Entah kerasukan apa, Sun si pelit update hari ini mau update buat kalian. Vote and komen sebelum baca ya, biar makin rajin.
~Enjoy to reading~
Mendengar suara yang sangat familiar, Mark langsung membalikan tubuhnya dan menatap bengis ke arah seseorang yang nyaris membuat jantungnya copot.
"Ternyata kamu, dek!" Cetusnya seraya meninju pelan perut sang adik.
Ahhh.... benar-benar menyebalkan. Jantung anak laki-laki itu hampir saja copot, namun ternyata yang di belakangnya saat ini hanyalah Sang adik.
Lee Haechan.
Anak laki-laki 15 tahun itu tengah meringis menatap Sang kakak yang emosi karena kejahilannya.
Tadi... Haechan tengah berjalan menuju halte karena sekolahnya juga pulang lebih awal. Saat dirinya bersenandung kecil, punggung pria yang amat dia kenal tengah duduk seorang diri sembari menatap jalanan.
Sifat jahilnya langsung keluar dalam satu detik. Mungkin menakut-nakuti Sang kakak ide yang cukup lumayan. Dan seperti dugaan, kakaknya itu ketakutan. Ide tadi tidak sia-sia.
Dirinya tengah menertawai Mark yang sudah cemberut sejak tadi.
"Ahahaha, kakak penakut banget." Gelak anak laki-laki yang lebih muda.
"Kamu pikir lucu?"
Haechan duduk di samping Mark, lantas mengatupkan kedua tangan di depan dada. "Iya deh maafin adek, ya..." Mohonnya dengan sepasang mata sendu. Berharap Sang kakak memberi belas kasihan.
Pada akhirnya, Mark pun tidak bisa berlena menatap iras adiknya yang begitu menggemaskan. Pria itu sulit sekali marah ketika Haechan sudah mulai bersikap layaknya anak TK.
"Sekolahmu juga pulang cepat?" Mark membenarkan surai anak laki-laki di depannya yang sedikit menyentuh mata.
Haechan mengangguk, membenarkan bokongnya di bangku halte. "Kayaknya...karena insiden kemaren."
Yang lebih tua diam sejenak, menatap Haechan penuh arti. "Setelah ini... semua orang harus berhati-hati." Ujarnya.
"Kenapa harus? Bukannya cuma pembunuhan biasa?"
"Hei, pembunuhan biasa macam apa yang menaruh mayatnya di tong sampah? Bukankah pelaku merasa bangga dan aman?"
Haechan mengerutkan dahi tak mengerti. "Maksud kakak?"
"Pelaku pada umumnya akan menyembunyikan mayat sebaik mungkin, Haechan. Lalu kenapa yang satu ini menaruhnya di tong sampah? Di tempat ramai yang semua orang bisa jangkau." Jelas Mark.
Dari kemarin memang pria bersurai kecoklatan itu selalu memikirkan apa yang ada di isi kepala Sang pelaku hingga sangat berani. Alih-alih menyembunyikan mayat di ujung bumi yang tak bisa dijangkau, ia malah seperti ingin semua orang menemukan korban.
"Benar juga...menurut kakak, kenapa pelaku ngelakuin itu?"
"Itu yang kakak ingin cari tau."
"eh?" Pemuda berpipi gembul mengernyit. "Buat apa? Bukannya kakak syok gara-gara liat mayat kemaren. Kenapa sekarang malah pengen tau?"
Mark mengedikkan bahunya. "Ga tau dek. Kakak hanya penasaran saja."
"Terus, cari taunya gimana?"
Haechan memang cerewet. Mark sudah memakluminya. Yang lebih tua berdeham sebelum menjawab pertanyaan Sang adik. "Gampang."
"Serius?"
"Kan... kakak saksi mata utama. cepat atau lambat petugas akan menghubungi kakak."
"Ih... kok tau? Cenayang, ya....?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Predator || Mark Lee
Mystery / Thriller🚫17++ "Kenapa kau ingin membunuhku?" "Dasar tidak tau diri! Kau mengumpat ku tadi!" ... "Mati! Mati! Mati!!" .... "Jangan pernah melukai makhluk hidup, karena itu perbuatan yang salah." "Kalau dia mengganggu?" "Tidak perlulah membalas dengan kekera...