Omnipoten

14 3 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiulan menatap layar handphone-nya sambil tersenyum tipis, melihat kelucuan teman-temannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xiulan menatap layar handphone-nya sambil tersenyum tipis, melihat kelucuan teman-temannya itu.

Di kepala serta hidungnya, cairan merah segar berbau anyir terus mengalir tanpa henti. Ia meletakkan benda berbentuk persegi panjang itu dan meraih kotak P3K di dalam laci kamarnya.

FLASHBACK ON

DAK! DUAK!

Pria berambut acak tersebut terus menyerang gadis yang bernotabene sebagai anaknya itu. Namun, ia tak menganggap gadis itu adalah anaknya.

Pembunuh.

Begitu ia menganggapnya.

"Kembalikan ...."

"Xiera-ku."

BUK!

Kepala Xiulan diantukkan ke lantai dengan keras, hingga membuat hidung dan kepalanya terluka.

"Pa, bukan aku—"

DUK!

"Jangan panggil aku Papa, aku bukan Ayah-mu. Aku bukan pembunuh sepertimu."

Xiulan menghembuskan nafasnya. Ternyata, Taoran memang membencinya sampai ke akarnya, sama halnya dengan Xia He.

Saat Chichi dan Choco datang untuk menolong Xiulan, ia menggelengkan kepalanya. Mengisyaratkan untuk tidak ikut campur.

R.U.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang