Bab 4.

3.8K 330 11
                                    

Kevin berdiri di dekat pagar pembatas, matanya menatap lurus hamparan lautan luas, setelah menghabiskan waktu bersama sama. Disinilah mereka berdua sekarang, Gerald sedang memesan beberapa makanan dan juga minuman. Mereka berada di sebuah cafe yang ada di pinggiran laut. Spot yang sangat disukai Kevin.

Gerald menghampiri Kevin dan berdiri di sampingnya, ia mengacak rambut Kevin sekilas. Keduanya saling menatap dan tersenyum.

"Ge, terima kasih untuk hari ini. Aku sangat senang" Ucap Kevin dengan senyum di wajahnya.
"Sama-sama. Lain kali aku akan mengajakmu lagi pergi ke suatu tempat. Bagaimana?"

"Setuju"

Keduanya berjalan menuju meja yang telah mereka pesan. Salah satu pelayan mengantar makanan dan minuman mereka. Gerald melepas jaket yang ia kenakan saat melihat Kevin tampak kedinginan. Apalagi mereka berada di pinggiran laut. Udara akan terasa lebih kencang dan dingin. Gerald memasang jaket yang ia kenakan pada tubuh Kevin.

"Ge, memangnya kau tidak kedinginan?" Tanya Kevin.

"Tidak masalah, aku sudah terbiasa. Kau saja yang pakai. Aku tidak mau kau sakit"

"Terimakasih" ingin rasanya Kevin melompat ke laut sekarang juga. Wajahnya pasti memerah lagi sekarang. Gerald sangat pandai menggodanya. Entah sudah berapa kali Gerald menggodanya hari ini.

"Kau minum alkohol?" Tanya Gerald.

"Ya sedikit. Toleransi ku terhadap alkohol cukup buruk. Jadi aku akan minum sedikit saja"

"Jadi, ceritakan sesuatu tentang dirimu" Ucap Gerald, ia menuangkan minuman alkohol berkadar rendah kedalam gelas.

"Tidak ada yang terlalu menarik sebenarnya, ibuku adalah wanita asli China, Ayah dan Ibu bertemu saat Ayahku ada pekerjaan di China. Yah kau tau, di negara ini, hal Rasis masihlah sangat tinggi. Hubungan Ayah dan Ibuku di tentang oleh keluarga Hamilton karena ibuku adalah orang Asia. Bahkan Sampai sekarang Nenekku bersikap dingin baik padaku maupun ibuku. Ah, aku juga punya adik perempuan, namanya Leylah Hamilton. Dia mewarisi gen Ayahku. Jadi dia terlihat seperti orang Amerika kebanyakan. Ah maaf maaf, jawabanku tidak sesuai dengan apa yang kau tanyakan"

"Tidak apa apa, aku menyukai apapun tentang dirimu. Jadi apa yang kau sukai?"

Kevin tampak salah tingkah lagi setelah mendengar ucapan Gerald. Dia benar benar penggoda ulung.
"Biasanya aku melukis jika ada waktu luang. Melukis sangat cocok untuk melampiaskan semua amarahku. Dengan melukis, setidaknya aku bisa merasa lebih baik. Sekarang giliranmu Ge" Ucap Kevin, ia meminum segelas alkohol yang ada di atas meja. Lalu menatap Gerald lagi.

"Baiklah, aku tidak akan menutupi apapun darimu. Jadi aku akan jujur. Sebelumnya, aku pernah menikah, tapi kini kami berpisah"

Kevin terdiam beberapa saat setelah mendengar ucapan Gerald yang membuatnya sangat terkejut. Gerald pernah menikah?
"Lalu apa yang terjadi? Kenapa kalian berpisah?" tanya Kevin.

"Awalnya aku berusaha untuk mempertahankan pernikahan kami. Tapi dia, Jesslyn. Memutuskan untuk tetap berpisah dariku. Jadi aku menerimanya saja. Dia tidak ingin bersama dengan pria miskin seperti diriku"

"Ah begitu rupanya, jaman sekarang kenapa mereka menjadikan kekayaan sebagi tolak ukur untuk sebuah pernikahan. Bagiku mau kaya atau miskin sama saja. Yang terpenting adalah kebahagiaan dan sebuah kepercayaan. Dalam hubungan pernikahan, saling percaya dan komitmen pada pasangan adalah hal yang terpenting. Percuma rasanya memiliki pasangan kaya tapi tidak memiliki sebuah komitmen. Apalagi hubungan pernikahan bukanlah hal sepele yang bisa dianggap ringan"

Gerald menatap Kevin dengan pandangan kagum. Ia tak menyangka pemuda itu punya jawaban bijak. Gerald lantas bertanya lagi pada Kevin.
"Apa kau pernah mempunyai hubungan dengan seseorang?"

Gerald Duncan (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang