Cerita ini adalah fiksi belaka, saya juga bukan seorang sastrawan yang hebat dalam menulis, jadi mohon di maklumi segala kekurangan yang ada dalam penulisan.
---------------------------------------------
Author POV
Detektif menyerahkan bukti-bukti yang ia temukan kepada Jisoo.
Jisoo menerimanya.
"Kau bisa cek semua bukti ini. Aku akan menunggu perintah selanjutnya darimu setelah kau selesai mengeceknya." Kata Detektif.
Jisoo melihat 1 tongkat golf yang masih ada bekas darah Jennie.
Jisoo juga melihat ada sarung tangan yang ditemukan Detektif bersamaan dengan tongkat golf.
Dan terakhir Jisoo melihat rekaman Black Box yang terdapat di dalam mobil yang sedang parkir di basement rumah sakit.Saat melihat rekaman itu, Jisoo dan Jennie terkejut.
Karena yang mereka lihat dalam rekaman itu adalah...
"Lisa..." kata Jisoo.
"Benar. Pelakunya adalah adik tiri anda. Sidik jari dalam sarung tangan itu cocok dengan sidik jari milik Lisa." Kata Detektif.
Jisoo menoleh ke arah Jennie.
Jennie masih sangat terkejut.
Tangannya gemetar."Bukti-bukti ini akan aku serahkan ke Polisi." Kata Detektif lagi.
"Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Jisoo kepada Jennie.
Jennie meneteskan air mata dan memegang tangan Jisoo.
"Kenapa dia tega melakukan itu padamu?!!! Kenapa!!!!!" Teriak Jisoo.
Jisoo sangat emosi pada Lisa.
Urat di keningnya terlihat sangat jelas karena amarahnya sudah memuncak."Sayang, tenangkan dirimu." Kata Jennie.
"Aish...!!" Kata Jisoo.
Jisoo menoleh ke Detektif.
"Jangan serahkan bukti-bukti ini pada Polisi. Aku ingin memberinya pelajaran lebih dulu." Kata Jisoo kepada Detektif.
"Baiklah, itu terserah kau saja. Berarti tugasku sudah selesai sampai sini." Kata Detektif.
Jisoo tidak menjawab.
Ia masih tidak menyangka bahwa yang tega melakukan itu kepada Jennie adalah Lisa."Terima kasih ya sudah membantu kami." Kata Jennie kepada Detektif.
"Kalau begitu aku pergi sekarang." Kata Detektif seraya membungkuk kemudian berlalu pergi meninggalkan Jisoo dan Jennie.
Jennie menatap Jisoo."Aku tidak tahu kau akan melakukan apa pada Lisa. Tapi aku mohon, jagalah dirimu agar terhindar dari bahaya." Kata Jennie.
Jisoo meneteskan air matanya lagi dan menoleh ke arah Jennie.
"Dia melakukan itu pasti karena dia sangat marah pada kita. Kau harus tanyakan kepada dia secara baik-baik, supaya dia tidak dendam dan tidak mencelakai orang lagi. Kalau kau mau memenjarakan dia, lakukanlah. Tapi yang jelas aku hanya ingin kau dan semua orang yang sudah menjadi keluarga kita dalam keadaan baik-baik saja." Kata Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
DORMIR CONMIGO (END)
FanfictionKonten dewasa , 18+++ TIDURLAH DENGANKU!!! "Seperti mata yang tenang menunggu sesuatu yang seharusnya pulang. Akan sesak dadamu jika yang datang hanyalah aku sebagai kenangan." ~ Sebuah Usaha Melupakan, Boy Candra