megantara

1 2 0
                                    

Tara mengerjapkan matanya. Rasanya seluruh badannya remuk, matanya sangat berat dan kerongkongannya terasa sangat kerih. Perih.

"Tara, sudah bangun?"

Seseorang yang barusaja memanggilnya, membuat tara mengalihkan perhatiannya keorang tersebut.

"Loh, tante raini? Kenapa ada disini?" Tara menyandarkan dirinya kebelakang ranjang, mencari posisi enak.

"Udah, kamu jangan banyak gerak dulu." Raini membetulkan letak bantal yang pas.

Tara melihat kearah jam. Ternyata waktu menunjukan pukul 8 siang.

"Minum dulu" raini menyodorkan segelas air putih.

"Makasih tante"

Raini menatap tara tersenyum. "Semalam, megan telepon tante suruh kesini. Tante panik, kirain megan kecelakaan, nyatanya kamu."

Tara menundukan kepalanya kala mengingat perkataan mamanya semalam. Eh mamanya?

Sontak tara cemas, meski mamanya jahat, tapi bagaimanapun dia adalah mamanya. "Mama.." lirih tara pelan.

Raini memegang pundak tara. "Kamu jangan kebanyakan mikir hal-hal yang gak perlu kamu pikirkan tara, sekarang ada tante sama megan. Kamu gak perlu khawatir."

Mata tara berkaca-kaca. Tara malu, selalu menyusahkan orang lain.

"Tapi tante-"

"Sutt-- udah, kamu gak perlu mikirin masalah apa-apa. Mending sekarang kamu makan, trus minum obat"

Raini mengambil semangkuk bubur hangat dan segelas air minum, lalu membantu tara menyiapkan meja yang memang sudah terpasang dengan ranjang kasur.

"Anak perempuan makannya harus banyak, biar comel" ujar raini sambil menyuapkan satu suapan kearah tara.

Hati tara menghangat diperlakukan seperti itu. Ya allah, betapa beruntungnya megan..

"Haha tante ada-ada aja"

Hari ini tara merasakan bahagia, merasakan perhatian seorang ibu yang sebenernya, meski raini bukan mamanya, tapi perhatian yang diberikan bunda awet muda itu membuat tara merasakan perhatian seorang ibu kepada anaknya.

Dimulai saat makan pagi, dilanjut dengan tante raini yang membantu tara buat mandi, kemudian disambut dengan ngobrol bersama sampai kini tak terasa waktu sudah sampai pukul 12.00 siang.

Cklek.

"Assalamualaikum"

Tara dan raini yang masih asik dengan obrolan pun harus terpaksa menghentikan obrolannya. Melihat kearah pintu yang menampakan dua manusia yang berbeda jenis kelamin.

"Eh, udah pulang?" Raini bangkit berdiri lantas memerima uluran tangan dari kedua orang itu.

"Udah waktunya pulang tante." Jawab tiara disertai kekehan.

"Udah makan bun?"

"Udah.. kalian udah makan?" Tanya raini kembali duduk di kursi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MEGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang