Nadia melepas sepatu sekolahnya, lalu menaruhnya di rak sepatu yang sudah disediakan di samping pintu. Setengah menghela napas, Nadia masuk ke dalam rumah lebih dalam. Sepi. Mungkin Mama Hana belum pulang. Begitu pikirnya.
Nadia meletakkan tasnya di atas meja. Kata-kata laki-laki yang dia temui di resto tadi menyita pikiranya. Sebenarnya apa yang terjadi sebelum dirinya lahir, sampai laki-laki itu berniat sekali ingin menemuinya. Apakah ada tragedi yang tidak harus Nadia tahu? Nadia membuka resleting tas sekolah. Amplop coklat yang sengaja dia bawa bersama, dia keluarkan. Foto seorang wanita yang sedang tersenyum kini menyedot perhatian Nadia.
Lama sekali Nadia menatapnya, hingga...
"Eh, Nadia sudah pulang?!" Kaget, foto itu terjatuh ke bawah kaki Nadia. Dari arah belakang, Nadia melihat Mama Hana.
"Mama--" mendadak Nadia kelu. Cepat-cepat ditutupnya foto itu dengan kakinya. Lalu membenarkan posisi duduk.
Hana tersenyum. "Maaf, mama ngagetkan kamu, ya? Iya, mama udah pulang dari tadi." Jawab Hana. "Rencana Mama mau jemput kamu, tapi ternyata kamu udah sampai." Ringis Hana, kemudian menghampiri anak sambungnya itu.
"Eng--enggak kok, Ma!" Geleng Nadia. Tersenyum.
"Mama tadi jemput Aisyah, ya? Kok nggak lihat Aisyah?" Nadia mencoba mengusir rasa gugupnya dengan bertanya tentang adik tirinya itu."Mama titipin Aisyah ke rumah Nenek."
"Kenapa, Ma? Emang Mama mau pergi?" Selidik Nadia. Wajah Hana sendu. "Kan ada Nadia, Ma. Biar sama Nadia aja."
"Enggak, Mama nggak mau kemana-mana, Sayang. Mama cuma...mama cuma ingin sendiri saja dulu! Kamu tahulah, kalau ada Aisyah, dia akan bertanya macam-macam." Senyum Hana.
Nadia menatap Hana. Seperti ada yang mengganggu pikiran Mamanya ini.
"Mama ada masalah?"
"Kenapa? Apa segitu jelasnya, ya?" Tawa Hana sumbang.
"Mama boleh kok, cerita sama Nadia!" Aju Nadia, meraih tangan Hana. "Nadia bukan anak kecil lagi, Ma."
"Iya, iya! Mama tahu, kamu itu memang anak yang bisa diandalkan!" Hana mencubit pelan puncak hidung Nadia. Hana menghela napas. Dia menumduk sesaat sebelum akhirnya mengangkat kepalanya kembali.
Di sampingnya, Nadia menunggu.
Belum sempat Hana membuka mulutnya, pintu utama dibuka seseorang. Spontan Hana dan Nadia menoleh bersamaan. Hanif yang terlihat lelah sudah berdiri di depan pintu.
"Papa..?" Panggil Nadia.
"Kamu sudah pulang?" Hana buru-buru berdiri menyambut Hanif, yang tak kalah kaget melihat kedua perempuan kesayangannya sedang duduk berdua.
Hana meraih tas kerja suaminya, sementara Hanif melirik Hana dan Nadia bergantian.
"Ada yang aneh, pa?" Tanya Nadia.
"Tadi papa ke sekolah kamu. Tapi kata teman kamu, kamu sudah pulang." Bagai tersengat listrik Nadia mendengar pernyataan papanya.
"Engg, itu..tadi--"
"Iya, Aku rencananya juga mau jemput Nadia ke sekolah setelah jemput anak-anak. Eh, nggak tahunya Nadia udah muncul aja di rumah." Kekeh Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU COMPLETE ME ( Sekuel CINTA H2-Life After Married)
ChickLit..bagaimana jika sampai nanti tidak akan pernah ada anak di antara kita? ( HANA) ...seberapa berat cobaan, aku akan menjadi perisai kalian. because, You complete me ( HANIF) Ini kisah tentang Hana, Hanif dan keempat anak perempuan mereka. menjelang...