11

1.6K 195 87
                                    

Suara ombak menghiasi pendengaran, Sunghoon dan pantai adalah hal yang sulit di pisahkan. Rambutnya mulai memanjang, mata terhalang helai rambut yang kini tergerai karena hembusan angin. Dalam pelarian sama seperti dulu, bedanya bukan dengan orang yang sama.

Duduk di bebatuan menekuk kaki dan menatap ke depan, Heeseung mengarahkan pandangannya pada seseorang yang indah dengan nama Park Sunghoon itu, sayangnya hatinya bukan miliknya lagi.

"Jangan diluar malem-malem, nanti mabok laut"

"Gpp, biasa juga mabok di bar"

"Dasar" Heeseung tertawa dengan air kelapa di tangannya, dan Sunghoon menerimanya dengan senyuman lebar.

Keduanya larut dalam fikiran masing-masing, Heeseung berfikir ia dan Sunghoon sudah lama bersama , hampir dua minggu ini, apakah perasaan Sunghoon padanya bisa kembali seperti dulu?

"Hoon"

"Hmm?"

"Masih mikirin mereka?"

Mereka, ya Sunghoon tau maksud Heeseung siapa.

"Masih, dan kayaknya gak bisa lupa"

"Mau nyusul mereka?" Gelengan Sunghoon buat Heeseung sedikit bingung.

"Kalo emang jodoh nanti juga ketemu, kenapa harus dicari"

"Lagian mereka juga gak nyari aku"

Benar, hampir dua minggu ini tidak ada yang menghubunginya atau apapun, Sunghoon Jay dan Jake sepakat saling memberikan akun sosmed mereka, takut tiba-tiba berpisah dan Lihat, bahkan sekedar tanya dimana, apa kabar saja mereka tidak melakukannya.

"Kalo larut dalam gengsi kamu gak bakal bisa dapat jawaban, kenapa gak kamu aja yang mulai?"


















Sunghoon berakhir kembali ke Seoul sendirian, agak sedih harus meninggalkan Heeseung, tapi ia juga tidak mungkin hanya diam dan tidak melakukan apapun.

Bergaya layaknya turis, Sunghoon menggunakan jas dan juga baju hangat dengan kacamata hitam dan kopernya. Tidak terlihat seperti buronan sama sekali. Dirinya masuk ke dalam sebuah warnet dan mulai mengecek nama akun Jake. Terlalu malu untuk menghubungi Jay duluan.

Namun sebuah berita cukup membuatnya tercengang.

"CEO JACOB SHIM TURUN JABATAN, JAKE SHIM ANAK TUNGGALNYA GANTIKAN  SANG AYAH"

Tangan Sunghoon mendadak tremor, seluruh fokusnya hanya untuk satu orang, apakah mereka berhasil di tangkap dan Jay dibunuh? Bayangan kebersamaan mereka serasa hangus terbakar tak bersisa. Sunghoon yakin beberapa hari lalu ia akan ke Seoul namun gengsinya mengalahkan itu semua, dan kini hanya penyesalan saja.

"Kak udah mainnya? Aku mau main game" tangan kecil menarik bajunya pelan, lelehan air mata turun seraya wajahnya menoleh ke arah sumber suara.

"Kakak kenapa nangis?"

Sunghoon melepaskan tangan itu dan beranjak pergi, bayaran ia taruh di depan monitor dengan kaki yang melangkah jauh, dan ya ia kembali merasa sebuah penyesalan lagi, dan lagi.

Duduk di kafe dengan asap dari kopi panas, hujan deras mewakili air mata Sunghoon yang ia tahan sekuat tenaga.

Hampa sekali, ia benar-benar hancur untuk sesaat, menatap jalanan dan teringat dimana mereka bertiga berlari dengan saling mengganggam. Layaknya Wisata Masa Lalu.

Ponselnya berdering, ada nama Heeseung disana. Namun sungguh yang Sunghoon butuhkan sekarang adalah suara jahil Jay yang masih hidup dan Jake yang polos dengan wajah menyebalkannya.

DANGEROUS JASUKE [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang