"Yaampun! Reno kamu kenapa?? Ada yang sakit gak??" Bu dince datang-datang langsung memeriksa seluruh anggota badan reno, sedangkan reno menghela nafas sambil memutarkan bola matanya males. Tadi saat dirinya di bawa ke uks tak lama papanya datang, karena di beritahu jack."Ekhhm" jack berdehem keras membuat pusat perhatian. Bambam yang paham dengan tatapan jack pun mengompori.
"Duh, bukan lagi remaja kan jack?" Ucap bambam nyinyir sambil menjulingkan bola matanya ke kanan ke kiri, bagai ibu-ibu yang suka gosip saat membeli sayuran.
Jack menganggukan kepalanya berulang-ulang sambil menepuk pundak bambam sambil berucap. "Ngaku bidadari, padahal aslinya biduan" ucap jack yang terdengar sekali nada sindirnya.
Bu dince yang merasa tersindirpun menahan rasa amarahnya, padahal dirinya ingin sekali mencakar-cakar muka murid tengilnya itu yang suka sekali usil, tapi tahan.. dirinya harus terlihat anggun di depan damar, papanya reno, lumayan duda anak satu yang ganteng seperti reza rahardiansyah si aktor tampan yang sayang nya masih lajang.
Tristan menahan ketawanya di samping jack dan bambam. Emang abang-abangnya itu ada aja kelakuannya, mau itu sama guru ataupun orang tua.
"Gimana? Sakit gak?". Damar bertanya kearah reno.
"Ck. Apaan si pah, luka segini doangmah kecil"
Brugh
Tiba-tiba semua orang melihat kearah pintu yang di buka paksa. "Reno lo gak papa?". Tanya vino kearah reno.
"Untung aja pintunya gak rusak". Ujar bambam kaget sambil mengelus dadanya.
"Nope"
"Syukur deh bang kalo gak papa" ucao kevin.
"Bu dince, sebelumnya saya ucapkan makasih. Reno udah gak papa, bu dince bisa ngajar lagi. Ouh iya tolong izinin satu mapel buat mereka ya". Ucap damar tiba-tiba membuat seluruh orang yang ada di ruangan uks seketika hening tak ada yang berbicara. Dan menyembunyikan tawa mereka yang melihat mimik buka bu dince yang masam seperkian detik.
Bu dince mesem-mesem kearah damar, sambil mengusap-usap rambutnya. "Gak papa pak damar, reno udah saya anggap seperti anak sendiri kok"
"Haaaaaaah". Jack, bambam, kevin, tristan dan vergo sontak berucap barengan. Sambil bergidik ngeri.
"Nyadar diri bu, gak mungkin berlian mau sama batu kerikil". Ucap vino menyindir, dasar vino dan mulutnya yang pedes gak akan terpisahkan.
Bu dince menatap vino sinis, kemudia n menatap kembali ke arah damar sambil tersenyum manis. "Yasudah saya permisi, reno cepet sembuh yah. Mari pak damar, mari anak-anak ibu yang baik". Bu dince diakhir kalimat ia sedikit sinus, lalu berlaru dari uks.
"Suruhan aldo, anak kelas 10". Megan berucap tiba-tiba .
Semua orang sudah menebaknya. "Mau-mau aja tu anak disuruh kayak gitu, gak mikir apa DO taruhannya" Ucap jack.
"Paling tuntutan ekonomi" jawab vino.
Saat sedang asik berbincang, tiba-tiba dering telepon dari ponsel damar berbunyi.
"Iya halo?"
"...."
"Oke! Saya kesana sekarang" ucap damar terdengar serius. Seluruh makhluk yang ada di ruangan itu pun ikut serius juga kepo apa yang dikatakan orang di sebrang sana pada damar.
Damar menatap megan serius. "Megan. Sekarang!"
"Baik om!" Ucap megan juga serius lantas keluar ruangan lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEGANTARA
Ficção Adolescente(Masih banyak yang aku revisi gaiss jadi mon maaf kalo ada yang berubah ceritanya) "LO TAU? GUE JUGA GAK MAU GAN! Gak mau.. lo pikir gue cewe apaan yang mau hidup kayak gini.." "..." "Tapi gue terpaksa. Dengan cara seperti ini gue masih dianggap s...