Hanif memandangi kopi hitam yang terletak di atas mejanya itu dengan perasaan ragu. Antara ingin meminum dengan tidak. Sudah lama sekali rasanya tidak menyentuh minuman berkafein itu, semenjak Hana memintanya untuk mengurangi kegemarannya meminum cairan berwarna hitam pekat itu. Ya, entah sejak kapan dimulainya, namun Hanif menurut saja jika setiap pagi dirinya hanya disuguhkan jus buah, dan terkadang susu. Walau hati kecilnya mencoba untuk memberontak, namun melihat kesungguhan Hana ingin memiliki keturunan darinya membuat Hanif tidak tega untuk membuat perempuan yang dicintainya itu kecewa. Jadi, selama tidak menimbulkan hal yang buruk bagi dirinya, Hanif mencoba untul mengalah saja. Hanif percaya, akan ada waktu dimana Hana akan berusaha untuk lapang menghadapi semua ini.
Perempuan berkacamata dengan kerudung merah muda itu, menatap lekat hasil labor dari kedua pasangan yang tidak muda lagi itu. Wajahnya terlihat biasa-biasa saja, seakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari hasil pemeriksaan kedua pasiennya ini.
Hana--pasien itu--menunggu perempuan berkacamata yang duduk di depannya bicara. Jika wajah dokter di depannya biasa-biasa saja, maka Hana sudah menebak kemana arah pembicaraan ini.
Perempuan berkacamata itu, yang tak lain adalah dokter kandungan yang mereka datangi, mengangkat kepalanya. Name tag dr. Asma Fikri Sp. OG terlihat tersemat di jas putihnya.
"Bagaimana dok?" Tanya Hana ragu.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan bu Hana. Hasil pemeriksaan dari bu Hana dan pak Hanif sangat bagus. Malah sangat sehat sekali. Dan seperti saran saya sebelum-sebelumnya, manusia itu hanya bisa berencana. Tapi pemilik dari semua rencana itu adalah yang di Atas bu Hana." Ucap dokter Asma melihat Hana lekat. Walau dia tahu kalau pasiennya yang satu ini akan kecewa, tapi apa mau dikata. Tidak mungkin dia berbohong demi menyenangkan hati pasiennya. Dan itu jelas menyalahi kodratnya sebagai tenaga medis yang sudah disumpah.
"Saran saya masih tetap sama. Jaga pola makan, rajin olah raga, tingkatkan hubungan suami istri dan yang paling penting jangan stres. Karena stres bisa jadi pemicu menurunnya kualitas dari sperma dan ovum. Dan ya, rajin-rajin saja merayu Allah ya, bu Hana?" Nasehat dr. Asma sedikit tertawa. Mencoba mencairkan suasana hati pasiennya yang terlihat sedih itu.
"Gak diminum?" Suara Raihan membuyarkan lamunan singkat Hanif. Sesaat dia kembali ditarik dari pertemuan mereka dengan dokter Asma yang sudah menjadi dokter langganan mereka beberapa hari yang lalu.
"Kenapa, sudah gak doyan kopi lagi lo?" Tanya Raihan mengejek. Hanif menggeleng. Sudut bibirnya tertarik pelan. Diperhatikannya usaha restoran Raihan yang semakin hari semakin maju saja. Semenjak Raihan dan Rani dikarunia anak, Allah seakan menambah-nambahkan nikmat hidup mereka. Secara bisnis dan finansial, Raihan dan Rani sudah sangat jauh di atasnya. Bukan, ini bukan membanding-bandingkan kehidupannya dengan Raihan. Hanya saja, salah satu alasan mengapa Hana selalu uring-uringan soal anak yang belum kunjung hadir di tengah mereka, bisa jadi penyebabnya adalah karena terlalu membandingkan kehidupannya dengan kehidupan Rani, atau mungkin orang lain.
"Ada masalah lo?" Tanya Raihan yang kesekian kali, tanpa dijawab oleh Hanif. Pelan Hanif menggeleng. Bukan saatnya lagi bercerita lepas soal urusan rumah tangganya, meski dengan Raihan sekalipun. "Terus, kenapa wajahnya ditekuk begitu?"
Hanif mengangkat gelas berisi cairan hitam itu. Meminumnya pelan. Ahh, aroma yang selalu dirindukannya. Seakan setelah meminumnya, Hanif seperti mendapati bohlam lampu berputar-putar di atas kepalanya. Terang benderang. Se euphoria itu dirinya setelah meneguk kopi di depannya.
"Cuma pengen ketemu lo aja." Jawab Hanif santai. Membuat Raihan terkekeh dan melemparinya dengan potongan tisu yang sudah digulung berbentuk bola.
"Dasar!" Cibir Raihan. "Anak-anak lo apa kabar? Sehat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU COMPLETE ME ( Sekuel CINTA H2-Life After Married)
ChickLit..bagaimana jika sampai nanti tidak akan pernah ada anak di antara kita? ( HANA) ...seberapa berat cobaan, aku akan menjadi perisai kalian. because, You complete me ( HANIF) Ini kisah tentang Hana, Hanif dan keempat anak perempuan mereka. menjelang...