"Sorry", he said

26 4 0
                                    

"Oi oi, Kania kan?" panggil Matteo pada gadis berambut kecoklatan.

"Ya, aku Kania. Mohon bantuannya untuk beberapa hari ke depan." kata Kania.

"Yosh, salam kenal. Aku Matteo. Kenapa kau minta tolong pada sekolah kami?"

"Rumahku terlalu jauh dari tempat les-ku. Beberapa hari ini, aku merasa seperti dikuntit. Aku takut."

"Sini, pegang tanganku." pinta laki-laki berambut merah itu.

"Eh? Kenapa?"

"Pegang saja, tidak perlu takut. Aku ini cowok baik-baik."

Kania ragu-ragu memegang tangan Matteo, dan tiba-tiba....

WUSH!

Kania melongo. Ia sudah sampai di rumahnya!

"O - oh? R - rumahku?"

"Hahahaha! Maaf maaf, aku memakai kekuatanku. Daripada kita jalan, mending seperti ini kan?" kata Matteo.

"Terima kasih banyak! Apa kau mau minum dulu?"

"Tidak, terima kasih. Aku harus pulang duluan, dah! Sampai bertemu besok~"

Sementara itu, Revibelle masih mencari orang yang akan ia bantu. Sudah 10 menit ia disana, namun tidak ada seorang pun yang muncul.

"Apa aku ditipu ya?" gumam Revibelle.

Saat ia pasrah dan ingin pulang, Revibelle melihat sebuah kakek-kakek yang membawa setumpuk kayu besar di punggungnya.

"Permisi, sini biar saya bantu!"

"Terima kasih Nak ... kebetulan punggung saya juga sangat sakit." ujar Kakek itu.

Revibelle menghempaskan tangannya, mengangkat kayu-kayu yang kakek itu bawa.

"Ayo kek, biar saya antar pulang."

"Apa kau murid dari sekolah R.U?" tanya si Kakek.

"Benar Kek. Kakek yang meminta bantuan ya?"

"Ya, saya. Dulu, saya pernah punya cucu seumuran denganmu. Ia juga bersekolah disana, namun sayang, ia harus meninggal saat sedang melawan musuh." ujar Kakek itu sembari tersenyum.

Revibelle diam, tidak tahu harus menjawab apa. Kakek itu bercerita banyak hal padanya, dan Revibelle hanya mendengarnya saja.

Setelah sampai, Kakek itu berterima kasih pada Revibelle. Ia mengocek saku jaket-nya yang sudah lusub sembari memberi 2 permen pada Revibelle.

"Ini untuk makan di jalan. Selanjutnya, saya mohon bantuannya ya." kata Kakek itu.

"Terima kasih, Kek. Istirahatlah yang nyenyak, saya pergi dulu!" pamit Revibelle.

Gadis itu menatap permen yang Kakek tersebut berikan. Tanpa ia sadari, setitik air mata membasahi pipinya.

'Maafkan aku ... Tuhan.'

——————————

"Haha, kena kau!"

"Ahhh, Kakak curang!"

Nayyie tertawa terbahak-bahak. Saat ini, ia sedang menemani seorang anak kecil. Ben namanya. Anak laki-laki itu sering ditinggal Ibu-nya pergi bekerja. Ibu-nya adalah single parent, dan tidak pernah mempunyai waktu untuk Ben.

Karna Nayyie adalah anak yang asyik dan supel, ia cepat akrab dengan Ben yang mempunyai sifat yang mirip dengannya.

"Uh ... aku lapar." lirih Ben.

R.U.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang