16

1.5K 174 56
                                    

Tinggal di switzerland sudah 1 bulan lebih, dan sifat jake berubah total menjadi pecicilan macam sunghoon, keseringan mengobrol sambil jadi partner bisnis , dan ya kegiatan mereka tetap seperti dulu, rebutan suami.

Jake menari-nari di ruang tamu, sunghoon sedikit ngeri mengingat rumah mereka belum pernah ada pengajian atau apapun semenjak mereka tinggal, takut ada yang nempelin jake, karena aneh banget, anak polos pendiam jadi makin pecicilan.

"Sunghoon"  Teriak Jake

Teriakkan dari jake membuat sunghoon menoleh, dan yang pertama kali ia lihat adalah garis dua yang membuatnya kaget.

"Maksud lo?"

"Aku hamil" katanya girang menampilkan gigi rapinya.

"Bohong"

"Nih kalo gak percaya, udah coba ke dokter dan bener, udah tiga minggu" jake menepuk perutnya bangga.

Diam-diam sunghoon kesal walau dengan senyuman tipis. Tidak mungkinkan ia menunjukkan rasa irinya pada jake?.

"Congrats deh" Sunghoon kembali merapikan apronnya dan fokus pada masakan yang ia tinggal beberapa menit.

"Bilang ke jay kapan ya, hari ini apa besok?"

"Terserah"

Jake duduk di kursi meja makan dan menatap sunghoon meledek, karena mereka berdua pernah saling taruhan yang duluan hamil itu jadi istri pertama, artinya yang prioritas. Dan ya sunghoon kalah, jadi Jake sedang menikmati selebrasi kemenangannya.

"Hoon, buatin roti panggang dong, baby yang mau" wajah yang dipenuhi kegelapan itu menatap jake yang berbinar lucu, sunghoon akui jake itu menggemaskan tapi ya dengan sifat menyebalkan itu semuanya menguap begitu saja.

"Bikin sendiri, masa gitu aja gak bisa"

"Kan kamu jago masak, aku baru belajar, nanti gak enak gimana?"

"Resiko, yang mau lo juga, kok gue yang ribet" Sunghoon menaruh sebuah piring berisi salad buah di meja makan depan jake dengan agak kasar.

"Makan itu aja, kalo mau reques beli sono di resto"

Hentakkan kaki menuju tangga, malam ini jadwal sunghoon yang tidur bersama jay, itulah kenapa tadi ia kesal saat jake mengatakan akan memberitahu jay hari ini, bisa bisa jadwalnya berubah jadi besok.

Pintu kamar itu ia banting keras, duduk di pinggir ranjang masih dengan pakaian kokinya, ia merasa kesal sekaligus marah, padahal yang duluan dan sering having sex sama jay kan dia, kok jake duluan yang hamil.

"Makin kesingkir gue kalo gini" Sunghoon mengganti bajunya segera. Ya kalau memang belum hamil artinya perjuangannya kurang, kenapa gak malem ini aja berjuang lagi, terus keluar yang banyak, pasti hamil udah. Fikirnya yakin.




Sore itu mereka duduk di meja makan, sunghoon berdandan fresh dan jay merasa dengan penampilan seperti itu sunghoon jadi semakin cantik. Sedangkan jake rasanya jadi lebih bulat dan menggemaskan, punya istri dua rasanya nikmat dunia.

"Jay nanti ke kota yuk, ada pameran katanya"

Jay hampir saja menjawab namun sunghoon dengan cepat menyela.

"Maaf tapi malem ini jay punya gue, lo besok aja, sesuai jadwal, no reques"

Kata-kata telak itu di barengi dengan dentuman keras pisau dan piring yang kini beradu memotong steak. Jay mengangguk sebagai jawaban, ia kan harus adil, jadi semau apapun jake akan dirinya disaat itu bukan jadwal yang di tetapkan, maka ia harus mengikuti rules awal.

"Hoon?" Sunghoon tak menjawab dan tetap fokus pada pemandangan malam di luar jendela.

"Kamu kenapa?"

DANGEROUS JASUKE [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang