23'Ketan

142 25 9
                                    

Seminggu berlalu semenjak Lia dan jepitan dari Renjun. Hari ini seperti biasa, Renjun mengunjungi Lia untuk berangkat sekolah bersama, yang tentunya menggunakan sepeda.

Ah iya, mulai hari senin minggu lalu Renjun memang sudah sering mengajaknya berangkat dan pulang sekolah bersama menggunakan sepeda.

"ASSALAMUALAIKUM LIAAA!!" pekiknya heboh seraya menurunkan standar sepedanya.

Terlihat lelaki melangkah keluar dan membuka pagar rumah tersebut "Waalaikumsalam," balasnya sekaligus membuka kaitan kunci pagar tersebut.

"Pagi bang!" sapanya kepada Jaehyun, Jaehyun pun tersenyum membalasnya.

Jaehyun yang mendengarnya hanya terkekeh "Gak usah sok formal haha, masuk aja dulu, Lia masih siap-siap, dia kesiangan."

Renjun yang dibukakan pintu pun hanya membuntuti Jaehyun yang melangkah terlebih dulu ke dalam.




"Permisi," ucapnya seraya melepaskan sepatunya untuk masuk ke dalam.

Jaehyun mempersilahkannya untuk duduk "Duduk dulu aja, udah sarapan belum?" tanyanya seraya mengoleskan selai ke atas sehelai roti tawar.

Renjun mengangguk "Udah kok bang tadi, gak usah repot-repot," ucapnya sungkan.

Jaehyun tergelitik "Orang ini roti buat gue, geer lo," ucapnya yang lalu melahap roti selai kacang tersebut, sedangkan Renjun hanya tersenyum kikuk, MALU BRO!

"Haha! bercanda! nih roti selai kacang kalau mau," ucapnya yang lalu meletakkan piring berisi empat roti berselai kacang di atas meja ruang tamu.

Renjun hanya menolaknya, sungkan dia mah.

"BANGJEPPP!!" tiba-tiba terdengar suara teriakan Lia yang menusuk indra pendengaran keduanya.

Lia melangkah turun di tangga sekaligus mengecek isi tasnya, ia benar-benar lupa untuk menyiapkan buku-buku tadi malam, ini semua karena Renjun yang mengajaknya berbincang dalam sambungan telepon sampai jam setengah dua belas. Ia jadi telat tidur dan lupa membereskan barang-barang untuk sekolahnya.

Jaehyun lalu menghampirinya "Sarapan dulu li."

Lia hanya menggeleng "Aduh gak sempet bang, gue makan di sekolah aja," Lia lalu mencium punggung tangan sang kakak, sekaligus mengecup pipi kanannya.

Sudah biasa, jika tidak, Jaehyun akan misuh-misuh sendiri.

"Dih gak bisa gitu lah! bentar gue ambil kotak makan dulu, nanti di makan pas udah sampe kelas," ucapnya yang lalu beranjak ke dapur untuk mengambil kotak makan.

Lia hanya berdecak "Duh lama bang!" ucapnya yang lalu hendak berjalan menuju pintu depan, namun langkahnya terhenti saat melihat Renjun.

"Loh? ngapain lo?" tanyanya, padahal biasanya juga Renjun mengunjunginya.

Renjun hanya menatapnya kagum seraya menghampirinya "Wahh."

Lia menatapnya bingung, lalu saat melihat hal yang menarik perhatian Renjun, ia hanya merotasikan bola matanya malas "Jepit rambut lagi?" tanyanya malas.

Renjun mengangguk "Iya, lo cantik banget pake jepit rambut itu," ucapnya yang masih menganga melihat paras manis Lia yang mengenakan jepit rambut tersebut.

Lia menatapnya malas "Mentang-mentang lo yang ngasih gitu ya, gue jadi keliatan cantik? lagian gak bosen apa seminggu muji gue mulu," ucapnya yang lalu mengenakan sepatu kanvasnya.

Renjun menggeleng "Ngapain bosen? kan mujinya dari hati, lagian juga lo cantiknya kan setiap hari, jadi ya gue mujinya juga setiap hari dong," ucapnya jahil, hampir saja jantung Lia meledak.

ICY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang