"Kenyang?"
Alan membersihkan sisa makanan di sisi bibir Zyan menggunakan ibu jarinya. Zyan menangguk menjawab pertanyaan Alan.
"Humm, udah."
Alan tersenyum. Setelahnya ia lalu membersihkan alat makan yang berada di atas meja, ia berjalan menuju wastafel untuk meletakkan piring siap makan dirinya dan kakaknya tadi. Setelah selesai, Alan kembali menghampiri Zyan yang masih duduk anteng di meja makan.
"Kalau gitu sekarang kita tidur, okey?"
Zyam menoleh kearah Alan, Zyan lalu mengangguk. "Ya."
***
Zyan membuka matanya. Matanya melirik kearah Alan yang masih menutup mata di sebelahnya. Zyan haus, pengen minum.
Dengan perlahan Zyan memindahkan tangan Alan dari perutnya. Tadi sepanjang tidur Alan memeluknya, Zyan pengen protes tapi masih takut. Akhirnya Zyan memiarkannya saja. Kini Zyan merasa sangat haus, Zyan butuh minum.
Alan terusik dengan pergerakan Zyan yang memindahkan tangannya.
"Ngapain?" tanya Apan dengan suara serak khas bangun tidurnya.
"Umm, mau minum Alan."
Alan mengangguk. Ia lalu duduk dari tidurnya, sekali menguap lalu meregangkan tubuhnya. Setelah itu Apan berdiri, menyodorkan tangannya kearah Zyan yang menatapnya bingung. "Ayok Alan anter ke bawah."
Zyan akhirnya menerima uluran tangan Alan.
Mereka berjalan kebawah sambil nergandengan tangan, terlihat jelas muka bantal keduanya bahkan Alan terlihat berjalan sambil memejamkan matanya. Tidurnya belum cukup.
Zyan melirik ke arah jendela rumah yang tak jauh dari garasi mobil. Disana ia melihat mobil papanya terparkir.
Zyan menarik narik ujung baju Alan yang ditanggapi oleh dehaman serak oleh sang empu. "Kenapa, kak?"
"Alan itu mobil papa."
Alan ikut melirik kearah jendela.
"Papa sama mama udah pulang!"
"Loh abang? Adek? Ngapain malam keluar? Ga tidur sayang?" Suara yang Zyan rindukan. Zyan sontak menoleh kebelakang mendapati mamanya yang tengah berjalan kearah mereka. Binat wajah Zyan langsung berubah senang, ia melepaskan pegangan tangannya dengan Alan lalu segera berlari kearah mamanya.
"Mama! Abang kangen mama~"
Zyan langsung memeluk erat mamanya itu.
Dengan refleks yang bagus, Alena menangkap sang buah hari untuk masuk kedalam pelukannya. Dirinya ikut menyalurkan kehangatan kepada sang anak. Jujur Alena sama rindunya kapa anaknya ini, sudah beberapa hari ini mereka tidak bertemu.
"Mama juga rindu baby kecil mama ini." Alena mengecup sekali puncak kepala Zyan.
Di bilang baby sebenarnya Zyan tidak terima, tapi yasudahlah untuk kali ini Zyan biarkan daja mamanya memanggilnya baby. Lagipula Zyan tidak benci benci banget sama panggilan itu dari keluarganya, Zyan hanya merasa ia tidak baby lagi saja.
"Alan here! Mama miss Alan too."
Alan berjalan mendekat kearah mama.
Mereka bertiga akhirnya berpelukan layaknya teletubis.
"Wah, wah, papa ngelewatin moment apa lagi ini? Kok pelukannya bertuga doang? Papa gak di ajak nih." Erik yang kini berjalan kearah mereka, ketiganya terkikik geli saat Erik mengatakannya dengan nada dibuat buat merajuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Big Brother
Novela JuvenilZyan mempunyai adik laki laki yang umm- sedikit menyeramkan? Sebagai abang yang baik harusnya Zyan yang menjaga Alan, kini peran itu terbalik. Zyan sebagai abang yang malah diprotektifin adiknya sendiri. #brothership #sweet ~ ⚠️WARNING⚠️ Bukan Lapa...