27'PENSI

129 19 2
                                    

Pensi. Sudah pasti menjadi salah satu acara kebanggan suatu sekolah dan acara favorit para murid untuk menghibur diri selepas ujian.

Bazar penuh makanan, penampilan penyanyi atau band ternama, bahkan pembawa acara yang menyenangkan, semuanya pasti tak akan terlewat untuk dinikmati para penonton.

Hari ini, seperti yang ditanyakan Jaehyun beberapa waktu lalu, bahwa sekolah Lia akan mengadakan pensi sebelum acara pengambilan rapot dimulai.

Lia yang tadinya enggan untuk menghadiri acara ini pun jadi terpaksa datang oleh Renjun yang terus-terusan membujuknya ikut.

Lia yang berpikir bahwa ini bukanlah hal yang buruk pun akhirnya menyetujui permintaan Renjun, jadi disinilah keduanya sekarang.

"Jun ke depan yuk, kayaknya udah mau mulai deh," ajak Lia yang tengah sibuk menyantap sosis bakar.

Renjun mengangguk, ia lantas menggenggam lengan Lia dan menariknya menuju sekumpulan orang yang sudah berkumpul di depan panggung.

"Untung belum rame banget, jadi bisa ambil tempat yang agak di depan," gumam Renjun.

Lia hanya mengangguk lalu kembali sibuk dengan sosis bakar nya.




"LIA!"

Mendengar seruan namanya, Lia pun menolehkan kepalanya ke belakang, "Yeji! kok baru dateng?" tanyanya sesaat setelah melihat sang sahabat yang berada di belakangnya.

"Jeno ketiduran," ucapnya yang lalu menatap lelaki jangkung di sebelahnya, "biasalah," lanjutnya.

Jeno yang merasa bersalah lalu mengangkat kedua jarinya, "hehe peace!" ucapnya yang dibalas kekehan oleh Yeji.

"Haha, gak papa, oh iya by the way, lo dateng sendiri Li? gak sama Renjun?"

Mendengar pertanyaan Yeji, Lia pun hanya bisa menatapnya bingung, bukannya Renjun ada di sebelahnya? mengapa Yeji menanyakan tentang dia?

"Hah? ini gue sama Renj–ehh? Renjun kemana?" pekiknya saat melihat Renjun yang tadinya berdiri di sisinya kini hilang entah kemana.

"Loh? sama Renjun tah? gue gak liat dari tadi deh," sahut jeno.

Lia mengangguk, "tadi dia di sebelah gue, tapi kok sekarang ilang ya?" ujarnya yang lalu mengedarkan pandangannya untuk menyapu wilayah acara.

"Coba ditelepon Li, takutnya diculik," usul Yeji.

"Iya kali beb diculik! yang bener aja kamu mah!" seru Jeno, "itu mah dia palingan lagi ke kamar mandi, gak usah khawatir Li, entar juga balik," lanjutnya menenangkan Lia.

"Serius? gue coba telepon dulu deh ya?" tanyanya yang dianggukki oleh Yeji dan Jeno.

Lia lantas mencari ponselnya di dalam tas, mencari kontak Renjun dan lalu menekan ikon telepon disana.

Tut...tut...tut...maaf nomor yang anda tuju tidak menjaw–tuk!

"Gak diangkat," ujar Lia dengan tampang sedih.

Yeji dan Jeno lantas saling melempar pandangan.

"Gimana ini? aku kasian liatnya Jen," bisik Yeji.

"Ssst! gak boleh sampe gagal beb," balas Jeno.

Yeji menghela nafasnya, "huft, mungkin masih di kamar mandi Li, udah yuk fokus nonton aja, bentar lagi Rizky Fibean tampil loh," bujuknya yang lalu memeluk bahu Lia untuk menenangkannya.





ICY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang