IGD

1.6K 152 18
                                    

Jeongwoo tergeletak di dasar jurang dengan pakaian yang sudah bernoda tanah.

"ini ada orang,tolong tolong tolong...!"
teriak seorang dari atas sana.

"ada apa ada apa,tunggu disana" beberapa tim pencari berlarian mendatangi sumber suara itu.

"itu pa ada orang di bawah sana" jawabnya panik.

"baik baik kamu mundur dulu yaa" jawab tim pencari menenangi remaja itu.

"Jeongwoo,Jeongwoo ini papa maaf papa ga jaga kamu dengan baik" histeris Hanbin berdiri disebelah remaja itu.

"om tenang ya om pasti dia gapapa ko om,tenang yaa" remaja itu menggenggam tangan paman itu ditemani suara menenagkan.

𝘩𝘪𝘬𝘴 𝘩𝘪𝘬𝘴..
Bagaimana bisa tenang seorang ayah melihat anaknya seperti tidak berdaya di dasar sana.Untung saja masih ada remaja ini yang membuat pencarian Jeongwoo lebih cepat dan bisa sedikit menenagkan Hanbin.

"aneh kenapa ya tangan anak ini terasa sangat nyaman seperti Jeongwoo" ujar Hanbin dalam hatinya,dengan tangan remaja itu yang tidak berenti menenagkan dia.

Akhirnya Jeongwoo berhasil dibawa ke atas dan segera dilarikan ke rumah sakit ,anak remaja itu tidak tega melihat Hanbin yang masih histeris menyesal dia pun ikut bersama ke ruamah sakit menemani paman itu.

"Tuhan tolong selamatkan anak bungsuku Tuhan" sepanjang jalan Hanbin tidak berhenti berdoa untuk keselamatan sang anak,ia tidak mau kehilangan anaknya lagi.

Remaja itu terus menemani Hanbin di depan IGD
"om tenang ya om ,dia pasti bisa dia pasti selamat" entah mengapa remaja itu turut merasa sakit seperti yang dirasakan Hanbin melihat anaknya dan makin merasa sakit melihat Hanbin menangis.

Jennie dan Haruto sampai di rumah sakit itu.

"mama males banget sebenernya nyusul gini" ujar sinis Jennie yang baru keluar dari mobil.

"ya tapi" saut Haruto turun di kiri mobil keluar dari tempat penumpang.

"ya iyya si kalo kita ga dateng nanti papa kamu tau kalo emng ini yang kita rencanain ck" saut Jennie sambil memasuki rumah sakit bersama Haruto.

Jujur aja Haruto sebenarnya tidak berniat untuk meninggalkan Jeongwoo sampai berujung di rumah sakit tetapi dia juga ga mungkin ngecewain mamanya,dia ga suka ngeliat mamanya sedih dan terus menerus berantem sama papanya.

Dari malam pertama Jeongwoo hilang ia tidak bisa tidur ,tidak tenang dan berniat balik nyusul Jeongwoo ke hutan terlarang tetapi dia juga selalu terbayang bayang mama dan papanya yang berantem setiap hari,ia pun mengurungkan niatnya lagi.

Haruto selalu merasa seperti itu setelah bertindak jahat ke adik satu satunya itu,karna sebenarnya ia tidak benar benar benci ke Jeongwoo,tetapi dia tidak pernah berhasil melawan tidakan jahat yang ia buat.

Haruto mengikuti langkah jenjang Jennie dari belakang dengan rasa bersalah dan sangat khawatir berbanding terbalik dengan Jennie yang berjalan dengan santai.

Usaha Haruto percuma menolak bau itu ,bau alkohol khas rumah sakit pun langsung memasuki indra penciumannya ,keringat dingin terus mengalir di dahinya, jari jari tangannya sangat dingin masa masa kelam itu terus menghantuinnya jika ia menginjakan kakinya tempat ini.

Untuk menghindarinya saat ia sakit dari kecil ia tidak pernah mau ke rumah sakit sekalipun itu menjenguk ia tidak mau, usahanya selama ini akhirnya percuma dia pun harus memasuki rumah sakit ditambah dengan rasa bersalah.

bro? whyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang