Gerald menghela nafas panjang, sehari penuh dia belajar untuk memimpin perusahaan. Banyak berkas berkas yang harus dia pelajari, belum lagi beberapa buku berukuran tebal yang harus dia baca. Dia tidak menyangka memimpin perusahaan akan membuatnya sesibuk ini. Ia melirik jam tangannya, menunjukkan pukul 3 sore.
"Lahm, Freya, kita lanjutkan lagi besok. Aku akan pergi ke makam bersama Kekasihku"
"Baik Tuan Muda"
Gerald segera bergegas, berjalan masuk kedalam lift dan turun ke lantai dasar, ia mengangguk singkat saat beberapa karyawan menyapanya. Sebuah mobil marcedez berwarna telah terparkir di depan pintu utama. Pria berjas hitam menyerahkan kunci mobil pada Gerald
"Terimakasih"
Segera Gerald melakukan mobilnya menuju perusahaan keluarga Hamilton. Setelah sebelumnya ia mengirim pesan terlebih dahulu pada kekasihnya. Sebelum itu, Gerald mampir ke sebuah toko bunga. Membeli beberapa bunga favorit mendiang ibunya. Dan serangkai bunga lain untuk makam mendiang Ayahnya.
Kevin memeriksa telfon genggamnya, membaca pesan yang beberapa menit lalu dikirim oleh kekasihnya. Ia tersenyum singkat, dan mulai membereskan beberapa barangnya yang berada di atas meja. Sebelum itu, ia mampir terlebih dahulu ke ruangan Ayahnya.
"Ayah"
"Oh Kevin. Sudah mau pulang. Bisa tunggu sebentar lagi. Masih ada beberapa dokumen yang harus Ayah tandatangani"
Kevin melihat banyak berkas berkas yang masih menumpuk di atas meja Ayahnya, kemudian ia berkata.
"Ayah, aku akan pulang telebih dahulu. Gerald dalam perjalanan menuju kemari. Kami berencana pergi ke makam kedua orangtua Gerald sore ini""Baiklah kalau begitu. Sampaikan salam Ayah untuk Gerald"
"Iya Ayah"
Kevin mencium pipi Ayahnya sebelum meninggalkan ruangan. Ia menutup pintu ruangan Ayahnya dan berjalan menuju ke lift.
Gerald berhenti di depan pintu utama gedung perusahaan keluarga Hamilton. Ia menyerahkan kuncinya pada salah satu penjaga yang berjaga. Dengan langkah penuh percaya diri, ia masuk kedalam. Mengabaikan suara bisik bisik yang tiba tiba saling bersahutan saat dirinya berjalan.
'Oh bukankah itu Gerald Duncan'
'Sedang apa dia kemari?'
'Demi Tuhan selain kaya dia juga sangat tampan'
Sampai di lantai dasar, Kevin berjalan keluar dari lift, ia berhenti sejenak saat seorang karyawan bernama Jimmy menyapa dirinya.
"Oh hei Kevin. Mau pulang?"
"Ya Jimmy, bagaimana dengamu?"
"Ya, aku juga hendak pulang, mau pulang bersama?"
"Ti........ "
"Dia akan pulang bersamaku!" Baru saja Kevin hendak menjawab pertanyaan rekan kerjanya, tiba tiba ia merasakan pinggang nya ditarik mendekat, dan menempeli tubuh besar Gerald. Kevin menoleh, melihat aura sedikit tidak mengenakkan di wajah kekasihnya.
"Ge kapan sampai?" Gerald langsung tersenyum ramah memandang kekasihnya, kemudian berkata.
"Baru saja sayang. Ayo kita pergi. Hari sudah semakin sore"
"Baiklah, Jimmy aku pergi dulu. Selamat sore"
Gerald menggenggam tangan Kevin, keduanya kemudian berjalan beriringan, Gerald sempat menoleh kebelakang sejenak, menatap orang yang bernama Jimmy dengan pandangan intimidasi. Ia tau jika pemuda itu memiliki ketertarikan pada kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerald Duncan (BxB)
No FicciónJesslyn yang menyesal melepas Gerald, setelah ia tau kalau mantan suaminya berasal dari keluarga konglomerat. Cek Prolog.