Tenda dengan mobil camp di ujung kebun cukup untuk ketiganya mengistirahatkan diri dari penatnya pelarian. Jadi buronan nyatanya semenyiksa ini.Jay menautkan selimut tipis ke tubuh Jake yang menggigil, mengajak anak sultan ke hutan begini sebenarnya membuat Jay merasa sangat bersalah. Sedangkan Sunghoon menatap keduanya dengan wajah datar, sambil membalikkan ikan bakar yang baru diambil Jay dari rumah kakaknya.
"Hoon, ganti baju, gak dingin apa?"
Sunghoon menggeleng, ia memang menggunakan celana jeans pendek selutut dengan kaos tipis hitam dan jaket denim sepinggang. Namun melihat bagaimana kulit putih itu mulai meringkuk bulunya, cukup buat Jay peka, Sunghoon sebenarnya kedinginan tapi gengsi.
"Dingin mah dingin aja gak usah gengsi"
Jay melempar selimut tebal ke arah pria putih itu, selimut yang sebenarnya ia bawa untuknya, tapi Sunghoon lebih membutuhkan.
"Jay aku mau ke wc"
"Mau diantar?" Jake menggeleng, dia sudah besar juga masa apa apa minta jay nganter.
"Ya udah hati-hati, teriak kalo ada apa apa" angguk jake patuh sebagai jawaban.
"Dia udah gede kali, mana cowok lagi, lebay amat" ucapnya sinis.
"Iya jay tenang aja"
Jake tersenyum lalu berjalan ke arah rumah Kei, karena tidak ada sumber air di sekitar sini.
Sedangkan Jay masih kesal dengan cara Sunghoon berbicara dengan Jake, terkesan membencinya, padahal jake tidak tau apa apa, justru anak itu menolongnya.
Sunghoon semakin menyebalkan saja.
"Bisa gak biasa aja kalo sama Jake?"
"Kenapa lo suka dia?"
Jay bungkam, dia bukan gay, dia tau itu, tapi caranya memperlakukan Jake dengan baik, tentu jay juga paham kalau ia memiliki perasaan lebih untuk anak itu.
"Gak bisa jawab? Bener dong"
"Gua bukan Gay"
Sunghoon menyeringai, menggoda pria blonde ini pasti akan menyenangkan.
"Yakin?"
Sunghoon buka jaket denimnya, perlahan dan mulai menyentuh tubuhnya dari dalam kaos. Jay? Dia sendiri tidak paham akan apa yang Sunghoon lakukan, apakah pria jutek ini sedang merayunya?
"Jay, lo suka Jake kan?"
"Gua anggap dia kaya adek sendiri" Elaknya.
Senyum miring, Sunghoon beranjak dari duduknya dan dengan berani duduk di paha Jay dengan wajah cukup menggoda, Sunghoon ini adalah penghuni Red Door , atau bisa di sebut benda paling mahal di Cocktail Bar, Bottom yang sekali menggoda semua dominan bertekuk lutut.
Dan keduanya saling beradu pandang, sesama penakluk, pasti seru jika saling menggoda.
"Kalo gue? Lo suka?" Bisikkan pelan di telinganya. Kalau begini memang siapa yang bisa kuat. Apalagi Jay yang notabene tiap minggu tidur dengan pelanggan seksi. Hasratnya tertahan sejak menjadi buronan, dan sekarang disuguhkan tubuh mulus Sunghoon dengan wajah yang sangat memikat birahinya.
Gila, peluh menetes dari pelipis jay, suhu tubuhnya memanas. Hanya karena Sunghoon bermain dengan miliknya dibawah sana. Meremas pelan namun dengan wajah yang merangsang Jay ikut masuk ke dalam permainannya.
"Lo bakal nyesel hoon"
"Gak akan"
Jay tangkup pipi Sunghoon, halus sekali. Perlahan mendekatkan bibirnya dan meraih bibir yang biasanya selalu mengeluarkan umpatan kasar padanya. Dan malam ini akan berbagi kehangatan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS JASUKE [ENHYPEN]
ChickLitJay seorang gigolo yang terkenal karena kehebatannya di ranjang membuatnya terlibat masalah dan membahayakan nyawanya karena menjadi simpanan istri mafia. Menjadi buronan mafia kelas atas membuatnya bertemu dengan teman sma nya, Jake. Dan membantu...