18

1.3K 162 37
                                    

Vote dulu dungs(˘⌣˘ )


"Akhh..."

Eraman keras Jay lantunkan kala peluru itu ditarik keluar oleh dokter yang kini terus menghentikan pendarahan di kakinya.

Sunghoon sendiri masih di luar ruangan, menatap Jay dengan mata yang memerah karena sungguh ia merasa bersalah. Ia memang ingin menyingkirkan Jake tapi bukan untuk menyakiti Jay sama sekali.

Penjahitan terjadi sekitar 2 jam beserta pemulihan luka, Jay masih duduk dengan kaki kanan yang di perban dan pipi yang memar akibat perkelahian sepihak yang di lakukan Shim padanya. Dokter beserta perawat keluar, sunghoon masuk dengan pelan dan memandang keadaan Jay yang sangat mengenaskan itu. Pucat pasi dengan wajah yang entah masih ada kehidupan atau tidak.

"Jay.."

Lirihnya membuat Jay menoleh dan tersenyum tipis, sampai rasanya Sunghoon seperti seseorang yang paling buruk di dunia ini.

"Apa aku bisa pulang sekarang?"

"Tunggu sampai sore, dokter bilang  kamu perlu mengistirahatkan otot kakimu, yang sempat menegang karena kamu berlari pasca ditembak"

Jay hanya mengangguk dan menyandarkan punggungnya pada head ranjang rumah sakit.

"Kamu sudah makan?" Sunghoon menggeleng

Mana mungkin ia makan saat Jay menjalani operasi pengangkatan peluru.

"Makan dulu, aku baik-baik saja"

"Tapi.."

"Sunghoon, pedulikan dirimu sendiri, aku bahkan sudah pulih"

Sunghoon mengangguk dan segera keluar dari ruangan itu, mengepal tangannya erat menahan untuk tidak menangis. Sedangkan Heeseung yang ada di luar hanya menatap sunghoon iba dengan botol air mineral dan sandwich di tangannya.

"Apa dia sudah selesai?"

"Hmm, baru saja selesai"

"Kenapa tidak mendampingi suamimu di dalam?"

"Dia mau aku makan" sunghoon duduk di kursi tunggu lalu mengusap pipinya yang basah, sialan air matanya susah di tahan.

"Makanlah, aku baru dari kantin rumah sakit"

"Tidak lapar"

"Setidaknya turuti kemauan suamimu, jangan pandang siapa yang memberikannya"

Heeseung mengatakannya dengan menaruh botol dan roti di tangan sunghoon, lalu beranjak dari sana seraya mengelus surai sunghoon lembut.

"Jangan sakit, kau punya pasien abadi di dalam" sunghoon mendengus dan memukul perut Heeseung kesal.

"Sialan"

"Ah aku rindu ini, sunghoon yang hobi mengumpat"

"Pergi sana!"

Heeseung merapikan topinya dan berjalan mundur, masih melambai dengan senyuman yang terpatri di wajahnya. Sunghoon kadang bingung Heeseung jadi semakin gencar menunjukkan pedulinya, padahal ia tahu Sunghoon mencintai laki-laki lain. Dengan begini justru membuat Sunghoon terbebani dan merasa sangat jahat memanfaatkannya.

"Si bodoh yang terlalu baik itu, bisakah dia pergi saja jangan peduli?"

"Siapa yang bodoh?"

"Jay?!" Kaget sunghoon mendapati Jay ada di belakangnya dengan tongkat kaki.

"Ah bukan apa apa, hanya perawat yang banyak omong"

"Oh, ayo pulang"

"Hei jangan dulu, kamu harus istirahat"

DANGEROUS JASUKE [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang