"Aku mau berenang pakai bikini ah. Boleh?"
"Boleh aja, aku tidak masalah."
(Name) sempat mendelik curiga, namun dia langsung memakai bikini kuning itu dan melapisinya dengan baju tipis.
"Oke. Ayo ke pantai!!"
***
"Wahh pasirnya putih. Okinawa memang indah!!" seru (Name) berlarian ke bibir pantai sambil membawa kacamata renangnya.
Akaashi yang melihatnya tersenyum, pria itu membuka semua kancing kemejanya sembari menghampiri (Name) yang sudah melepas pakaiannya.
"Keiji sini!"
"Jangan terlalu ke tengah," ucap Akaashi.
"Lautnya tenang, Sayang. Lepas bajumu, kita berenang bareng!" tukas (Name) menghampiri Akashi.
"Iya aku lepas. Taruh di mana ya?" tanya Akaashi kebingungan.
"Taro di sini aja, taruh sendalmu di atasnya biar bajunya gak terbang."
"Baiklah."
Akhirnya Akaashi shirtless, (Name) menggandeng tangan pria itu, membawanya ke air. Keduanya nampak bercengkrama, sesekali tertawa dan tak kadang mencipratkan air satu sama lain.
"Kau berani ke tengah?" tanya (Name).
"Enggak ah."
"Kenapa? Ayo bareng sama aku."
"Kau mau?"
(Name) mengangguk.
"Sebentar aja ya, jangan jauh-jauh."
Mereka berenang agak ketengah, mungkin hingga kedalaman tiga meter. Akaashi nampak terkejut, ternyata (Name) dapat menyelam dengan baik.
***
"Aku gak tau kalau kau jago menyelam," ucap Akaashi menggandeng tangan (Name) sambil menyusuri pantai.
"Kau tidak bertanya," jawab (Name) seadanya.
"Padahal empat tahun kita pacaran, kukira kau hanya jago dalam hal seni."
"Padahal empat tahun kita pacaran, kukira kau hanya jago menggambar."
"Berhenti mengikutiku," ucap Akaashi mencubit pipi (Name).
(Name) terkekeh, "Besok kita jalan ke mana nih?"
"Ke Ryuku Mura yuk?"
"Ohh desa tradisional jepang itu ya?"
"Iya, sepertinya seru menikmati jepang jaman dulu."
"Ide bagus tuh, boleh. Sepertinya bisa mendapat inspirasi dari sana."
"Oke! Nanti aku persiapkan."
Akaashi mengecup dahi (Name). Wanita itu mengayunkan tangan mereka yang bertaut. Tiba-tiba (Name) terkesiap dan berhenti.
"K-keiji, a-ada yang ... i-itu," kata (Name) yang masih shock.
Akaashi melihat ke arah yang di maksud dan nampak terkejut juga. Di balik karang besar itu, terdapat pasangan yang sedang making out.
"Ya ampun, seperti tidak ada tempat lain aja!" tukas Akaashi heran.
"Mereka berani banget berhubungan di situ. Yuk ah pergi," ujar (Name) yang nampak tak nyaman.
"Iya, Sayang."
Dengan cepat (Name) menjauhi area tersebut. Akhirnya mereka mampir ke salah satu kedai yang menjual cumi bakar.
"Udah jangan dipikirin."
"Iya, aku masih shock aja sih."
"Udah yuk makan aja, Sayang."
(Name) mengangguk dan mereka duduk di bangku kedai tersebut.
"Enak gak?"
Terdengar suara (Name) yang mendeskripsikan kata enak. Akaashi terkekeh melihat (Name) yang langsung melupakan kejadian tadi.
Memang makanan adalah kelemahannya, batin Akaashi.
"Itu sausnya ke mana-mana," ucap Akaashi memerhatikan (Name) yang lahap.
"Biarin, nanti aja dibersihin."
"Nanti aku yang bersihin."
"Boleh."
Akaashi tertawa dan menyantap cumi bakarnya.
***
"Mau cium," pinta Akaashi.
(Name) yang tadinya fokus ke handphone, mengalihkan wajahnya ke arah Akaashi sembari memejamkan matanya.
Kawaiii, batin Akaashi menjerit.
Tangan pria itu meraih dagu (Name) dengan lembut.
Cupp
Bukan hanya kecupan yang Akaashi berikan, namun juga lumatan kecil. Keduanya memejamkan matanya, terbawa suasana dengan angin yang berembus sejuk.
Ciuman lembut Akaashi di pinggir pantai ditemani sunset yang indah, menjadikan ini momen yang akan selalu dikenang oleh (Name).
Akaashi semakin mendekap tubuh (Name), membawa wanita itu ke pelukannya. Tangan (Name) juga memeluk tubuh Akaashi.
Tak lama Akaashi menyudahi ciuman mereka.
"I love you," ucap mereka bersamaan.
Membuat keduanya tertawa.
***
See you next chapter!
#skrind🦊
KAMU SEDANG MEMBACA
Become His Wife? | Akaashi Keiji X Reader
Fanfiction(Full name) kini sudah memiliki marga baru? Ini bukan mimpi, kan? -Akaashi Keiji x Reader- Complete : 25 September 2021