Bel pulang sekolah sudah berdering dari 5 menit yang lalu. Tara dari tadi mondar-mandir kesana kesini mencari keberadaan reno. Saat bel berbunyi nyaring, tara sudah tergesa keluar kelas duluan.
"Ishh reno kemana sih!" Melihat ke setiap sudut ruangan juga tidak menemukan keberadaan reno.
Dari lantai satu sampai lantai tiga, tara rela bulak balik buat cari reno. Ke kantin pun sudah. Dilapangan gaada. Di setiap ruangan kelas pun juga gaada.
"Huh capek banget gilah. Gue udah mau bulak balik dua kali di lantai bawah sampe atas gaada yang tau" keluh tara. Tara mengistirahatkan dulu dirinya di depan ruang perpus. Saat akan berdiri melanjutkan pencarian, tara terdiam dipanggil seseorang.
"Tara"
"Ngapain kamu disini? Kenapa belum pulang?" Pak botak menghampiri tara dengan penggaris andalannya. Apa sih motif pak botak bawa penggaris kemana-mana.
Tara menatap malas pak botak. "Terserah saya dong pak mau pulang kapan juga"
Mata pak botak melotot, sepertinya kalau pak botak setiap hari melotot bisa-bisa bola matanya menggelinding keluar. Hihih tara membayangkanya mergidik ngeri.
"Kamu! Berani-beraninya ngomong kayak gitu sama saya! Gak ada sopan-sopannya jadi perempuan!" Ujar pak botak marah. Lihat saja tangannya sudah berkacak pinggang, matanya melotot ke arah tara.
Tara menghela nafasnya. "Gini deh pak. Saya lagi cari reno bapak liat gak?" Ujar tara menatap pak botak lekat.
"Ngapain kamu cari-cari si reno itu?" Nah kan. Pak botak malah nanya balik. Duh pusing tara nanggepinnya. Emang dari awal tara salah nanya kayak gini sama pak botak.
"Akhh udah deh pak. Saya pamit dulu. Dadah bapak" tara melenggang pergi menuju lantai bawah. Tujuannya kali ini akan ke parkiran.
"Dasar anak-anak sekarang. Bukannya ucapin salam malah dadah-dadah gak jelas! Ckckck" pak botak melanjutkan perjalanan ke kantornya. Gara-gara tara ia jadi membuang waktu.
Saat sampai di parkiran. Sama, gaada motor reno disana. Tara mengehela nafanya kasar. Tangannya memijit jidatnya. Melirik kesana-kesini tak terlihat satu titik pun wujud reno maupun teman-temannya.
"Eh eh lo liat reno gak?" Tara bertanya sama salah satu cewe yang baru saja akan ke luar dari parkiran.
Cewe itu menatap tara lagi. Sepertinya ia tahu. Ouh iya dia kan cewe yang nanya kelas reno juga padanya.
"Heh malah bengong! Liat reno gak?" Desak tara.
"Gak tau"
"Ck dari tadi kek" ujar tara sewot sendiri. Trus ia harus cari kemana lagi sihh.
"Kalo reno gak ada di sekolah. Berarti dia di markasnya bareng temen-temen" ujar cewe itu tiba-tiba. Sontak ucapanya membuat tara berbalik menatapnya.
"Lo tau gak markasnya dimana?"
Kalau gue bilang tau, nanti vino marah sama gue.-
"Gak tau"
"Tiara lo belum pulang?" Tiba-tiba ada seseorang yang memanggil mereka. Matanya tertuju pada cewe di depannya tara. Ouh jadi namanya tiara?
"Belum ini mau" ujar tiara. Tara memilih pergi saja dari kedua orang itu. Gak punya urusan juga.
"Itu siapa?" Tanya cewe yang tadi menyeru tiara.
"Gak tau deh nanyain reno mulu"
"Kayaknya murid baru tuh. Gue asing soalnya liat mukanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
MEGANTARA
Teen Fiction(Masih banyak yang aku revisi gaiss jadi mon maaf kalo ada yang berubah ceritanya) "LO TAU? GUE JUGA GAK MAU GAN! Gak mau.. lo pikir gue cewe apaan yang mau hidup kayak gini.." "..." "Tapi gue terpaksa. Dengan cara seperti ini gue masih dianggap s...