Jangan lupa vote dan komen
Happy reading
Pagi-pagi Anisa sudah bangun untuk mencari sarapan. Karena mereka akan pulang nanti sore, dan di sini ada dapur namun tak ada bahan untuk memasak, jadi Anisa memutuskan untuk mencari makanan untuk sarapan pagi ini.
Anisa memakai baju gamis creamnya, dan dengan kerudung senada, berjalan keluar gedung.
"Eh, pake baju siapa ini?"
Anisa memberhentikan langkahnya saat telinganya mendengar suara bundanya.
"Punya umi, di pinjemin," jawab Anisa sedikit ketus. Ia masih kesal pada bundanya.Bunda Rina tertawa, berjalan mendekati putrainya, "Tadi malam, pake apa?"
"Pake baju gus Aziz!. Lagian maksud bunda apa sih, kasih aku baju kayak gitu, udah pendek, nerawang, bolong-bolong lagi." gerutu Anisa.
Plak!
Bunda Rina menepuk bahu Anisa kencang.
"Apa maksudnya apa maksudnya, ada maksudnya tau, yaitu biar suami kamu seneng. Nyenengin suami kan dapet pahala Cha....""Malu bun, itu baju gak layak digunakan banget, gak nutup apa-apa, telanjang aja sekalian. Percuma pakai baju juga kalau gak nutupis apa-apa mah," ujar Anisa ngegas.
Bunda Rina tertawa keras. "Eh, btw mau kemana kamu?" tanyanya.
"Mau beli sarapan," jawab Anisa seadanya. Ia tak kaget sama sekali mendengar gaya bicara bundanya yang seperti anak muda. Memang bundanya udah tua, tapi wajahnya terlihat muda. Jadi dia masih pantas memakai bahasa seperti itu. Dan juga, teman-teman bundanya sama seperti itu, kalau berbicara selalu bercampur dengan bahasa inggris, dan juga gaul sekali walaupun sudah tua.
"No, udah bunda beliin bubur, ada di belakang. Gak papa kan sarapannya bubur?"
"Gak papa bun, makasih udah beliin." ucap Anisa tersenyum tulus. Ya, kali ini senyumannya memang tulus. Entah kemana kekesalan yang membara tadi.
"Sama-sama, mau bunda ambilin?" tawar bunda Rina yang langsung mendapatkan gelengan tegas dari Anisa.
"No, biar Icha ambil sendiri."Keduanya berjalan ke dapur. Tak lupa Anisa bertegur sapa dengan keluarga yang lain, yang sedang melaksanakan sarapan pagi di sana. Setelah beberapa menit mengobrol dengan yang lain, Anisa memutuskan untuk membawa sarapan untuk suaminya yang masih berada di dalam kamar. Saat Anisa keluar kamar, suaminya masih duduk berdzikir di atas sajdah.
Anisa mendudukan tubuhnya pelan-pelan di samping Aziz yang masih setia memejamkan matanya, bibirnya bergerak, dan tangan kananya bergerak menghitung butiran tasbih.
"Gus, sarapan dulu yuk," ajak Anisa dengan suara pelan. Karena takut mengganggu kekhusyu'an suaminya.Aziz langsung membuka matanya, dan mengusapkan kedua telapak tangannya pada wajahnya. Lalu, Aziz meraih tengkuk Anisa, dan memberikan kecupan hangat di kening Anisa.
Cup
"Kamu udah sarapan?" tanya Aziz menatap lembut istrinya.
Anisa tersenyum manis pada suaminya, "Belum, nungguin gus selesai dulu, sekarang udah selesai?"
"Udah sayang, mau sarapan sekarang cantik?" tanya Aziz mengusap kepala Anisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dikhitbah Anak Kyai ||Telah Terbit||
Genç KurguYang mau pesan novel di khitbah anak kyai, bisa hubungin langsung ke ig. Deva.ni4, nanti saya akan kirim link shopeenya. Jika mau pesan lewat saya pun bisa. TELAH TERBIT DI FIRAZ MEDIA PUBLISHER! (Sebagian part telah di hapus) blurb : Setelah menye...