"Keiji-kun, sudah selesai belum mandinya? Mengapa kau lama sekali sih!" tukas (Name) mengetuk pintu kamar mandi beberapa kali.
Tak lama Akaashi keluar dengan handuk yang melingkar di pinggangnya. Dia langsung berjalan keluar.
"Kau gak apa-apa kan? Kau gak terjatuh di dalam kan?" tanya (Name) mengikuti pria itu.
"Enggak, Sayang. Hey, pakai celana panjang."
"Ih kenapa?"
"Pakai celana Panjang, itu terlalu pendek, kan kita mau naik wahana."
"Tch! Baiklah."
Setelahnya (Name) kembali melanjutkan make upnya. Selang dua puluh menit, keduanya telah siap pergi kencan berdua. Keduanya berencana untuk pergi ke taman bermain di Tokyo. (Name) menyadari kalua hari ini Akaashi tidak memakai kacamatanya seperti biasa, tumben sekali, pasti dia memakai lensa kotak.
Sesampainya di taman bermain, mereka langsung mencoba beberapa permainan. Sesekali mereka beristirahat sejenak sembari membeli camilan manis. (Name) memandang Akaashi dari samping saat pria itu memakan waffle di tangannya. (Name) menyipitkan matanya tatkala melihat sesuatu.
"Keiji-kun. Kau pakai softlens warna biru ya?"
Akaashi menoleh. "Hmm?"
(Name) meraih wajah Akaashi dan mendekatkan wajahnya, memastikan.
"Oh hijau. Kau pakai softlens warna hijau?"
Akaashi mengangguk.
"Kenapa? Biasanya kau menggunakan yang transparan."
Akaashi berdekhem, "Aku hanya bosan memakai yang tidak ada warnanya."
Akaashi kembali menggigit waffle di tangannya.
"Kapan kau belinya? Kenapa gak mengajaku?"
"Ini temanku yang jual, aku membeli dari dia."
(Name) menghela napas panjang. Akaashi langsung menoleh.
"Kenapa? Kau tidak suka?"
"Aku suka, warnanya cocok dengan matamu yang berwarna hijau gelap."
"Kau lebih suka hijau gelap atau terang?"
"Kenapa bertanya seperti itu?"
"Yahh, bukan apa-apa."
(Name) menyipitkan matanya.
"Keduanya indah."
"Pilih salah satu."
"Hmmm. Hijau terang."
Akaashi langsung cemberut, (Name) menyadari suatu hal.
"Ahhh, ternyata kau cemburu ya dengan aku yang menyukai mata Khiel? Benarkan?" tukas (Name) menyenggol lengan Akaashi.
Pria itu membuang pandangannya. (Name) bergelayut di tangan Akaashi, mencolek-colek perut pria itu beberapa kali.
"Hey, Sayang. Asal kau tau aja. Matamu adalah favoritku."
Seketika Akaashi menatapnya.
"Benarkah?"
(Name) mengangguk cepat, "Matamu itu ada sihirnya."
Akaashi menarik senyuman hangat.
"Aww, silau sekaliiii," tukas (Name) bercanda membuat Akaashi tertawa.
Akaashi meraih wajah (Name) dan mengecup bibir ranum itu dan tersenyum.
***
"Jangan dipaksakan. Kita pulang aja, sepertinya kau masih mual setelah menaiki wahana tadi," ucap Akaashi khawatir melihat (Name) yang pucat.
"Sudah kubilang kalau habis makan itu jangan langsung naik wahana ekstrem. Keras kepala sekali," omel Akaashi.
(Name) berdecak malas, "Iya, bawel."
"Biarin."
"Dasar bawel!"
"Kau yang keras kepala."
Akaashi memijat tengkuk (Name), walau tatapan mereka saling menajam satu sama lain. Lalu, (Name) bersandar pada Akaashi.
"Mau minum yang hangat-hangat?" tawarnya.
(Name) mengangguk sambil menunduk.
"Habis ini kita beli minum dulu ya, mau?"
(Name) mengangguk pelan. Pria itu tersenyum kecil sembari menunduk memandang (Name) yang bersandar padanya dan mengecup puncak kepala istrinya.
***
See you next chapter!
#skrind🦊
KAMU SEDANG MEMBACA
Become His Wife? | Akaashi Keiji X Reader
Fiksi Penggemar(Full name) kini sudah memiliki marga baru? Ini bukan mimpi, kan? -Akaashi Keiji x Reader- Complete : 25 September 2021