-khitbah dan kesabaran Anisa-

56K 4.5K 49
                                    

Jangan lupa vote dan komen

Happy reading.

Senyuman manis terukir di bibir gadis cantik yang sedang duduk di kamarnya. Ia memandang jari tengahnya dengan penuh bahagia, di sana melingkar sebuah cincin yang sangat cantik.

 Ia memandang jari tengahnya dengan penuh bahagia, di sana melingkar sebuah cincin yang sangat cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di ikat oleh seseorang yang kita cintai, tentu sebuah kebahagiaan baginya, namun juga ia sedih karena harus berpisah beberapa tahun ke depan dengannya. Tapi ia akan setia menunggu dia kembali.

Flashback on

"Jadi, gimana nak?" tanya abah furqan lembut.

Anisa mengambil nafas dalam-dalam, lalu menghembuskan nafasnya dengan perlahan. "Bismillah... Anisa menerimanya."

"Alhamdulillah," ucap mereka bersorak senang.

Gus Aziz tersenyum bahagia bercampur haru. Ia mengusap wajahnya, dan mengusap pojok matanya yang berair.
"Alhamdulillah ya Allah," ucapnya pelan.

"Mana cincinnya bang?" tanya abah Furqan menatap gus Aziz.

"Ada kek." gus Aziz merogoh saku kokonya, dan menyerahkan kotak kecil berwarna merah pada kakeknya, "Ini kek."

Abah Furqan menerimanya. "Karena gak mungkin kakek yang memasangkannya, jadi di wakilkan oleh umi Talia, menantu kakek, dan ibu dari abang Aziz sendiri. Silahkan nak," ucap abah Furqan menatap umi Talia.

Umi Talia mengangguk, lalu mendekat. Dengan sopan, umi Talia menerima kotak merah kecil yang di serahkan oleh abah Furqan. Umi Talia tersenyum saat matanya dengan mata Anisa bertemu. Umi Talia mengambil tangan kiri Anisa, dan memasangkan cincin bermata putih pada jari telunjuk Anisa. Cincin itu murni di beli dengan uang hasil Aziz ceramah. Ia dan suaminya, tidak mengeluarkan uang sepeser pun.

Setelah itu, umi Talia kembali ke tempat duduknya.

"Kakek akan memberikan sedikit wejangan untuk kalian berdua, tolong dengarkan dengan baik ya?"

"Iya kek" jawab gus Aziz dan Anisa bebarengan.

"Besok, abang Aziz berangkat ke london untuk melanjutkan kuliah yang sempat tertunda, otimatis akan ada jarak yang memisahkan kalian,"

"Walaupun kalian berjauhan, jangan lupa untuk saling mendo'akan satu sama lain. Cinta itu do'a, dan do'a adalah ungkapan cinta. Kedua insan yang saling mencintai, pasti akan selalu mendo'akan satu sama lain,"

Dikhitbah Anak Kyai ||Telah Terbit||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang