24...

44 9 13
                                    

Maaf banget yang udah nunggu, Sun telat lagi nih. Sebagai gantinya, Sun bakal double up. Tapi enaknya, up sekaligus, atau nanti malem nyusul?

Jawabannya cuma butuh spam komen banyak-banyak🎉🎉










Layaknya berpesta, kini halaman teras rumah Mina penuh dengan kericuhan. Semua temannya sibuk dengan aksi mereka. Ada yang tertawa, ada yang menyanyi tak jelas seperti Lucas dan Hyewon. Ada yang memanggang daging yang hampir selesai. Dan ada pula yang hanya mencemili jajan sejak tadi.

Seolah langit mendukung acara mereka, kelam malam terbentang luas dengan bertabur bintang dan seonggok bulan yang terlihat seolah senyum ke arah mereka. Menyaksikan muda-mudi menikmati masa-masa terindahnya.

Mina yang duduk di tikar akhirnya menghampiri Dejun. Sesungguhnya dia lapar. Tapi tak ingin hanya mengisi perut dengan makanan ringan yang dibawakan Lucas. Mina sudah tidak sabar mencoba daging panggang buatan Dejun.

Di bawah pohon mangga itu, Dejun tengah berkutat seorang diri. Tidak seperti kepribadiannya yang malas, malam ini Dejun tampak menikmati dan dengan cekatan membalik daging, serta mengolesnya dengan bumbu jika dilihat kurang memuaskan.

"Woy!"

Sapa Mina begitu ia sampai. Sementara Dejun hanya berdeham sembari melirik ke arah gadis itu. Tangan dan matanya sibuk memandangi daging di atas bara api tersebut.

"Lama lagi?"

"Napa? Lo laper?"

Mina sedikit malu untuk mengakuinya. Tapi karena ini adalah Dejun, ia tak perlu malu. Gadis itu mengangguk seraya mengerucutkan bibir beberapa senti ke depan.

Kemudian, terlihat sedikit lengkungan di bibir Dejun. Entah apa maksudnya. Dia hanya sedikit lucu dengan Mina. "Yaudah tunggu. Bentar lagi udah, tinggal ngeringin doang," jelas pria itu.

Mendengar embel-embel 'bentar lagi,' Mina jadi semangat. Matanya melihat-lihat ke arah daging yang siap matang itu dengan berbinar. Kemudian Mina memilih untuk menjauhi Dejun. Mendekati Sang pacar yang duduk berdekatan dengan Hendery dan Lucas di tikar sebelah para wanita.

Begitu ia mendekat, Mina langsung menubruk tubuh Mark. Memeluk lengan lelaki itu, memasukkan kepalanya disana.

Lucas dan Hendery yang melihat hanya sekedar melirik. Mereka sudah terbiasa dengan tindakan sepasang kekasih itu yang sering bermesraan dimanapun. Sudah tidak ada lagi yang namanya canggung, atau malu-malu seperti dulu.

Mark merangkul Mina, mengusap bahu gadis itu, kemudian mencium keningnya sebentar.

"Anjing, pegi lo pada!" Hendery mengibaskan sebungkus jajanan besar ke arah sepasang kekasih itu. Mengusir mereka dengan tatapan sengit bak membunuh. Seolah hilang kata 'terbiasa' ia hanya sedikit kesal.

"Ngiri lo?" Sinis Mina. Ia malah semakin mengeratkan pelukan pada Mark. Lelaki itupun tak menolak, ia menanggapinya dengan senyuman yang terlihat menggemaskan di mata Mina. "Ihh gumush."

"Mesra-mesraan mulu, kasian sama yang jomblo," sambar Lucas melirik Hendery.

"Apaan?" Hendery yang sadar langsung memasang wajah sinisnya. "Lo juga jomblo, sialan!"

"Cem-ceman gue banyak bor."

"Eleh, percuma banyak cem-ceman tapi gada yang diajak serius."

"Kok sewot njing? Dari pada kaga laku, kaya lo."

"Gigi lo ga laku!"

"Kan emang?"

"Ada yang mau sama gue!"

The Predator || Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang