27 || Jalan Jalan Bareng A&X

5.9K 654 30
                                    

"Huwaaa, capeknya."

Zyan menidurkan kepalanya diatas meja, menoleh kearah Xavier yang tengah duduk santai disampingnya. Bibir Zyan memanjang beberapa sentu kedepan, ditatapnya Xavier dengan mata berkaca kaca.

"Tugasnya banyak banget," lirihnya mengadukan apa yang dialaminya kepada Xavier.

"Ya, wajar sih. Lagian lu juga sering bolos sekolahkan. Jadi nggak aneh lagi kalau tugas lu numpuk banyak benget," jawab Xavier yang tampak acuh tak acuh dengan penderitaan yang Zyan alami.

Bibir Zyan makin mengerucut kesal.

"Kok jadi salah Zyan sih?! Kan Zyan nggak sekolah juga karena sakit. Salahin Alan tuh, ngelarang Zyan sekolah mulu, padahal nggak sakit parah banget," jawab Zyan yang jelas saja tidak terima saat Xavier mengatakan seolah olah semua ini adalah kesalahannya.

Nggak terima dong!

Zyan pokoknya tuh nggak mau disalahin.

"Hm, kok jadi Alan yang salah?"

Zyan sontak langsung menegakkan tubuhnya, menoleh patah patah kearah pintu kelas, Alan berjalan dengan santai menuju mejanya.

Kok ada Alan disini?!

Zyan bergidik ngeri saat melihat senyuman di wajah Alan. Apapun itu, Alan yang tengah tersenyum saat ia sedang marah adalah pemandangan yang paling mengerikan bagi Zyan. Bahkan lebih baik Zyan tidur bersama harimau peliharaan Alan bernama Leon, daripada melihat senyum psikopat milik adiknya.

Senyuman Alan bahkan lebih mengerikan daripada film horor.

"E-eeh. Ya, kan bener, Zyan sering bolos sekolah gara gara Alan ngelarang Zyan terus," jawab Zyan setengah mencicit. Sebenarnya ia takut menjawab pertanyaan Alan, tapi mau bagaimana lagi, udah terlanjur basah, lanjut nyebur aja.

Semoga aja jiwa iblisnya Alan nggak keluar.

"Loh, kan kakak yang suka nyari nyari penyakit."

Alan sudah berdiri disamping mejanya. Jawaban Alan benar benar membuat Zyan tidak bisa membalas. Kan, kalau udah debat sama Alan pasti Zyan kalah mulu, kenapa ya? T~T

"Iya, iya, Zyan yang salah," jawab Zyan akhirnya, kesal karena Alan selalu saja menang tiap adu mulut dengannya.

Alan terkekeh geli melihat wajah kesal Zyan, tangannya bergerak mengacak rambut kakaknya itu gemes. Membuat kakaknya kesal akan selalu menjadi hobinya setiap hari.

"Ke Mall yuk."

Zyan menatap curiga kearah Alan, tidak biasanya Alan mau membawa Zyan ke Mall tanpa tujuan tertentu.

"Tumben," ujar Zyan curiga.

Alan memandang Zyan datar, kakaknya ini banyak nanya. "Jadi, mau atau enggak?" tanya Alan sekali lagi.

Brak!

"Ya mau lah!" ujar Zyan sambil memukul meja dengan tidak santainya. Bahkan bukan hanya Alan yang menatapnya datar kali ini, Xavier yang sedari tadi diam juga ikut menatap datar kearahnya.

"Ayo Vie kita pergi sama sama," lanjut Zyan seakan tidak melakukan apapun tadi, tangannya menarik tangan Xavier untuk berdiri, tapi tidak bisa. Entah itu karena Zyan terlalu lemah, atau Xavier yang sengaja menahan tarikannya.

My Cute Big BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang