3

295 57 16
                                    

Halo, ada yang kangen Meena??
Coba absen dulu yang kangen sama Meena.

Sebelum lanjut baca, jangan lupa vote dan komennya yaa~

xoxo~

Pernah nggak kalian pengin nangis, tapi air mata nggak mau keluar? Dan hati, rasanya juga sakitt bangett, tapi air mata tetap nggak mau keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pernah nggak kalian pengin nangis, tapi air mata nggak mau keluar? Dan hati, rasanya juga sakitt bangett, tapi air mata tetap nggak mau keluar.

Hal itu, sering banget aku rasain. Bahkan, saat ini, aku sedang mengalami hal tersebut.

Kalau kalian pernah merasakan hal tersebut, apa yang biasanya kalian lakukan agar merasa lega?

Kalau aku, mencari lagu dengan arti dan nada yang menusuk hati, lalu memutarnya sepanjang malam di kamar kos yang lampunya mati. Selain itu, aku juga memutar film ataupun drama yang bisa membuatku menangis.

Jika dirasa kurang, aku akan mencari bacaan berupa novel dengan genre angst, lalu membayangkan aku sebagai tokoh utama di novel tersebut.

Jam masih menunjukkan pukul delapan malam saat aku selesai membersihkan diri. Aku membalik reed diffuser dan meletakkannya di samping kasur. Lalu mengambil laptop yang sudah kunyalakan sejak aku mau ke kamar mandi dan meletakkannya di atas kasur. Terakhir, aku mematikan lampu dan merebahkan diri di samping laptop.

"Miracle in cell number seven, miracle in cell number seven, miracle in cell number seven...," aku merapalkan judul film yang akan menemani tangisku malam ini terus-menerus.

Aku menahan nafas sejak film terputar, dan memegang dada yang semakin lama terasa sesak. Air mata mulai mengalir deras, saat scene sang ayah yang dipaksa melakukan reka ulang adegan pembunuhan dan saat anak kecil di film tersebut berusaha memanggil ayahnya di tengah hujan deras.

Satu jam kemudian, aku memilih mengakhiri film dan merebahkan diri di atas kasur.

Alunan lagu yang kuputar memenuhi indra pendengaran, aku berusaha menghayati isi lagu-lagu yang kuputar agar sesak di dada cepat hilang. Aku mengambil kelinci raksasa yang teronggok di ujung kasur dan memeluknya erat.

Suara isakan yang keluar dari mulutku beradu dengan lagu yang masih terus terputar.

Jika boleh jujur, rasanya sakit, sakit sekali.

Begini yaa, rasanya dikhianati? Atau aku yang terlalu berlebihan dalam menyikapi hal ini? Apa ini hanya rasa iri yang terlalu mendominasi egoku?

Ingatanku melayang ke kejadian tadi siang di salah satu gerai fast food terkenal. Tempat aku bertemu dengan salah satu kenalan lama.

"Meenaaa... ya ampunn.. lama banget yaa kita nggak ketemu."

"Hi Gheaa, iya terakhir enam bulan lalu ya?" Aku dan Ghea berpelukan selayaknya orang yang lama tak bersua.

520Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang