Hanna

17 4 2
                                    

"Hei hei, sampai kapan kalian mau seperti ini?" kata Tobias. Ia berkali-kali tampak menghindari serangan Liv dan Xiulan.

"SAMPAI KAU MAU MEMBERIKAN PERINGKAT 1-MU!" jawab kedua anak itu.

Saat ini, Tobias adalah peringkat 1 diantara 10 murid terkuat. Karna itu, Xiulan ingin merebutnya.

"Hentikan, aku tidak mau menyakiti perempuan." ujar Tobias. Namun, kedua gadis itu tak mau mendengar.

"BERIKAN ...."—Xiulan

"PERINGKAT 1-MU!!"—Liv

Xiulan dan Liv menyatukan kekuatan mereka hingga membentuk sebuah monster.

"AH, BERHENTI!" teriak Tobias. Ia mengeluarkan sihir dari tangannya dan seketika, monster itu lenyap.

"Aku mengalah. Tapi, tidak mungkin juara 1-nya ada 2 kan? Ayo—"

"Apa? Kau mau menyuruhku untuk melawannya? Boleh saja!" potong Xiulan.

"Tidak usah sok, aku yang akan menang!"

"HOI, AKU BELUM SELESAI BICARA! KALIAN HARUS MENENTUKAN JUARA 1-NYA DENGAN CARA SUIT! MENGERTI?!"

"O - oh ... OKE AYO, AKU YAKIN AKU YANG AKAN MENANG!" ujar Liv.

"CIH, AYO SINI!"

"GUNTING BATU KER ... TAS!"

Ketiga anak tersebut terdiam saat melihat hasilnya. Xiulan mengeluarkan batu, dan Liv mengeluarkan gunting.

"YES, AKU YANG MENANG! HAHAHA!" tawa Xiulan terdengar sangat puas.

"IH, TIDAK ADILLL!!" teriak Liv.

"Oi sudah sudah, kau kan masih bisa di peringkat 2. Sama saja kan?" hibur Tobias.

"Wah iya juga. HAHA, AKU TIDAK LEBIH LEMAH KOK!"

"Sekarang, ayo pergi. Bisa-bisa guru akan marah kalau melihat kita memakai battle room sembarangan."

"Ayo ayo."

Di kantin sekolah....

"Kegiatan sukarelawan? Apa tuh?"

"Biasanya di sekolah ini, akan diadakan kegiatan sukarelawan. Mereka yang meminta bantuan ke sekolah ini akan dibantu oleh kami dan yang lainnya nanti. Seperti misalnya, ada seorang anak yang merasa terganggu setiap dia pulang sekolah saat malam. Lalu dia meminta bantuan sekolah ini, dan salah satu dari kami akan diunjuk untuk menemani anak itu dalam beberapa hari." jelas Shabiel panjang lebar.

Anak-anak kelas 10 hanya ber-"oh" ria.

"Aku yakin kalian akan diunjuk."

"Sudah pasti. Apalagi kalian sudah menjadi Top 10 murid terkuat. Aku penasaran siapa yang akan dipilih kali ini." sahut Liv.

"Ah benar juga! Ayo dong kelas 10, kita rayakan kemenangan kalian dengan terpilihnya menjadi Top 10!" celetuk Luke.

"Benar benar! Dulu, kami juga merayakannya ber-4." tambah Tobias.

"Mau rayakan di rumahku tidak?" tawar Sahara.

"WAHHH BOLEHHH! Tapi, apa tidak apa-apa?"

"Tentu. Aku sering menceritakan kalian pada orangtuaku, mereka pun bilang untuk mengundang kalian semua ke rumah kapan-kapan." kata Sahara dengan senyum lebar.

"Aaaaahhh kami terharu! Baiklah, kita berkumpul di rumah Sahara. Eh tapi kapan?" ucap Shabiel.

"Be—"

"Tidak tidak, tidak bisa besok. Mulai hari ini, kalian akan ditugaskan jadi sukarelawan." potong Tobias saat Sahara ingin bicara.

"Eh begitu kah? Kalau begitu, habis kegiatan sukarelawan selesai saja." ujar Sahara.

R.U.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang