(Don't!) Fall in Love

24 3 1
                                    

Sunyi, tenang, damai.

Itulah keadaan di rumah Sahara sekarang.

Kesebelas anak itu tertidur nyenyak setelah puas makan dan bermain seharian. Tadinya, hanya Xiulan yang tertidur karna ia terlalu mengantuk. Lalu, yang lain ikutan menyusul.

Kini, ruang TV tersebut dipenuhi oleh mereka.

"Kami pulang." ujar seorang wanita cantik dengan suara yang lembut, yang tak lain tak bukan adalah Ibu Sahara, Arami.

"Sahara?" panggil Morgan, Ayah Sahara.

"Kemana anak itu? Katanya dia bawa teman." ucap Arami. 

"Di ruang TV, anak-anak itu mungkin tertidur." jawab Morgan. Keduanya segera naik ke ruang TV, dan benar saja dugaan Morgan.

Mereka tersenyum melihat putri-nya bersahabat baik dengan Xiulan dkk.

"Manis sekali ya melihat anak-anak tertidur begini." bisik Arami.

"Benar, Sahara sangat beruntung. Mereka juga teman-teman pertama Sahara yang ia undang ke rumah." timpal Morgan.

Morgan menunjuk kecil kepada Matteo yang spontan terbangun dan langsung menyelimuti Aluina dengan jaketnya.

Keduanya bertatapan seolah-olah tahu apa yang terjadi.

"Sudah sudah, biarkan mereka beristirahat."

"Ya. Aku ingin sekalian menyiapkan makan malam untuk mereka."






"Oh anak-anak, sudah bangun?" sapa Arami. Di ruang makan, Morgan dan dirinya sudah menunggu mereka sedari tadi.

"Ayo sini makan dulu. Kalian pasti lapar habis bermain seharian." ajak Morgan sambil menepuk-nepuk kursi di sampingnya.

"Ayo makan dulu, kalian semua!" kata Sahara girang.

Semuanya pun mengambil tempat masing-masing.

"Paman sering mendengar tentang kalian dari Sahara. Sahara bilang, kalian adalah teman terbaiknya." sambung Morgan.

"Sahara juga sudah bilang hal itu pada kami. Dan kami juga senang karna bisa berteman dengan Sahara." jawab Shabiel.

"UWAH MASAKAN BIBI ENAK SEKALI!" jerit Matteo.

"Benarkah? Makan yang banyak ya kalau begitu! Jangan malu-malu, Bibi akan sangat senang jika kalian makan banyak." kata Arami sambil tersenyum manis.

"Oh iya Ara, apa tadi kau melihat seorang anak yang menyelimuti perempuan?" celetuk Morgan.

"Hm? Tidak aku tidak melihatnya, memangnya siapa?" goda Arami.

"Itu—"

"TIDAK, JANGAN!!!" potong Matteo cepat.

"Eh? Ada apa? Kami sedang membicarakan film yang tadi kami tonton." ucap Morgan.

Matteo terdiam, ia membeku di tempat. Ia sadar ia telah terjebak godaan Arami dan Morgan.

Aluina yang menyadari hal itu hanya tertawa kecil sambil tersipu malu.

"Terima kasih banyak, Matteo. Kebetulan, aku juga agak kedinginan tadi." kata Aluina.

Wajah Matteo memerah layaknya kepiting rebus. Ia tak tahu harus menjawab apa.

"HEI, DASAR LAKI-LAKI BAU KENCUR! HADAPI AKU DULU KALAU MAU DAPAT ADIKKU!" sangkal Revibelle.

"Sadar diri, kau juga masih bau kencur." sahut Nayyie.

Semua yang ada disana tertawa terbahak-bahak.

R.U.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang