(5) PDKT

2.3K 256 19
                                    

"Akaashi-san, kau ngapain di sini?" tanya (Name) yang baru selesai praktikum.

"Mau?" tawar Akaashi menyodorkan sekaleng jus dingin.

"Tidak," jawab (Name) sambil tersenyum.

Akaashi tersenyum kecil sambil menyimpannya kembali.

"Oke. Oh ya, kau ada waktu sekarang?"

"Praktikumku sudah selesai sih, untuk hari ini."

"Pergi sama aku yuk."

"Ke mana?"

"Ke cafe, mau gak?"

"Hmm, aku ada tugas lain yang ingin kukerjakan sehabis ini."

Akaashi nampak kecewa.

"Ah seperti itu."

"Makanya chat aku dulu sebelum ngajak main."

"Iya, maaf ya. Yaudah, pulang bareng yuk. Aku anterin sampai halte bus."

"Sini aku bantu bawa barang-barangmu."

Akaashi mengambil dua tote bag dari tangan (Name) yang berisi alat-alat seni sehabis praktikum.

"Eh gak usah," tukas (Name) berusaha mengambilnya, namun Akaashi sudah berjalan duluan.

Langkah pendek (Name) berusaha menyamai langkah Akaashi. Laki-laki dengan 187 cm itu sangatlah menjulang tinggi dibandingkan dengan (Name) yang hanya 163 cm.

"Kau setiap kuliah selalu naik bus?" tanya Akaashi.

"Iya."

"Ohh, begitu. Memangnya kos mu cukup jauh?"

"Lumayan, kadang aku pakai sepeda sih, cuman mager aja karena lagi praktikum banyak bawaannya."

"Ahhh i see."

"Kalau kau?" tanya (Name).

"Aku juga ngekos, biasanya naik bus juga."

(Name) mengangguk, dia melirik Akaashi yang menunduk menatap jalanan. Tidak banyak yang berubah dari pria ini, hanya penampilannya saja yang semakin dewasa. Dan juga Akaashi semakin tampan.

Tiba-tiba Akaashi menoleh, tatapan mereka bertemu. Dengan cepat (Name) mengalihkan pandangannya.

"Kenapa? Ada yang aneh dariku?" tanya Akaashi menatap (Name).

(Name) menggeleng cepat, "Bukan apa-apa."

Sial, batin (Name).

"Ini baru hari ke tiga lho. Kau sudah jatuh cinta lagi padaku?"

Perkataan Akaashi membuat jantung (Name) berdegup kencang. Hanya dengan kata 'lagi' membuat (Name) memikirkan masa SMA dulu.

"Belum," ucap (Name) senormal mungkin.

Akaashi mengulas senyum, "Berarti ada kemungkinan untukmu jatuh cinta lagi padaku kan?"

(Name) memukul lengan Akaashi membuat pria itu tertawa.

"Saat ini ada pria yang kusuka tau! Coba saja mengalahkannya."

Akaashi masih tertawa, "Kutebak, pasti dia tidak menyukaimu balik?"

Deg

(Name) menghela napas.

"Ya begitu deh. Tapi tetap saja, aku menyukainya."

"Bodoh."

"Iya tau, aku memang bodoh."

"Sekarang sudah jelas ada yang menyukaimu, tapi kau masih saja mengejar pria itu."

"Siapa?" tanya (Name) pura-pura tidak tahu.

Akaashi berdecak sebal, "Siapa lagi kalau bukan pria disampingmu ini!"

(Name) tertawa, membuat Akaashi berdecak lagi.

"Coba saja kalau kau bisa membuatku jatuh cinta lagi padamu dalam sebulan," tukas (Name) menatap Akaashi.

Akaashi menoleh menyunggingkan smirk.

"Kurasa kurang dari sebulan, kau sudah jatuh cinta padaku."

"Pede sekali kau!"

"Kita liat aja tanggal mainnya. Hahaha."

"Cih!"

***

(Name) menaruh tote bag nya di atas kasur, dirinya langsung rebahan di atas kasur miliknya.

"Sial," umpatnya ketika dia lagi-lagi terbayang wajah Akaashi.

Kemudian dia bangkit dan membereskan barang-barangnya.

"Ini kan minuman tadi. Pasti Akaashi sengaja memasukkannya."

Dia pun mengambil handphonenya dan mengirim teks pada Akaashi, hanya untuk berterima kasih.

***

See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? | Akaashi Keiji X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang