23. Tawaran

241 40 15
                                    

Hai ada yang kangen gue gak?
Hehehe maaf yah baru sempat up lagi
Alasannya masih tetap sama kok di part
Sebelumnya kenapa baru up.

Kalian pernah gak sih ngerasa kalian
Itu butuh waktu buat sendiri, buat
Nenengin fikiran kalian tanpa mau mikirin
Sesuatu yang penting atau tidaknya
Kalo pernah gue lagi ada di posisi itu sekarang
Makanya juga akhir-akhir malas banget buat
Nulis, eh kok malah curhat sih? Gapapa yah
Sekali-kali gitu😥😂.

Jangan lupa vote and coment yah, kalian gak
Tau seberapa pentingnya vote kalian buat
Para penulis lain termasuk gue. Itu
Penting banget buat ningkatin semangat
Kita buat nulis kelanjutan part selanjutnya.

*HAPPY READING*

****

"Shh..pelan-pelan kak." suara rintihan kecil keluar dari mulut Cia yang sedang di obati oleh Ryszard.

"Ini juga udah pelan-pelan Cia." sahut Ryszard.

Cia menjauhkan mukanya dari tangan Ryszard yang sedang memegang kapas. "Udah yah kak, perih banget soalnya." rengeknya.

Ryszard membuang nafas beratnya. "Oke! Sekarang lo tidur." ucapnya sambil membuang bekas kapas yang ada di tangannya ke tempat sampah.

"Tapi temenin Cia tidur yah kak." pinta Cia dengan puppy eyesnya.

"Gak." tolak Ryszard.

"Kalo kak Ryszard gak temenin Cia tidur nanti si muka jelek itu datang lagi gimana kak?" tanya Cia.

"Gak akan." jawab Ryszard galak.

"Ohh ayolahh kak temenin Cia tidur, kali ini aja pliss." rengek Cia seperti anak kecil. Nampaknya ia tetap berusaha membujuk Ryszard untuk tidur bersamanya.

"ENGGAK!." tekan Ryszard. "Lo itu cewek Cia lo gak boleh minta sama cowok untuk tidur sama lo!" lanjutnya menasehati Cia.

Eksperis Cia menjadi sendu mendengar ucapan Ryszard. "Yaudah kalo kak Ryszard gak mau." lirihnya dan segera membaringkan badannya membelakangi cowok itu lalu menarik selimut menutupi sampai atas dadanya.

Melihat ekspresi wajah Cia membuat Ryszard membuang nafas beratnya, ia berjalan pelan ke arah Cia lalu membaringkan tubuhnya di dekat gadis itu yang membuat Cia tersentak ketika merasakan kasurnya bergerak, namun ia tetap pada posisinya.

"Sekali-kali Cia mau sok jual mahal." batinnya.

Ryszard mendengus pelan ketika tak melihat pergerakan Cia. "Masa iyah gue udah tidur disini tapi gayanya gini? Gak banget." batinnya.

Kedua remaja itu masih diam padahal baik Cia maupun Ryszard hanya menutup matanya pura-pura tertidur. Sampai pada akhirnya suara berat Ryszard terdengar tepat ditelinga Cia.

"Cia." panggilnya berbisik.

Merasa tak ada jawaban dari gadis itu, Ryszard semakin merapatkan tubuhnya ke Cia yang mampu membuat jantung gadis itu jedug jedug cedarr.

"Gue tau kalo lo belum tidur." bisik Ryszard lagi tepat di telinga Cia.

Cia merinding merasakan nafas berat cowok itu menyapu lehernya karna bisikannya. Namun ia tetap tak ingin menyahut panggilan dari cowok itu.

Baiklah sepertinya Ryszard akan mengancam Cia terlebih dahulu agar gadis itu mau bangun dari tidur pura-puranya.

"kalo lo gak mau balik badan sampai dalam hitungan ketiga gue bakalan balik ke kamar gue." ancam Ryszard.

RYSZARD (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang