+62 8++++++
Reno
Kamu dimana?"Siapa nih?" Reno sekali lagi melihat kearah layar ponselnya, nomor tak dikenal.
"Bodo amat dah, paling juga orang nyasar"
"Bi asih" Reno menyeru nama bi asih, artnya, biasih berlari terponggoh-ponggoh kearah reno.
"Iya den kenapa?"
"Aku mau ke markas dulu bi, jangan bilangin papah" ujar reno penuh penenkanan.
Bi asih misuh-misuh sendiri. "Aduhh adenn.. kemarin kan aden gak pulang ke rumah, nanti bapak bisa marah, kemarin aja bapa ancam-ancam bibi buat kurung aden di rumah"
Reno berdecak kesal, papahnya ini seperti tak pernah merasa remaja saja. "Bi bilangin aja reno ada kerja kelompok di rumah megan ya. Bibi bilang aja sama papa kayak gitu, nanti papa gaakan marah kok"
Bi asih menggaruk pelipisnya. "Tapi den, kata bapa teh sekarang keluarganya neng nanda mau kerumah atuh den"
Reno mengacak-acak rambutnya, memikirkan cara agar reno bisa kabur dari rencana papah kali ini. "Yaudah deh bi nanti saya pulang malem kok, bilangin sama papa ya bi. Reno ke rumah megan dulu, ASSALAMUALAIKUM" reno terbirit-birit berlari keluar.
Bi asih yang melihatnya hanya bisa menghela nafas pasrah, anak majikannya ini adaaa aja kelakuaanya yang bikin pusing.
****
"Assalamualaikum tante" reno menyapa raini, ibu kandung megan.
"Waalaikumsallam warahmatullah, nak reno. Yaampun lama gak kesini" raini menerima salam reno, mengusap-usap bahu tegap reno layaknya anak kandung sendiri. Senyumnya masih sama, lembut. Pada semua temen megan raini perlakuin sama.
"Hehe.. agak sibuk tante"
Raini mencibikan bibirnya, menggeleng-gelengkan kepalanya. "Sibuk apaan sih anak remaja inii"
"Ayo masuk-masuk"
Reno masuk kedalam rumah, matanya mencari-cari keberadaan megan "Megan dimana tan?"
"Megan di kamarnya"
Reno menganggukan kepalanya, lantas menunjuk ke arah kamar megan yang ada di lantai dua.
"Yaudah reno keatas langsung deh tan""Mau minum apa? Biar nanti tante keatasin" tawar raini.
"Gak usah tante, nanti kalau haus reno ambil sendiri"
"Ouh yaudah"
"Oke tante"
Reno menapaki tangga, kamar megan berada di ujung terlewat 2 kamar.
Cklek
Yang pertama kali reno rasakan adalah sunyi, dingin juga harum. Kamarnya rapih kayak bukan kamar cowo.
Brugh
Reno menjatuhkan diri ke kasur megan, melentangkan tagannya kemudian meyangganya, matanya menatap lurus kearah atap kamar.
"Gan" ujar reno terdiam sebentar. Matanya masih menatap atap rumah kamar megan, mengingat perkataan bi asih tadi membuatnya bener-bener gelisah.
Hening
Megan masih mempertahankan diri duduk di meja belajar dengan buku di depannya.
"Keluarganya si nanda mau ke rumah"
Kening megan mengkerut, trus masalahnya apa?
"Hm"
"Ck gan! Dengerin gue dulu napa sih. Gak setia kawan lo" ambek reno. Bibirnya mencibik, kini posisinya sudah berganti dengan duduk menyila dengan bantal guling di pangkuannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MEGANTARA
Teen Fiction(Masih banyak yang aku revisi gaiss jadi mon maaf kalo ada yang berubah ceritanya) "LO TAU? GUE JUGA GAK MAU GAN! Gak mau.. lo pikir gue cewe apaan yang mau hidup kayak gini.." "..." "Tapi gue terpaksa. Dengan cara seperti ini gue masih dianggap s...