Bab 17.

1.1K 145 7
                                    

Gerald menginap dirumah kekasihnya semalam. Dan dia meminta ijin untuk pulang lebih awal dikarenakan ada sesuatu yang harus dia urus. Jadi pemuda itu tidak ikut sarapan bersama.

"Dimana Gerald? Kenapa dia tidak ikut sarapan bersama?" Tanya Nenek Hamilton.

"Oh, dia pulang pukul 5 pagi tadi nenek. Katanya ada sesuatu yang harus dia urus"

Tak ada yang bertanya apapun setelahnya, di sela-sela kegiatan sarapan pagi, Gissele melirik ke arah leher sepupunya. Melihat sebuah kalung tergantung sangat indah. Ia merasa tidak asing dengan kalung itu.

"Dari mana kau mendapat kalung itu? Setauku itu sangat mahal, dan edisi terbatas" Mendengar pertanyaan sepupu perempuannya, Kevin menunduk, memegang kalung yang diberikan Gerald semalam.

"Oh kalung ini, hadiah dari Gerald, semalam dia yang memberikannya padaku. Kenapa?"

"Tidak ada, hanya bertanya" Gissele diam diam merasa sangat iri, perhiasan yang di pakai sepupunya itu, dia tau itu sangat mahal. Dan dengan mudahnya dia mendapatkan nya, baru berpacaran saja dia sudah mendapat hal hal yang mewah dari Gerald, apalagi jika mereka sudah menikah.

'Sialan! Tidak bisa dibiarkan!'

"Ah benar, Ayah, sebentar lagi ada beberapa orang yang akan datang untuk memindahkan barang - barangku ke sky tower, mungkin dalam beberapa hari ini aku dan Gerald akan pindah kesana"

"Baiklah jika itu rencana kalian. Ajak Gerald sepulang kerja nanti. Ada yang ingin Ayah bicarakan dengan dia"

"Baik, nanti aku akan mengabari dia"

"Kevin, ajak nenek pergi ke Sky Tower nanti. Nenek sangat penasaran" Ucap Nyonya Hamilton, sedari dulu dia sangat ingin melihat penthouse yang berada di salah satu distrik tempat dimana orang orang kaya itu tinggal. Mungkin jika memeliki kesempatan, dia juga bisa tinggal disana. Calon menantunya merupakan pemilik sah dari Penthouse mewah itu.

"Nenek bisa ikut dengan kami nanti jika ingin"

"Baiklah, nenek sangat tidak sabar!"

Sementara itu, Gerald tengah di sibukkan dengan setumpuk dokumen yang harus ia tanda tangani. Ia memanggil Lahm, yang kini menjadi sekretaris nya, sedangkan Freya tetap dengan posisinya sebagai wakil.

"Ada apa Tuan Muda memanggil saya?"

"Bacakan jadwal ku hari ini" Kata Gerald, tangannya masih sibuk membuka lembar demi lembar dokumen yang ia baca.

"Siang ini hanya pertemuan dengan Tuan Robert, lalu jadwal makan siang bersama Tuan John..... "

"Cancel jadwal makan siang. Aku ada janji lain untuk siang ini"

"Baik"

Seorang wanita turun dari Taxi dengan membawa kotak berisi makan siang. Dengan langkah anggun Jesslyn masuk kedalam area perusahaan Duncan. Rasa percaya dirinya yang begitu tinggi, ia menghampiri resepsionis, lalu bertanya.

"Apa Gerald ada di ruangannya?"

"Apa anda sudah membuat janji sebelumnya?"

"Tidak, tapi apakah dia ada di ruangannya?"

"Tuan Gerald ada di ruangannya. Tapi anda tidak bisa pergi menemuinya jika belum membuat janji sebelumnya"

Jesslyn berdecak kesal, ia memandang kedua wanita yang ada di depannya dengan sengit.
"Kau tidak tau siapa aku!?" Mendengar suara Jesslyn yang meninggi, membuat beberapa perhatian orang teralihkan ke arah meja resepsionis.

"Tidak. Memangnya kau siapa?"

"Aku....... " Jesslyn tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Tidak mungkin dia mengatakan kalau dia hanya mantan istri Gerald. Siapa yang akan percaya?

Gerald Duncan (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang