16 || Dia Tidak Baik Baik Saja

10.4K 1K 84
                                    

Happy Reading📖

°






































Xavier dengan cepat berlari, segera mencari bantuan untuk segera membantu Zyan keluar dari lubang jebakan itu. Tidak ingin mengulur waktu yang dapat membuat Zyan menunggu lama lagi.

Orang pertama yang Xavier beritahu adalah Alan. Mereka segera mencari pembina kemah ini untuk meminta pertolongan.

"Kenapa kok bisa kejadian?" tanya Alan kesal saat mendengar kabar tentang kakaknya dari Xavier.

Mendengar pertanyaan itu, Xavier segera menjawab di sela sela larian mereka. "Zyan terpeleset masuk kedalam lubang itu. Tapi gw yakin lubang di sana sengaja dibuat. Lo taukan, baik lo atau om Erik punya banyak musuh? Bisa saja itu perangkap-"

Xavier terdiam mendengar kata terakhir yang keluar dari mulutnya, ia berhenti berlari membuat kening Alan mengerut kesal karena Xavier memperlambat gerak mereka. "Ada apa?! Ayo buruan!" teriak Alan kesal.

"Ck, sial!"

Tanpa memperdulikan Alan, Xavier segera berlari menuju lubang tempat Zyan terperangkap tadi. Xavier berdoa dalam hati semoga Zyan tidak dalam kondisi seperti yang ada dipikirannya, semoga Zyan baik baik saja.

Xavier kulut, bisa bisanya ia meninggalkan Zyan disana sendirian. Xavier lupa kalau ada kemungkinan itu cuma perangkap, bisa saja ada orang yang memang berniat mencelakai Zyan. Kepanikan membuatnya lupa akan kemungkinan itu.

Argh! Bodoh!

Kenapa ia tidak menyadarinya?!

Zyan akan baik baik saja, kalimat itu terus berputar dalam otak Xavier, memberikan sugesti pada dirinya sendiri kalau Zyan memang baik baik saja.

Saat sampai ditempat dimana Xavier meninggalkan Zyan, dengan perasaan campur aduk Xavier melanglah mendekat kearah lubang perangkap itu. Firasat buruk benar benar menghantuinya sedari tadi. Kalau Zyan kenapa napa, Xavier tidak akan pernah memaafkan dirinya.

Xavier tidak bisa menjaga Zyan seperti yang Erik dan Alena pesankan kepadanya.

Xavier cemas akan apa yang akan dilihatnya nanti.

"Zyan?"

Saat melihat kebawah, Xavier terdiam saat dirinya tidak melihat sosok Zyan sama sekali didalam sana. Tubuh Xavier terdiam tanpa bergerak seinci-pun, berharap kalau apa yang tengah dilihatnya kini tidak benar.

Xavier menolak fakta yang tengah dilihatnya ini.

Zyan-

hilang?

Yang benar saja?!

Ini-

tidak benarkan? Penglihatannya tidak salahkan?

Setelahnya, beberapa orang datang menghampiri Xavier yang masih mematung menatap kebawah, Alan salah satunya. Tepukan pada pundaknya sama sekali tidak berefek, Xavier tetap diam dengan tangan terkepal.

"Zyan mana?" tanya Alan ketika tidak mendapat raspon dari Xavier saat ia menepuk pundaknya tadi.

Tidak ada jawaban lagi.

Alan menoleh ke arah pandang Xavier, apa yang membuat Xavier seperti itu hingga tidak menjawabnya.

Kosong.

Tidak ada apapun.

Hanya lubang yang cukup dalam yang tengah mereka lihat, hingga Alan kembali menoleh ketika akhirnya Xavier membuka suara. Tapi, perkataan Xavier adalah kalimat yang benar benar tidak ingin Alan dengar.

My Cute Big BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang