17...

64 13 23
                                    

Sebelumnya, Sun mau minta maaf karena telat update. Vote dan komennya jangan lupa ya:)





"tuh kan, keliatan banget ini diedit."

"Iya juga ya."

Daniel dan Dejun sudah berada disini sekarang. Kamar yang penuh dengan komputer milik Dejun selalu menjadi tempat tongkrongan mereka saat hendak menyelidiki sesuatu.

Menggaruk kepala efek dari stres karena tak mengerti dengan Vidio yang ia lihat, Daniel tak habis pikir jika memang rekaman ini sudah direkayasa oleh pelaku. Bagaimana tidak? Kasus ini sudah tuntas dan Kim Seok Jin telah dimasukkan ke dalam jeruji besi sekitar sebulan yang lalu.

Ia sedikit frustasi, kemudian melangkah mendekat ke arah jendela, lantas membuka lebar dan menghirup oksigen sebanyak mungkin. Merilekskan pikiran perlahan dengan memandang dedaunan yang saling bersentuhan akibat gelintir angin menerpa.

Bagai disuntik hangat, pikiran Daniel mulai membaik. Otak yang awalnya seperti benang kusut kini mulai melemas. Kembali pada awalnya.

Sementara Dejun masih duduk di kursi sembari memandang ke arah layar monitor. Menelisik rekaman cctv yang sangat mencurigakan.

"Kak, lo ngerasa gak sih? Kalo orang yang ada di dalem rekaman ini semakin lama semakin memudar?" Tanya anak itu kemudian membuat Sang empu menoleh kepadanya.

Daniel mengangguk. Ia juga merasakan hal yang sama. Maka dari itu Daniel berkata bahwa Vidio ini telah direkayasa karena ia berbicara atas dasar yang pasti.

"Lo perhatiin aja. Kim Seok Jin di dalem situ juga gak mulus. Macet-macet gak jelas," setelahnya Daniel kembali menatap luar jendela. Membiarkan Dejun bermain dengan nalarnya seorang diri.

"Iya bener. Tapi siapa yang edit rekaman cctv kaya gini? Gabut banget anjir,"

Yang ditanya hanya mengedikkan bahu. Lantas di detik ke berikutnya, Daniel melangkah mendekati Dejun. Entah kenapa, Dejun merasa Daniel ingin membisikkan sesuatu.

"Dari awal, ada satu orang yang gue curigain."

Bisikkan itu sejenak membuat bulu kuduk Dejun merinding. Suara Daniel lemah menghanyutkan. Ia tak bisa mendeskripsikan dengan pasti, namun... seperti ada aura yang berbeda di sekeliling Kang Daniel. Detektif ini... menyeramkan.

"Siapa?" Karena penasaran, tentu Dejun bertanya.

Daniel menyeringai dengan raut mengerikannya. Dejun tak dapat mengartikan mimik wajah seperti apa dan apa yang ada di pikiran Sang detektif saat ini. Ia hanya merasa, perlahan oksigen di sekitarnya menyempit. Sejenak membuat anak itu sulit bernafas.

"Pelan-pelan, gue mau buktiin dulu apa kecurigaan gue ini bener atau enggak. Nanti, gue kasih tau orangnya."

Mendengar sahutan seperti itu, Dejun hanya bisa mengangguk mengiyakan. Ia tak cukup berani jika harus menodongkan pertanyaan lebih kepada Sang detektif. Sungguh, Dejun tak berbohong jika Kang Daniel bisa menjadi orang mengerikan di detik yang sama. Ia bahkan tidak pernah merasa seperti ini.

Namun setelahnya, Daniel menjauh. Wajahnya langsung berubah lagi seperti sedia kala. Ia tak lagi menyeramkan. Malah tersenyum lembut seperti dua orang yang berbeda.

"Sekarang tugas kita cuma satu." Suara Daniel langsung membuat Dejun menatap wajah itu.

"Apa tuh?"

"Pastiin Vidio ini emang bener-bener diedit!"

"Iya, pasti bakal kita buktiin. Btw kak, lo gak laper?" Bertanya seperti itu, Dejun spontan memegang perutnya yang terasa lapar.

Sekarang pukul delapan malam, dan ia belum mengisi perut sama sekali dari sore tadi. Yang ditanya menatap pria yang lebih muda. Ia juga melakukan hal sama dengan memegang perut lepes itu.

The Predator || Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang