24 || Dua Jagoan Papa

7.7K 837 187
                                    


°°°

"Ayo Alan, kita ketempat papa! Papa udah bangun," ujar Zyan, menyuruh Alan untuk mempercepat gerakannya.

"Makan satu suap lagi, siap itu minum susunya, setelah itu baru kita pergi ketempat papa." Alan menyodorkan satu sendok terakhir berisi bubur diatasnya. Zyan dengan ogah ogahan menerima suapan itu, kalau bukan karena ini segera bertemu dengan papanya, mana mau Zyan memakan bubur lembek yang menjijikkan itu, eww

Setelah menelan bubur didalam mulutnya, Alan langsung menyodorkan segelas susu kearah kakaknya.

Zyan dengan cepat menegak susu itu hingga habis, menyapu bibirnya yang terkena noda susu dengan lengannya, lalu menuntut Alan untuk segera mengantarnya ketempat papanya.

"Ayo Alan!"

"Iya, iya sabar kak. Lagian papa nggak bakalan hilang kok," ujar Alan, tangannya lalu meraih tangan Zyan, digandengnya tangan itu untuk membantu Zyan berdiri.

Sebenarnya tanpa itu Zyan masih tetap bisa berjalan dengan baik.

Yaa, Alan aja yang lebai + parnoan.

Alan menggandeng tangan Zyan menuju ruangan dimana Erik berada, kedua kakak beradik itu berjalan, mengabaikan tatapan orang orang yang tertuju kearah mereka.

Mereka tampak gemas melihat interaksi keduanya.

Zyan tampak tidak sabar ingin segera bertemu dengan papanya, senyuman sedari tadi tidak pernah luntur dari bibirnya. Alan yang melihat kelakuan kakaknya itu menggelengkan kepalanya pelan, lalu membentuk senyuman kecil pada bibirnya.

Alan bersyukur saat mendapat kabar tentang papanya yang sudah bangun.

Alan senang mendengarnya.

Zyan segera membuka pintu ketika mereka sudah sampai didepan pintu dimana Erik dirawat. Keduanya terdiam ditempat melihat papanya benar benar sudah bangun. Kini Erik tengah makan, dengan Alena yang menyuapinya.

Erik menoleh kearah kedua putranya, senyuman lembut terukir dibibirnya, walaupun terlihat pucat, wajah Erik tetap menawan seperti biasanya.

Erik mengode keduanya untuk mendekat.

Syukurlah, kedua putranya terlihat baik baik saja.

Melihat itu, Alan dan Zyan berjalan mendekati Erik. Perasaan senang tentu menyelimuti keduanya, mereka sangat bersyukur papanya bisa kembali membuka kedua matanya.

Keduanya kini sudah berada disisi ranjang tempat Erik berada.

Mereka masih diam, tidak mengucapkan sepatah katapun, speechless.

Tiba tiba, Erik memeluk kedua putranya itu secara bersamaan. Erik benar benar bersyukur, mendapati kedua putranya selamat. Erik tidak terisak, tapi entah kenapa air matanya jatuh mengenai pipinya.

"Syukurlah kalian berdua baik baik saja," lirih Erik.

Keduanya masih terdiam.

Bahkan dengan keadaan seperti itu, Erik masih sempat sempatnya mengkhawatirkan keadaan mereka.

Setelahnya, Zyan dan Alan juga membalas pelukan papanya. Mereka tenggelam dalam pelukan hangat itu, sangat menikmati suasana seperti ini.

Alena tersenyum lembut melihat itu, ia sangat bersyukur bisa berada didalam keluarga ini juga. Suaminya benar benar menyayangi kedua putra mereka. Begitu pula dengan kedua anaknya, mereka terlihat sangat mencintai papanya.

Mereka benar benar berharga bagi Alena.

Mendengar kabar kalau Zyan hilang benar benar membuatnya takut.

My Cute Big BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang