megantara

14 13 0
                                    

Cklek.

"Assalamualaikum"

"Megan?! Ya allah kamu dari mana? Itu siapa??" Tunjuk raini syok kearah tara. Bagaimana tidak syok? Anak sematawayangnya tiba-tiba menghilang dari kamarnya dan bawa perepuam ke rumah tengah malem begini?

Tara menundukan padandangannya, ia merasa malu sekarang, bertandang ke rumah laki-laki yang bahkan belum kenal lama. Ia seperti wanita simpanan banget. Bener kata mamanya tadi, ia perempuan murahan banget yang mau aja di bawa merumah cowok.

Megan menatap tara yang berdiri di sampingnya sedang menunduk. Lantas menatap bundanya. "Temen megan bun"

Raini menatap bingung kedua remaja di depannya ini. Dan jantungnya juga masih berdetak kencang, takut saat tadi ia ingin ngambil air di dapur, terus melihat kamar anaknya yang masih nyala. Melihat kedalam kamar megan tidak ada siapa-siapa dan tau-taunya pulang bawa anak gadis.

"Ya-maksudnya ini--"

"Kita duduk dulu bun, biar megan jelasin" ujar megan menuntun bundanya untuk duduk.

Kini, megan, raini, dan tara duduk di sofa ruang tv. Dengan sofa yang berhadapan, megan dan tara yang bersisian, dan raini yang duduk di depannya.

Megan melihat tara yang masih menundukan kepalanya. Tak sadar senyum tipis terukir di wajah tampannya, lucu banget sih, cewe barbar namun sedikit bego itu tiba-tiba diam tak bisa berkutit apapun.

Raini yang melihat senyuman megan pun mencoba mengalihkan keadaan. "Sebenernya ada apa megan? Kenapa kamu bawa anak gadis malem-malem begini ke rumah?"

Megan segera mengalihkan pandangannya pada raini. Mencoba mencari berbagai alasan yang bisa meyakinkan bundanya itu. Karena, salah satu kehebatan raini adalah dia pandai banget membaca ekpresi orang.

"Kenalin dulu bun, ini atara"

Tara yang merasa di panggilpun mendonggakan pelanya, menatap raini takut-takut.

Raini yang melihat anak gadis di depannya ini sedikit ketakutan pun segera tersenyum manis, "saya raini, bundanya megan" ucap raini mengulurkan tangannya.

Tara menatap megan takut-takut, megan melototkan matanya menatap tara. Tara yang sedikit bergetar tangannya menyambut uluran tangan bundanya megan. "Emh- tara tante"

"Jadi tadi temen megan bilang, suruh jemput tara di taman" megan mulai menjelaskan sedikit alasan ya meski harus berbohong, tak mungkin megan memberitahu yang sebenarnya pada bundanya, karena megan rasa ini privasi mereka.

Kening raini mengerut. "Maksudnya?"

"Temen megan janjian makan malem sama tara. Tapi tiba-tiba temen megan telpon katanya gak bisa, dia suruh megan buat jemput tara"

"Kenapa malem banget makan malamnya?" Tanya raini melihat tara. Tara yang masih gugup pun menatap megan.

Megan mencoba menjelaskan kembali. "Megan juga gak tau bun. Tapi tara udah nunggu hampir 4 jam"

"Yaampun, kenapa gak pulang aja. Kamu nunggu selama itu nak..." ujar raini menatap tara sendu. Kasihan juga temen megan ini.

"Trus kenapa gak pulang kerumah?" Pertanyaan yang satu ini membuat tara dan megan sedikit kebingungan.

Megan tak tau harus jawab apa, ia juga gak tau alasan tara gak mau pulang kenapa. Tara yang dari tadi diam mencoba menjelaskan "rumah tara sudah di kunci tante, tara gak berani tidur di luar" ucap tara pelan.

"Gak nginep di rumah temen kamu yang perempuan? Ya maksudnya kamu gak takut dibawa sama laki-laki ke rumahnya?" Tanya raini lagi, bukan ia tidak mengizinkan hanya saja, ia sebagai perempuan juga harus tau batasa antara laki-laki dan perempuan yang harus di lakukan dan tidak boleh di lakukan apa saja.

MEGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang