#2

680 73 0
                                    

Nadia memasuki pelataran sekolahnya. Seperti biasa, sudah begitu ramai teman-temannya yang datang. Beberapa dari mereka membuat kelompok kecil, mengobrol tentang hal-hal yang menarik perhatian mereka. Akhir-akhir ini, teman-temannya sangat tertarik dengan grup-grup band asal negeri ginseng sana. Entah itu BTS, Red Velvet, SuJu, dan segala macam nama yang tak satupun melekat di kepala Nadia.

"Assalamualaikum, bu Ustazah..." tegur salah satu siswi yang kebetulan melihat Nadia datang.

"Ciee,,bu Ustazah! Kok cantik amat hari ini?" Goda siswi yang lain. Ya, di sekolahnya, Nadia memang digelari Ustazah oleh teman satu kelasnya. Julukan itu sederhana saja. Karena Nadia satu-satunya siswi yang tidak pernah mau di ajak jalan atau apalah namanya oleh siswa laki-laki yang tertarik kepadanya. Baik itu ketua Osis sendiri, maupun ketua kelas. Karena kebanyakan dari teman-teman Nadia, meskipun mereka berhijab, jalan berdua dengan laki-laki di luar kegiatan sekolah seperti hang out ke Mall, itu adalah hal biasa.

Bagi Nadia, petuah Papa dan Bunda Hana itu ibarat perintah yang harus dilaksanakan. Jadilah Nadia tidak pernah mengindahkan setiap siswa laki-laki yang mau mengajaknya jalan atau sekedar jajan di kantin sekolah.

"Ingat Nadia. Sebagai perempuan, kamu harus bisa menjaga diri. Jangan mau diajak jalan begitu saja sama orang lain. Apalagi laki-laki. Di dalam agama kita, tidak ada itu hubungan sebelum pernikahan. Jadi--" Hanif menghela napas. Terdiam sebentar.

Nadia menunggu Hanif melanjutkan kalimatmya.
"Jadi--Papa kalau ngomong yang jelas, dong! Kelanjutannya apa?"

"Jadi, kalau kamu kedapatan jalan sama laki-laki lain, Papa Hanif tidak akan sungkan-sungkan untuk menikahkan kamu, Nad!" Sambar Hana. Membuat Nadia dan Hanif melongo.

"Apa?!" Nadia menjerit.

"Hana! Kok kamu ngomongnya gitu, sih?" Gerutu Hanif yang disambut tawa oleh Hana.

"Gak mau! Nadia gak mau nikah sekarang! Sekolah aja belum beres.." sambung Nadia. Menghambur lari ke kamarnya.

Di lantai bawah, Hana tertawa geli. Sementara Hanif menatap Hana kesal.

Kembali ke Nadia.

"Nad, besok ikut kita ke ultahnya Samantha, yuk!" Ajak Selly--teman satu bangku Nadia.

"Ogah! Besok hari sabtu, kan? Aku mau tidur aja di rumah!" Celetuk Nadia asal, membuat Selly menarik ujung jilbab Nadia ke belakang. Satu lagi. Nadia juga tidak pernah menghadiri acara apa pun yang diadakan teman-temannya. Sekalipun itu acara ulang tahun. Lagi-lagi, Papa dan Bunda Hana melarang dirinya untuk ikut acara seperti itu.

"Kenapa? Gak dibolehin lagi sama papa dan Bunda kamu, ya?!" Tebak Selly. "Kolot amat sih, orang tua kamu, Nad? Masak datang ke acara Ultah aja gak boleh?!" Gerutu Selly. Menatap Nadia yang tidak mengomentari ucapannya sedikitpun.

"Nad, kita ini sebentar lagi tujuh belas, loh! Masa-masa yang paling dinantikan oleh anak-anak seusia kita! Kalau kitanya dikekang, jangan-jangan nanti pas kamu mau Kuliah jauh, malah gak dibolehin juga!"tambah Selly.

Pergerakan tangan Nadia yang sedang mengeluarkan buku terhenti. Matanya menyipit melihat Selly.

"Oke. Sekarang kasih aku alasan, kenapa aku harus pergi ke pesta ultahnya Samantha?" Tanya Nadia.

"Ya gak ada alasan! Aku cuma mau kamu itu bergaul! Jangan jadi orang kolot! Kadang kesal aja dengerin teman-teman yang lain ngomongin kamu du belakang. Bilangin kamu kolotlah, gak kerenlah! Anti sosial lah! Padahal kan, kamu gak gitu orangnya!" Cebik Selly.

Nadia tertawa. "Nah, kamu tahu itu kenapa aku gak mau pergi ke sana, kan? Ujung-ujungnya kalian cuma mencari bahan gosip dan--" tepat saat Nadia ingin melanjutkan kalimatnya, Haikal--ketua kelas XI 2--berjalan melewati bangku Nadia dan Selly.

"Hai, Nad!" Tegur Haikal, Ramah.

Nadia tergagap. Hilang sudah konsentrasinya. Uhg, kenapa dia harus datang sekarang sih?. Selly yang melihat perubahan wajah Nadia, tersenyum simpul. Lalu berbisik di telinga Nadia.

"Ini salah satu alasan kenapa aku ingin mengajak kamu ke pestanya Samantha. Jangan-jangan Haikal juga datang ke sana. Kamu suka sama Haikal, kan?" Tuduh Selly, membuat Nadia menjengit.

"Enak aja!"

"Wajah gak bisa bohong, Nad! Kamu fix suka sama ketua kelas sebelah itu. Kalau kamu ikut besok malam, janji deh, aku bakalan kenalin kamu sama Haikal!" Selly memainkan alis matanya.

Nadia menatap Selly, kesal. Sjapa juga yang suka sama Haikal? Orang cuma kagum doang, kok! Haikal itu salah satu siswa terpintar di sekolah mereka. Suka mengharumkan nama sekolah lewat event-event yang diikutinya. Jadi, kalau Selly beranggapan Nadia itu suka sama Haikal, itu pastilah karena prestasinya saja. Tidak lebih.

#####

"Apa?! Papa gak dengar, maaf!" Pinta Hanif saat Nadia mencoba meminta izin papanya agar membolehkan dirinya datang ke pesta ultah Samantha.

"Nadia diundang untuk datang ke ultahnya Samantha, Pa. Apa Nadia boleh datang?" Tanya Nadia, dengan suara pelan.

Hanif yang sedang membaca tugas Mahasiswanya, mengangkat kepala.
"Ulang tahun? Siapa?"

"Samantha, teman satu sekolah--" ulang Nadia.

Hanif meletakkan tugas-tugas itu. Fokus melirik putrinya.

"Kapan?"

"Besok malam."

"Besok? Malam?!" Hanif mendesah. Seharusnya, dari dulu, Nadia sudah paham kenapa dia sangat mewanti-wanti Nadia agar tidak mudah menerima ajakan teman-temannya. Apalagi, ajakan anak-anak seusia mereka yang notabene hanya dipenuhi dengan hal-hal yang tidak berfaedah saja--kecuali jika itu masalah belajar kelompok. Tapi apa mungkin di pesta ulang tahun yang dibahas masalah pelajaran? Bahkan, untuk anak-anak sekarang, masih disangsikan jika mereka sedang belajar bersama yang dibahas adalah pelajaran sepenuhnya. Pasti melenceng kemana-mana.

Kalau sudah begitu, kemana perginya esensi belajar kelompok itu? Yang terkadang harus dinodai dengan membicarakan teman, menghujat guru, searching  idola, dan lain sebagainya.

Lagi, Hanif mendesah. "Apa ada orang tua dari teman-teman kamu itu yang ikut? Kalau ada, Papa akan mengizinkan kamu pergi. Dengan catatan, Papa juga ikut!"

Nadia bergeming. Pupus sudah harapannya untuk hadir di pesta ultah Samantha. Nadia tertawa dalam hati. Mana ada orang tua yang datang di pesta ulang tahun anak remaja? Yang ada, Nadia akan jadi bulan-bulanan teman-temannya nanti.

"Ya udah, Nadia gak jadi pergi!"

######

Tbc


YOU COMPLETE ME ( Sekuel CINTA H2-Life After Married)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang