Melupakan sejenak masalah pribadinya. Gerald membuka sebuah map berwarna putih yang berisi informasi tentang Kevin Hui. Gerald mulai membacanya, tiap kata demi kata tak luput dari mata tajamnya.
"Mungkin aku bisa mengajaknya kencan malam ini" Dengan senyum merekah di wajahnya. Gerald mengambil handphone nya dan menelfon nomor Kevin. Beberapa detik ia menunggu sambungan telfon, hingga ia mendengar suin di sebrang telfon.
"Hallo, ini siapa?"
"Ini aku Gerald"
"Ah itu kau. Aku akan menyimpan nomormu sebentar lagi. Jadi ada apa Ge?"
Dengan sedikit gugup, Gerald mengatakan niatannya pada Kevin.
"A-apa kau tidak sibuk malam ini""Tidak, aku tidak sibuk. Memangnya kenapa?"
"Kalau begitu, aku ingin mengajakmu pergi keluar malam ini" Gerald meremas celananya sendiri karena merasa gugup. Ini adalah pertama kalinya ia mengajak seorang pria untuk pergi kencan. Terdengat suara Kevin di sebrang telfon.
"Apa kau mengajakku untuk berkencan?"
"Mmm y-yah. Bisa dibilang begitu. Kau tidak keberatan?"
"Baiklah, jadi pukul berapa?"
"K-kau menerima tawaranku?"
"Jika aku menolak. Mana mungkin aku akan mengiyakan tawaranmu"
Gerald tertawa garing, merutuki kebodohannya sendiri. Buru buru ia menjawab pertanyaan Kevin.
"Pukul 7 malam aku akan menjemputmu. Kau tidak keberatan jika naik speda motor bututku itu?""Tentu saja tidak! Aku malah sangat menyukai saat berkendara dengan sepeda motormu itu. Jadi pukul 7 malam ya. Kalau begitu aku akan bersiap"
"Baiklah kalau begitu. Kututup telfonnya. Sampai jumpa nanti malam"
Gerald berteriak tanpa suara, ini adalah kencan pertamanya dengan Kevin. Sebisa mungkin ia harus menampilkan kesan baik pada pemuda yang disukainya itu.
"Jadi apa yang harus ku pakai hari ini. Tidak mungkin aku pergi kencan dengan pakaian seperti ini"
Gerald mengingat perkataan Freya 2 hari yang lalu. Keluarga Duncan mempunyai aset besar lainnya. Salah satu pusat perbelanjaan besar yang berada tak jauh dari sini. Mungkin ia bisa pergi kesana dan mengambil beberapa potong baju.
Sampai di tempat tujuannya, sebuah bangunan besar dan luas tampak berdiri dengan gagahnya. Banyak orang berlalu lalang di sekitar, menghabiskan uang yang mereka punya untuk berbelanja. Gerald masuk kedalam, melihat sekelilingnya. Suasana cukup ramai hari ini, apalagi ini masih awal awal bulan. Momen yang tepat bagi mereka untuk berbelanja setelah menerima gaji dari hasil kerja keras mereka sendiri.
Pakaian pakaian dari brand biasa hingga dari brand ternama, semuanya ada di sini. Gerald bisa mengambil apapun yang ia inginkan. Ia berjalan menuju sebuah gerai pakaian yang cukup terkenal.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" seorang karyawan perempuan menghampiri Gerald, ia tersenyum ramah padanya.
"Aku ingin mengambil beberapa pakaian, bisa kau tunjukan padaku" Ucap Gerald, ia melihat sekelilingnya, terdapat banyak model model pakaian jaman kini.
"Jika boleh saya tau, pakaian seperti apa yang anda inginkan?"
"Aku akan memakainya untuk kencan malam ini"
"Ah begitu, kalau begitu mari ikut saya"
Gerald mengekor di belakang karyawan perempuan dengan name tag, Sarah.
"Silahkan Tuan. Ini adalah pakaian casual. Sangat cocok untuk anda gunakan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerald Duncan (BxB)
Non-FictionJesslyn yang menyesal melepas Gerald, setelah ia tau kalau mantan suaminya berasal dari keluarga konglomerat. Cek Prolog.