Maaf yah baru bisa up soalnya beberapa hari ini kondisi gue kurang baik.^.^.
💖Happy reading💖
****Ryszard berjalan dengan lunglai memasuki apartemennya, saat ini ia sangat mabuk berat dikarenakan kejadian tadi dirumahnya.
Ia melangkahkan kakinya ke kamar milik Cia, namun saat ia membuka pintunya gadis itu tidak ada.
"Kok gak ada ." heran Ryszard.
Ia memutuskan untuk menelusuri semua sisi apartemennya mencari gadis itu dengan kaki yang tersoek, bahkan ia juga mencari Cia dalam kamarnya namun hasilnya nihil. Cia tetap tidak ada.
"Gak mungkin kan kalo tuh bocah keluar padahal udah jam 12 malam."
Ia mengeluarkan hpnya dari saku celananya untuk menghubungi Cia namun yang ia dapatkan hanyalah suara operator yang ia dengar.
Maaf nomor yang anda tujuh sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi.
"Shit! Cia lo kemana sih!" umpatnya, tersirat nada ke khwatiran dari nada bicaranya. Ia terus menghubungi Cia kembali namun jawabannya tetap sama hanya suara operator yang ia dapatkan.
Ryszard memijit pelipisnya ketika merasa pusing, ia memutuskan untuk duduk di sofa ruang tamunya dan segera menelfon Nial berniat untuk menghubungi ketiga sahabat Cia. Siapa tau Cia nginap di situ, pikirnya.
"Halo?" ucap Nial di seberang sana.
"Hm, gue boleh minta tolong gak?" ucap Ryszard.
"iya boleh, minta tolong apa?" tanya Nial.
"Lo coba telfon ketiga teman Cia coba tanya kalo Cia ada gak disana atau enggak."
"Lah emang Cia gak ada bos di apart lo?"
"Nanti aja gue jawabnya, sekarang cepat telfon dulu!"
"Iya bos gue matiin dulu yah."
"Hmm." ucap Ryszard dan setelahnya Nial memutuskan telfon itu.
Baru saja Ryszard ingin menyimpan ponselnya di meja namun ada telfon masuk dari nomor yang tak dikenal.
Ia mengerutkan keningnya ketika mendapatkan telfon itu namun ia memutuskan untuk mengabaikannya dan segera kembali menyimpan ponselnya ke meja.
"Paling orang gajelas." gumamnya, ia tak sembarang menerima telfon seseorang apalagi nomor yang tak ia kenal. Nomornya sangat privat bahkan kontak yang tersave di ponselnya hanya ada ketiga sahabatnya itu dan nomor pak Mumut dan bi Rahmi serta nomor ayahnya.
Ryszard menyandarkan kepalanya di sofa matanya ia pejamkan sambil menunggu kabar dari Nial.
Ponselnya kembali berdering pertanda ada telfon masuk, ia membuka matanya dan meraih ponselnya, namun lagi-lagi Ryszard kembali mengerutkan keningnya ketika yang menelfon bukan Nial melainkan nomor yang tadi.
Ia memutuskan untuk mengangkat telfon itu karna cukup penasaran, namun baru saja telfon itu ia tempelkan ke telinganya ia sudah mendengar teriakan bercampur tangisan seorang gadis yang ia kenal suaranya.
"Hikss...hikss tolong lepasin." isak gadis itu.
Ryszard menggeram marah, ia mengepalkan tangannya cukup kuat bahkan ponsel yang ia genggam ia remas dengan kuat ketika ia kembali mendengar suara berat milik seorang cowok yang sangat ia kenali.
"Kalo lo mau kesayangan lo ini bebas, datang sekarang juga ke gudang dekat markas gue." ucap cowok itu dan segera memutuskan sambungan telfon itu tanpa mendengar jawaban Ryszard.
KAMU SEDANG MEMBACA
RYSZARD (ON GOING)
Teen Fiction17+ [Mengandung kata-kata kasar dan keuwuwuan yang bisa bikin kalian meloyot.] [Harap follow sebelum membaca!] [Hanya orang gila yang nyalin cerita org lain!!] ---------------- Cia fikir untuk masuk di kehidupan Ryszard itu hal yang mudah baginya, n...