4 || Kehawatiran Xavier

24.3K 1.7K 85
                                    

Votemen-nya jangan lupa yaa🌟

°
°
°

Seperti pagi pagi sebelumnya.

Setiap pagi, kediaman keluarga Alfred akan dipenuhi dengan keributan dan kekacauan. Tentu saja semuanya merupakan ulah kedua putra mereka.

Kita mulai dari Alan yang menjahili Zyan saat tidur, keduanya bermain kejar kejaran ditangga, menjatuhkan makanan yang para pelayan buat, menumpahkan susu, Zyan yang menyeburkan diri ke kolam di pagi buta, menganggu papanya yang tengah duduk anteng sambil membaca koran dan masih banyak lagi kegiatan merusak lingkungan rumah yang mereka lakukan. Jika di sebutkan satu per satu, mungkin itu akan memakan waktu yang cukup banyak dan akan buang buang waktu saja.

Jadi, mari kita lanjutkan.

Tepat pada pukul setengah tujuh, keempat anggota keluarga itu memulai acara sarapan mereka. Dan tentu saja di temani dengan acara ejek mengejek antara dua kakak beradik itu.

"Ahahaha, tadi kena marah papa." Ini Alan yang tengah mengejek kakaknya, karena tadi Zyan kena marah papanya saat nyebur ke kolam. Mana pagi tadi udara dingin banget lagi, emang cari cari penyakit si Zyan.

Zyan yang mendengar ejekan itu, menggembungkan pipinya tak suka. "Papa nggak marah kok! Alan juga tadi kena marah mamakan?"

"Mana pernah mama marah ke anak gantengnya ini," jawab Alan dengan wajah mengejeknya.

Satu fakta, Alan akan banyak bicara jika ia sedang berada di sekitaran Zyan. Itu tidak akan berlaku kepada orang lain, di luar, Alan benar benar seperti manusia triplek tanpa ekspresi. Sifat jahil Alan muncul hanya saat bersama Zyan dan salah satu hobi dan moto hidupnya adalah menganggu kehidupan Zyan.

Alan akan manganggu Zyan dimanapun dan kapanpun.

Menjahili Zyan seperti sebuah keharusan bagi dirinya.

Tapi, ia tidak akan terima kalau Zyan di jahili orang lain. Alan adalah orang pertama yang akan membuat orang itu babak belur kalau dia berani menganggu Zyan barang sedikitpun.

Alan tidak akan pernah memaafkan orang yang berani menganggu kakaknya.

Yaa, bisa dibilang Alan egois. Ia tidak memaafkan kakaknya di jahili orang lain, hanya ia dan satu satunya yang boleh menjahili Zyan semaunya.

Saat Zyan akan melontarkan protesannya, dehaman sang kepala keluarga mengintrupsi Zyan untuk duduk dan kembali memakan sarapannya dengan tenang. Tidak ingin membuat papanya kembali marah, akhirnya Zyan kembali duduk walau hatinya tengah misuh misuh ingin mengumpati Alan.

Setelah sarapan Zyan dan Alan langsung menuju mobil papanya yang sudah menunggu mereka. Zyan tidak ingin bicara karena masih kesal dengan kejadian tadi, dan Alan juga diam karena ia yakin kakaknya ini akan mengajaknya ngobrol nanti.

Setelah berpamitan dengan mama, keduanya masuk kedalam mobil yang tak lama mobil itu berjalan keluar dari pekarangan rumah lalu membelah jalanan kota.

Jarang sekali mereka diantar kesekolah oleh supir, Erik pasti akan selalu menyempatkan waktunya untuk mengantar kedua putranya kesekolah. Setelah itu, baru ia akan pergi kekantor setelah selesai mengantar keduanya.

Erik tidak merasa terbebani akan hal itu.

Ah, ia ingin menjadi figure ayah yang baik untuk kedua putranya. Erik tidak ingin disibukkan oleh setumpuk pekerjaan hingga melupakan keluarganya.

My Cute Big BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang