihat moment seperti ini, bisa-bisanya dirinya akan menjadi gosong di sana.

🍁🍁🍁

Serla membelalakan matanya, ia terkejut dengan apa yang sedang Baro lakukan. Pria itu mencium Serla bahkan melumat bibir merah ranum milik gadis itu. Kedua tangannya di ngenggam pria itu dengan erat.

Serla mendorong kuat tubuh besar Baron yang mengukungnya di bangku mobil. Serla tak habis pikir dengan Baron, niat pria itu apa? Tadi ia membantu memasang sealbeth dan dengan bonus sebuah ciuman.

"Pak Baron!" Serla menjerit dengan suara cemprengnya.

"Apa sayang," balas Baron dengan tatapan menggoda. Tapi itu semua seperti pria yang mesum yang kurang belaian di mata Serla.

"Pak Baron kenapa cium saya seenak jidat?" marah Serla.

Baron menyentuh bibirnya yang masih basah akibat air liur dari mulut Serla. "Saya sudah lama tidak merasakan ciuman ini. Saya kangen saat kamu mencium saya duluan waktu itu," Baron berucap dengan santai.

Serla menatap menyalang kepada pria yang sangat menyebalkan dan mesum itu. Dengan cepat Serla langsung memukul kepala Baron. Baron meraung kesakitan. "Bapak pikir hubungan saya sama bapak itu sebahagia dulu? Tidak pak. Bapak yang ngerusak semuanya!" ucap Serla menggebu.

Baron terdiam cukup lama. "Tapi setidaknya kamu jaga perasaan saya dong. Kamu mesrah-mesrah sama pria yang tak jelas itu," timpal Baron.

Serla menggelengkan kepalanya, sunggu Duda beranak satu itu yang nyatanya adalah mantan kekasihnya itu sudah gila. Bagaimana bisa pria itu menyimpulkan jika tadi saat di taman ia dan Arsen bermesrahan. Apa salahnya makan ice cream dan saling tukar menukar? Ia sering melakukannya dengan adiknya_Revin.

Baron dan dirinya hanya berjarak 3 tahun. Serla berumur 24 tahun dan bisa di artikan jika Baron berusia 27 tahun. Pria itu sudah bisa di sebut pria matang, tapi kenapa lelaki itu bersikap kekanakkan. "Mas Arsen jauh lebih baik dari kamu pak," ungkap Serla dengan jujur.

Baron memukul stir mobilnya dan kembali menatap Serla. "Saya tidak suka kalau kamu ngebandingin saya sama pria itu," ucap Baron terdengar lirih.

"Saya benar-benar mau menebus kesalahan saya. Kenapa kamu malah menjauh?" Baron menatap lurus ke depan tidak lagi kepada Serla.

"Saya tau saya ini lelaki berengsek yang egois dan sering melukai dan mengabaikan perasaan kamu. Tapi bisakah beri saya satu kali lagi kesempatan untuk memperbaiki itu semua?" Baron menghembuskan nafasnya. Ngengamnya akan stir mobil semakin kuat.

Itu semua tidak lepas dari penglihatan Serla. Apakah ia membenci Baron? Sepertinya itu berlaku di empat tahun yang lalu. Sekarang kata membenci itu perlahan memudar. Layakkah Baron menerima sekali lagi kesempatan untuk berubah dari Serla.

Serla akui, Baron adalah sosok seorang papa yang sangat baik kepada Axelle. Buktinya anak itu tumbuh sehat dan kuat. Serla menelan susah salivanya, lidahnya terasa susah di ajak untuk bergerak di dalam sana.

"Memang saya sengaja ngerasiain semuanya tentang hubungan kita di masalalu. Karena saya tidak mau kamj menjauh, tapi saya ngerasa kalau kamu perlahan cuek dan menjauh dari saya," tutur Baron dengan suara baritonnya.

Serla tersenyum tipis, ia menyukai pribadi yang jujur dan mengakui segala kesalahan dan meminta maaf dengan baik dan benar. Serla mengelus bahu Baron tanpa senyuman. "Mari buktikkan pak. Saya juga minta maaf karena sudah merepotin pak Baron selama ini," ucap Serla.

Baron yang mendengar kalimat panjang dan terselip maknayang sangat berarti baginya menoleh dan langsung memeluk gadis itu. "Terimakasih sudah bertahan dengan segala sikap saya yang kurang baik," bisik Baron. Serla hanya diam, tak bergerak tak juga membalas pelukan dari Baron.

Serla mendorong pelan tubuh Baron yang masih setia memeluknya karena mendengar suara klekson dari belakang sana. Ternyata lampu sudah berganti warnah. Baron terkekeh dan melanjutkan perjalanan menuju rumah.

Serla kembali merasakan sebuah getaran yang sudah lama hilang darinya. Serla menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, ia takut Baron melihat wajahnya yang sudah merona. Apakah ia jatuh cinta kedua kalinya kepada Duda mesum itu?

🔥Satu kata untuk Baron!

🔥Satu kata untuk Serla!

Vote dan Komen.
Terimakasih banyak ❤

My Sweet Duda [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang