Bab 5.

3.9K 317 6
                                    

Kevin berjalan tergesa gesa setelah keluar dari lift. Ia lebih baik mengundurkan diri dari pada mendapat perlakuan tidak adil. Baru saja beberapa langkah ia keluar dari gedung perusahaan. Ia menoleh saat mendengar namanya di panggil. Itu adalah Gerald. Mempercepat langkahnya, Kevin menghampiri Gerald lalu memeluknya dengan erat. Ia menumpahkan segala emosinya, Gerald dapat merasakan bahunya terasa basah. Ia bingung ada apa dengan kekasihnya ini? Padahal tadi siang Kevin baik baik saja.

"Hei ada apa?"

Tak kunjung mendapat jawaban dari Kevin. Gerald akhirnya diam, mengusap punggung kekasihnya. Sampai Kevin merasa siap untuk menceritakan segalanya pada dirinya.

Disinilah mereka sekarang, berada di sebuah pantai yang tak jauh dari kota. Keduanya duduk berdua di bawah pohon. Setelah menceritakan segalanya pada Gerald. Kevin merasa sedikit lega. Beban dihatinya setidaknya terasa sedikit lebih ringan. Meski dia masih merasa sangat tidak adil.

"Lalu apa rencanamu berikutnya??" tanya Gerald.

"Entahlah Ge, mungkin aku akan mengirim surat resign besok. Ini bukan pertama kalinya aku mendapat perlakuan seperti ini. Sudah cukup aku berada di perusahaan sialan itu. Aku tidak akan bekerja disana lagi!!"

Gerald melihat air mata yang masih turun di pipi kekasihnya, segera ia memeluk Kevin, untuk menenangkan emosi kekasihnya yang masih belum stabil.

"Kalau begitu. Aku juga akan mundur besok"

Kevin menatap Gerald sejenak. Ia menghapus air mata yang ada di pipinya.
"Kenapa Ge?"

"Bukankah sudah jelas. Jika kau berhenti. Maka aku akan berhenti dan mencari pekerjaan lain. Bagaimana menurutmu?"

"Apa tidak apa-apa?"

"Tenang saja. Secepatnya aku akan mendapat pekerjaan baru lagi"

"Yasudah jika memang itu maumu"

"Ayo, lebih baik kita pulang ke apartemenku dulu. Mungkin kau juga bisa menginap disana untuk semalam"

Kevin berfikir sejenak, mungkin apa yang di katakan Gerald ada benarnya juga. Saat ini dia hanya ingin waktu berdua bersama Gerald. Kalau dia pulang, keluarganya akan mempertanyakan kenapa matanya sembab. Kevin masih belum siap untuk menceritakan masalahnya kepada keluarganya. Akan lebih baik dia menginap di rumah Gerald.

"Baiklah kalau begitu. Aku akan pergi menelfon Ayahku dulu Ge"

"Baiklah"

Di apartemen Gerald.

"Ayo masuk, maaf tempatku tidak terlalu besar"

"Tidak apa-apa. Ini sudah cukup"

Kevin meletakkan sepatu yang ia pakai di sebelah pojok ruangan. Ia melihat lihat apartemen Gerald yang ada di lantai 3. Sederhana tapi terlihat sangat bersih dan rapi.

"Mandilah dulu. Aku akan mengambil baju milikku yang sedikit kekecilan"

"Baiklah. Terumakasih Ge. Maaf merepotkan"

"Tidak sama sekali"

Setelah memastikan Kevin berada di dalam kamar mandi. Gerald mengambil telfonnya dan menelfon Freya.

"Halo Freya. Aku punya tugas penting untukmu" - Gerald

"Katakan saja Tuan Muda. Saya akan segera melakukannya" - Freya

"Aku ingin kamu.................... "

Gerald melirik jam di dinding menunjukkan pukul 3 sore. Cukup lama mereka ada di pantai. Ia pergi kedalam kamarnya saat melihat Kevin baru saja memakai baju miliknya. Yah, agak terlihat sedikit besar. Mengingat perbedaan tinggi badan mereka.

Gerald Duncan (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang